Wed. Sep 25th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Seorang pengemudi Tesla Model 3 di Carolina Selatan baru-baru ini terhindar dari kecelakaan serius setelah mobilnya dihentikan secara otomatis oleh sistem Autopilot.

Kejadian ini bermula saat polisi mendapat laporan adanya pengemudi yang tampak tertidur saat berkendara di US Highway 70.

Mendapat laporan tersebut, petugas dari Wilson’s Mills PD langsung merespon dengan mencoba membangunkan pengemudi menggunakan sirene dan lampu darurat.

Namun upaya ini tidak berhasil dan Tesla Model 3 terus melaju dengan kecepatan tinggi. Para petugas akhirnya menggunakan strategi cerdik dengan menempatkan mobilnya di depan Tesla, yang mengaktifkan sistem Autopilot untuk menghentikan kendaraan.

Setelah kendaraan dihentikan, petugas menemukan pengemudinya, Michael Goodman, 25, tertidur di belakang kemudi. Investigasi lebih lanjut mengungkap sejumlah besar kotak vaping yang ternyata mengandung zat terlarang seperti THC, metamfetamin, dan MDMA.

Goodman kini menghadapi beberapa dakwaan serius, termasuk perdagangan narkoba, mengemudi dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan tidak mematuhi perintah polisi, seperti dikutip Carscoop, Senin (2/9/2024).

Dia juga didakwa memiliki barang terlarang dengan maksud untuk dijual. Setelah memberikan jaminan $50.000, Goodman dibebaskan sementara menunggu sidang berikutnya.

Kejadian ini menjadi pengingat penting akan bahaya mengemudi dalam keadaan tidak sadarkan diri, dengan menggunakan teknologi canggih seperti Autopilot. Fitur ini bisa menjadi penyelamat, namun tanggung jawab tetap berada di tangan pengemudi.

Tesla tidak lagi berencana membangun pabrik di Thailand. Seperti halnya di Indonesia, merek mobil listrik asal Amerika Serikat ini seolah memberikan harapan palsu bagi kedua negara Asia Tenggara tersebut.

Menurut BangkokPost, pemerintah Thailand saat ini menunggu kabar dari Tesla apakah akan membatalkan rencana berinvestasi di Negeri Gajah Putih tersebut. Hal ini diumumkan oleh juru bicara pemerintah, Chai Wacharonke.

Tesla sendiri telah memikirkan kembali strategi investasi globalnya mengingat melambatnya penjualan mobil listrik dan ketatnya persaingan, terutama dari produsen kendaraan listrik Tiongkok.

Laporan media menunjukkan bahwa perusahaan ingin fokus pada basis manufaktur utamanya di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jerman.

Tesla sedang mengkaji rencana investasinya secara global, tidak hanya di Thailand, kata Chai, Selasa (16/8/2024).

Namun belum ada konfirmasi (soal pelarangan rencana investasi di Thailand) dari pihak perusahaan. Sudah diberitakan, kita tunggu kabar dari mereka, tegasnya.

Faktanya, Tesla mengatakan pada bulan April bahwa mereka akan menggunakan pabrik yang ada untuk memproduksi kendaraan baru yang lebih terjangkau, sehingga investasi di lokasi baru yang diusulkan di Meksiko dan India kemungkinan kecil terjadi dalam waktu dekat.

Sementara di Indonesia sendiri, kita masih menunggu kabar dari Tesla mengenai rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *