Mon. Sep 16th, 2024

Presiden Taiwan Lai Ching-te Mengaku Tak Akan Tunduk pada Tekanan China

matthewgenovesesongstudies.com, Taipei – Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan Rabu (19/6/2024) bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan China.

Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menyatakan tidak akan pernah menyerahkan pulau tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap pemerintah Taipei, tiga hari setelah pelantikan Lai, demikian dikutip laman Asia News Channel mulai Kamis (20/6).

Berbicara pada konferensi pers menandai bulan pertamanya menjabat pada Rabu (19/6), Lai mengatakan: “Aneksasi Taiwan adalah kebijakan nasional Republik Rakyat Tiongkok.”

“Selain kekuatan militer, mereka semakin banyak menggunakan metode pemaksaan non-tradisional untuk memaksa Taiwan menyerah,” ujarnya.

Namun, Taiwan tidak akan menyerah pada tekanan seperti itu. Rakyat Taiwan akan dengan tegas melindungi kedaulatan nasional dan mempertahankan cara hidup konstitusional yang demokratis dan bebas.

Dia juga menegaskan kembali bahwa Taiwan akan berusaha “menghindari konflik”.

“Masyarakat Taiwan cinta perdamaian dan baik terhadap sesama. Namun perdamaian harus didukung dengan kekerasan. Perdamaian yang sesungguhnya bukan sekedar kata-kata kosong, namun perdamaian yang dijamin dengan kekerasan adalah perdamaian yang sesungguhnya,” ujarnya.

Sebaliknya Tiongkok mengatakan latihan perang tersebut merupakan hukuman atas pidato pembukaannya, yang oleh Beijing disebut sebagai “pengakuan kemerdekaan Taiwan”.

Tiongkok telah mengepung Taiwan dengan kapal perang, jet tempur, dan kapal penjaga pantai, dengan mengatakan latihan tiga hari – yang dikenal sebagai Joint Sword-2024A – menguji kemampuannya untuk mengendalikan pulau itu.

Setelah latihan tersebut, Beijing berjanji untuk mempertahankan tekanan militer selama “provokasi ‘kemerdekaan Taiwan’.”

 

Lai dianggap sebagai separatis berbahaya oleh Tiongkok, yang mengikuti retorika pendahulunya, Tsai Ing-wen, yang mengatakan Taiwan tidak perlu mendeklarasikan kemerdekaan secara resmi karena Taiwan “sudah merdeka.”

Namun, Partai Progresif Demokratik yang dipimpin Lai Wei Tsai telah lama mendukung platform kedaulatan Taiwan, dan Tiongkok belum melakukan komunikasi tingkat tinggi dengan Taipei sejak tahun 2016.

Sejak terpilih menjadi presiden pada bulan Januari 2024, Lai telah mengisyaratkan keterbukaan untuk melanjutkan dialog dengan Tiongkok, termasuk seruan agar kedua pihak saling bertukar pikiran dalam pidato pelantikannya pada bulan Mei 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *