Mon. Sep 16th, 2024

Plt Sekjen Kementan Minta Petani Optimalkan Lahan Tadah Hujan Lewat Pompanisasi

matthewgenovesesongstudies.com, Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kebumen Prihasto Setyanto mengatakan, penanaman nasional cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

“Paling tidak harus ditanami minimal setiap bulan, minimal ditanam sekitar 1 juta hektar per bulan secara nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan tiga sampai empat bulan kemudian,” ujarnya saat meninjau lokasi pompa di Desa Buayan, Buayan, Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (5 Februari 2024).

Prihasto juga mengatakan hal ini sangat penting karena jika tidak dilakukan maka akan berdampak besar terhadap impor.

“Kalau pangan kekurangan tentu harus impor. Kita tidak mau semuanya impor lagi dan tidak ada impor, kita dorong pertanian. Maksimalkan, manfaatkan sumber air ini,” ujarnya. . .

Seperti diketahui, Kecamatan Buayan merupakan salah satu dari lima kabupaten yang dilalui aliran Sungai Jatinegara. Empat kecamatan lainnya adalah Kecamatan Sempor, Gombong, Kuwarasan, dan Puring.

Melihat potensi baik yang dimiliki Sungai Jatinegara, Prihasto mengimbau masyarakat mempercepat pemanfaatan sumber air tersebut untuk mengoptimalkan pemompaan sawah yang kaya akan hujan.

“Didorong sedikit saja, di sini jaraknya hanya 5-6 meter, air sudah dapat, daripada dibuang ke laut, kenapa kita tidak menanam tanaman saja ya? Untuk pangan cukup, terutama beras,” tuturnya. Dia berkata.

Prihasto juga meninjau pemasangan pompa hidran hasil kerja sama TNI, Pemkab Banyumas dan Kementerian Pertanian di Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. Pompa tersebut mampu mendistribusikan air ke 900 hektare sawah.

Oleh karena itu, diharapkan terjadi peningkatan indeks penanaman (IP) yang semula satu menjadi dua, kini menjadi dua menjadi tiga, kata Prihasto.

Tak hanya itu, ia juga mengunjungi Desa Bunton, Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Di sana, menurut Prihast, terdapat berbagai sumber air untuk sawah tadah hujan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

“Air permukaannya ada yang dangkal, ada air sungai, ada air hujan. Yang dipilih petani kebanyakan air hujan, tapi kadang ada air hujan, kadang tidak ada. Jadi pilihannya hanya air permukaan dan aliran sungai,” ujarnya. Sangat sering.

Ia juga mengingatkan, dalam penggunaan mata air dangkal harus memperhatikan kondisi hidrologi.

 

(*)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *