Thu. Sep 19th, 2024

Polisi Gerebek Pabrik Ekstasi Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama di Sunter Jakut

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Reserse Kriminal Polri juga menggerebek pabrik pembuatan ekstasi rumahan di sebuah rumah mewah di kawasan perumahan Taman Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Faktanya kami juga menemukan pabrik narkoba di Sunter, Jakarta Utara, kata Direktur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi, Jumat (5/4/2024).

Mukti mengungkapkan, pabrik tersebut sebenarnya milik pengedar narkoba Fredy Pratama yang merupakan buronan utama kepolisian Indonesia.

“Anda mengelolanya langsung melalui aplikasi BBM dari Bangkok, Thailand,” kata Mukti.

Sementara itu, Mukti menjelaskan, dalam penyerangan kali ini total ada enam tersangka dengan barang bukti ribuan butir ekstasi beserta klinik rahasia yang memproduksi ekstasi.

“Ruang privat ini lengkap, ada mesin cetak ekstasi, bahan baku siap cetak, bahan tepung dan alat penunjang lainnya untuk membuat ekstasi. Kalau bahan bakunya dicetak, bisa mencapai 300.000 permohonan,” ujarnya.

Namun, Mukti mengatakan hasil aksi demonstrasi ini akan dijelaskan selengkapnya dalam jumpa pers langsung di TKP, Sabtu, 6 April.

127,2 kilogram, ketamin seberat 24,8 kilogram, dan obat keras 4.875.406 kilogram.

Sebelumnya, penggeledahan pengedar narkoba jaringan Fredy Pratama juga dilakukan Bareskrim Polri. Setelah mengetahui upaya Fredy membangun kembali jaringan distribusi narkobanya.

Direktur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menjelaskan, hal itu diambil dari peran perempuan berinisial L yang juga berada di ibu kota sebagai sosok pengendali peredaran narkoba di Indonesia.

Jaringan baru itu dibuat oleh Fredy Pratama dan dikendalikan langsung oleh Fredy Pratama, dikendalikan atas nama L, seorang perempuan, kata Mukti dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/3).

Meski sudah mengenal L, Mukti masih berusaha memburu semua kelompok yang terkait dengan Fredy Pratama. Dengan pinjaman L, yang memiliki peran manajemen, untuk mengaktifkan jaringan baru.

Pasalnya, jumlah penangkapan di jaringan Fredy bertambah empat, berdasarkan pengungkapan kasus Polda Jateng. Sehingga kini total tersangka yang ditangkap jaringan Fredy sebanyak 58 orang.

“Kami sedang mencari intelektual baru, perempuan, yang peran utamanya adalah mengelola jaringan baru ini dan merekrut orang-orang baru dan juga beberapa mantan narapidana,” kata Mukti.

 

Sementara terkait lokasi Fredy Pratama, lanjut Jenderal Bintang Satu, lokasinya diduga tersembunyi di dalam hutan di Thailand.

“(Transisi) Tidak. Saya yakin Anda masih di Thailand, tapi di hutan,” ujarnya.

Sedangkan penayangannya mulai 21 September 2023 hingga 13 Maret 2024 atau selama delapan bulan. Ia telah berhasil menangkap ribuan tersangka dan ribuan jenis narkoba.

Sebanyak 21.676 orang ditangkap dan 17.710 tersangka ditangkap dalam proses penyidikan. Dan 3.966 tersangka lainnya sedang dalam proses rehabilitasi.

Kemudian, barang bukti yang didapat berupa sabu seberat 2,8 ton, ekstasi 1.030.509 butir, ganja seberat 1,6 ton, kokain seberat 8,64 kilogram, tembakau gorila seberat 127,2 kilogram, ketamin seberat 24,8 kilogram, dan obat keras 4,8 kilogram.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *