Thu. Sep 19th, 2024

Polusi Udara Dikaitkan dengan Hampir 2.000 Kematian Anak Setiap Hari

matthewgenovesesongstudies.com, Batavia – Hampir dua ribu anak meninggal setiap hari akibat gangguan kesehatan terkait polusi udara. Kondisi tersebut kini menjadi faktor risiko terbesar kedua kematian dini di seluruh dunia, demikian laporan yang diterbitkan pada Rabu, 19 Juni 2024.

Menurut AFP, dikutip dari Japan Today, Kamis 20 Juni 2014, paparan polusi udara menyebabkan kematian 8,1 juta orang, sekitar 12 persen dari seluruh kematian, pada tahun 2021. Angka tersebut berdasarkan laporan Departemen Kesehatan AS. Tetapkan hasil.

Artinya, polusi udara telah melampaui penggunaan tembakau dan pola makan yang buruk dalam daftar faktor penyebab kematian dini. Indeks kualitas udara buruk menempati urutan kedua setelah tekanan darah tinggi.

Anak-anak kecil sangat rentan terhadap polusi udara, menurut mitra badan tersebut, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dalam Laporan Global Air State tahunannya. Menurut laporan tersebut, polusi udara berkontribusi terhadap kematian lebih dari 70.000 anak dalam lima tahun.

Lebih dari 500.000 kematian disebabkan oleh memasak di dalam ruangan menggunakan “bahan bakar kotor” seperti arang, kayu atau kotoran hewan. Praktik ini paling umum terjadi di Afrika dan Asia. “Kita bisa mengatasi masalah ini,” kata Pallavi Pant, kepala kesehatan global di Institute of Health.

Hampir semua orang di dunia menghirup polusi udara dalam tingkat yang berbahaya setiap hari, menurut laporan tersebut. Lebih dari 90 persen kematian disebabkan oleh polutan terkecil di udara yang disebut PM2.5, yang berukuran 2,5 mikrometer atau kurang, katanya.

 

Menghirup PM2.5 terbukti meningkatkan risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, diabetes dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menghubungkan tingkat risiko penyakit dengan polusi udara. Meski angkanya tinggi, laporan tersebut meremehkan dampak polusi udara, kata Pant.

Hal itu, katanya, tidak memperhitungkan bagaimana polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan otak dan penyakit neurodegeneratif. Selain itu, ia belum membahas dampak penggunaan makanan padat untuk memasak.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa polusi ozon, yang diperkirakan akan memperburuk perubahan iklim antropogenik, telah dikaitkan dengan hampir 500.000 kematian pada tahun 2021. Hal ini dapat meningkatkan kadar ozon,” kata Pant.

Ada “solusi yang sangat mirip” terhadap perubahan iklim dan polusi udara, terutama dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, tambahnya. Lebih banyak yang bisa dilakukan mengenai penggunaan bahan bakar padat kotor untuk memasak di dalam ruangan, kata Pant.

Sayangnya, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan polusi udara terburuk di dunia pada tahun 2023. Berdasarkan laporan IQAir yang mengutip CNN pada 20 Maret 2024, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan polusi udara terburuk di dunia dengan rata-rata. PM2,5 konsentrasi 37,1 persen.

Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara pada tahun 2023. Tingkat polusi udara akan meningkat sebesar 20 persen dibandingkan tahun 2022.

Tercatat bahwa Indonesia, bersama dengan Vietnam dan Thailand, melampaui batas aman PM2.5 yang disyaratkan oleh WHO sebanyak lebih dari 10 kali lipat, menurut laporan tersebut. Di antara 10 negara ASEAN, hanya Filipina yang disebut-sebut mengalami penurunan tingkat polusi udara dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan tersebut, empat negara Asia akan menjadi negara pertama dengan polusi udara terburuk di dunia pada tahun 2023. Mereka terbesar di Asia Selatan yaitu Bangladesh, Pakistan, India dan satu di Asia Tengah, Tajikistan.

Namun kota-kota tersebut merupakan salah satu dari 100 kota dengan polusi udara tertinggi di dunia pada tahun lalu di Asia. Sebanyak 83 di antaranya juga berada di India. Semua spesifikasi kualitas udara QUI terlampaui lebih dari 10 kali lipat, menurut laporan IQAir.

Begusarai, sebuah kota berpenduduk setengah juta orang di negara bagian Bihar, India utara, merupakan kota paling tercemar di dunia tahun lalu, dengan konsentrasi tahunan rata-rata PM2,5 sebesar 118,9, 23 kali lipat konsentrasi WHO dan jalan raya. Guwahati mengikuti kota Assam di India; Delhi; dan Mullanpur, Punjab, dimana 96 persen penduduk India hidup dengan polusi udara tujuh kali lebih tinggi dari pedoman WHO.

Laporan yang sama juga menempatkan Lahore ke-5, New Delhi ke-6, dan Dhaka ke-24 sebagai pusat populasi utama. CEO IQAir Global Frank Hammes mengatakan perbaikan signifikan pada tingkat polusi udara tidak mungkin terjadi tanpa adanya “perubahan besar dalam infrastruktur energi dan praktik pertanian.”

Menurut laporan tersebut, hanya sembilan persen dari lebih dari 7.800 kota yang memenuhi standar kualitas udara yang dikembangkan secara global memenuhi standar WHO, yang menyatakan bahwa rata-rata tingkat PM2.5 tahunan tidak melebihi 5 mikrogram per meter kubik. Hammes mengingatkan, polusi udara mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *