Fri. Sep 27th, 2024

Polisi Akan Periksa 2 Korban Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Rektor Universitas Pancasila

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Polisi akan mengusut korban dugaan pelecehan yang dilakukan mantan Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno. DF dan RZ akan diperiksa sebagai saksi. Sementara tuntutan itu muncul setelah tahapan laporan berpindah dari masa penyidikan ke masa penyidikan.

Kuasa Hukum Korban Bullying, Amanda Manthovani membenarkan, dua kliennya telah dipanggil untuk hadir sebagai saksi pada Rabu, 19 Juni 2024. Amanda mengatakan kliennya akan memenuhi somasi tersebut.

“Pada hari Rabu tanggal 19 Juni 2024, korban RZ dan DF akan hadir di Polda Metro Jaya pada pukul 10.00 WIB untuk diperiksa sebagai saksi,” kata Amanda saat dihubungi, Selasa (18/06/2024).

Amanda mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk ujian besok. Amanda mengatakan kliennya akan memberikan keterangan apa adanya, berdasarkan fakta yang terjadi.

“Tidak ada persiapan,” katanya.

Amanda mengatakan sejauh ini belum ada bukti tambahan yang diajukan ke penyidik. “Besok kita lihat apakah keterangan saya bisa dijadikan bukti tambahan oleh penyidik,” ujarnya.

Sebelumnya, Amanda mengatakan, sebagai advokat korban, ia juga pernah dilecehkan oleh tergugat. Namun Amanda belum bersedia melapor ke polisi karena menunggu proses hukum kedua kliennya.

“Kalau dua orang itu tidak ditanggapi polisi, berarti bisa membuat laporan ketiga,” ujarnya.

Pak Amanda menjelaskan, pelecehan itu terjadi ketika mantan perdana menteri mengundangnya ke pertemuan untuk melakukan mediasi. Saat itu, ia dihubungi oleh Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Pansila.

“Dia mendapat perintah dari Perdana Menteri saat itu, Perdana Menteri meminta Mari kita bertemu dan berbicara, saya berkata ‘Saya ingin pertemuan dan Anda ingin itu apa yang harus dilakukan’. Masyarakat tidak berbuat apa-apa, mereka mau menengahi,” kata Amanda.

Singkat cerita, pertemuan digelar di kawasan Pondok Indah pada pukul 14.00 WIB. Ia didampingi rekannya Yansen Ohoirat. Saat itu berjumlah 6 orang beserta rektor, seluruh staf universitas.

Amin mengungkapkan, 6 orang tersebut antara lain: Pak Chan Samon Chanyalat, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Kabag Utama, Kabag SDM, Sekretaris Partai Akar Rumput, dan Sekretaris Akar Rumput. Amanda juga bertanya-tanya.

“Kita ketemu tanggal 1 Februari (lupa). Kita ketemu jam 2 siang. Meski bukan soal kantor, tapi soal Rektor yang di-bully. Ada apa di sini,” kata Amanda.

Amanda menceritakan saat terjadinya dugaan penganiayaan tersebut. Bermula dari pertanyaan mantan rektor Universitas Pancasila.

“Berapa umur Amanda?” Tanya Edie Toet Hendratno.

“51 tahun,” jawab Amanda.

“Seksi, seksi banget,” jawab Edie Toet Hendratno sambil menunjuk Amanda di depannya.

Kata Perdana Menteri Amanda, kembali melecehkannya secara verbal.

“Dia masih sibuk,” kata Edie Toet Hendratno menirukan Amanda.

Pak Amanda mengatakan kejadian itu memiliki banyak saksi.

“Dia bahkan berani menganiaya saya di depan stafnya, di mana dia mengajak saya untuk menengahi, tapi malah menganiaya saya dan berbicara di depan staf saya,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *