Fri. Sep 20th, 2024

Produksi Batu Bara Adaro Energy Sentuh 65,88 Juta Ton Sepanjang 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melaporkan pertumbuhan produksi dan penjualan batu bara pada tahun 2023. Volume produksi perseroan dan anak perusahaannya (Adaro Group) mencapai 65,88 juta ton pada tahun 2023 atau setara dengan peningkatan sebesar 5. persen produksi batu bara pada tahun 2022.

Dari sisi volume penjualan tumbuh 7 persen menjadi 65,71 juta ton, melampaui target volume penjualan sekitar 62-64 juta ton pada tahun 2023.

Direktur Utama mengatakan, “Kami gembira telah melampaui target tahun 2023, volume produksi dan efisiensi operasional semakin mendukung kemajuan Grup Adaro. Investasi pada bisnis batubara non-termal juga menunjukkan pertumbuhan yang baik.” Dan CEO PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir atau dikenal Boy Thohir, dalam keterangan resmi, Jumat (3/1/2024).

Namun seiring dengan normalnya harga batu bara, pendapatan perseroan turun 20% menjadi US$6.518 juta akibat turunnya harga jual rata-rata sebesar 26%.

Sementara penjualan batu bara metalurgi anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), meningkat 39 persen menjadi 4,46 juta ton pada 2023. Pencapaian tersebut melampaui target volume penjualan tahun 2023 yang berkisar 3,8-4,3 juta ton.

“Diversifikasi ke bisnis batubara metalurgi juga membuahkan hasil yang baik, dimana batubara metalurgi menyumbang 17 persen pendapatan perusahaan pada tahun 2023. Dengan perkembangan ini, kami optimis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan kami untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.”

Kapasitas pemindahan beban mencapai 286,35 juta miliar meter kubik pada tahun 2023, atau meningkat 22 persen dibandingkan tahun 2022. Bar rasio tersebut lebih tinggi 4,35 kali atau 16 persen dibandingkan tahun 2022 dan 4,2 kali lipat dari target tahun 2023.

Pada tahun 2023, perseroan memulai pembangunan smelter aluminium di kawasan industri di Kalimantan Utara dan meletakkan fondasi pembangkit listrik tenaga air di provinsi yang sama.

Perkembangan signifikan terlihat di Kawasan Industri Kalimantan Utara, dimana perusahaan peleburan aluminium, PT Kalimantan Aluminium Industry telah menyelesaikan ground survey, grading dan backfilling untuk fasilitas tungku pembakaran di lokasi smelter aluminium.

 

 

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebelumnya mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode ini, pendapatan dan laba perusahaan mengalami penurunan. Pada peluncuran laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/1/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencatatkan pendapatan operasional sebesar US$6,52 miliar atau sekitar Rp 102,38 triliun (kurs Rp. Rp15.708,00 per dolar AS) pada tahun 2023, dan pendapatan ini turun 19,56 persen dibandingkan pendapatan tahun 2022 sebesar $8,1 miliar.

Meskipun pendapatan menurun, belanja pendapatan meningkat 15 persen menjadi US$3,98 miliar pada tahun 2023 dari US$3,45 miliar pada tahun 2022. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya waralaba yang harus dibayarkan kepada pemerintah dibandingkan tahun sebelumnya. Biaya penambangan dan biaya pemrosesan juga meningkat karena peningkatan volume.

Meskipun konsumsi bahan bakar meningkat sebesar 14%, biaya bahan bakar pada tahun 2023 tetap setara dengan tahun 2022 karena harga minyak yang lebih rendah. Biaya tunai per ton batubara pada tahun 2023 (tidak termasuk royalti) lebih tinggi 9 persen dibandingkan tahun 2022. Dengan demikian, perseroan melaporkan laba kotor sebesar US$2,54 miliar pada tahun 2023, turun 45,47 persen dari tahun 2022 sebesar US$4,65 miliar.

Pada periode tersebut, biaya operasional perusahaan turun 8 persen menjadi $344 juta pada tahun 2022 dari $375 juta. Perusahaan juga mencatat beban lain-lain sebesar $37,85 juta. Hal ini menghasilkan laba operasional sebesar US$2,16 miliar, naik dari US$4,31 miliar pada tahun 2022.

 

 

 

Sepanjang tahun 2023, perusahaan mencatatkan beban keuangan sebesar $109,4 juta, pendapatan keuangan sebesar $140,42 juta, dan bagian laba dari usaha patungan Cato sebesar $107,77 juta.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar US$1,64 miliar atau sekitar Rp 25,78 triliun. Laba ini turun 34,16 persen dibandingkan laba 2022 sebesar $2,49 miliar. Total aset turun 3 persen menjadi US$10,47 miliar pada akhir tahun 2023 dari US$10,78 miliar pada akhir tahun 2022.

Total liabilitas pada akhir tahun 2023 mencapai US$3,06 miliar, turun 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada akhir tahun 2023, ekuitas pemegang saham mencapai US$7,4 miliar, meningkat 14% karena peningkatan laba ditahan.

Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara milik Boy Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023.

Adaro Energy akan membagikan dividen interim sebesar US$400 juta atau Rp6,17 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp15.449,33 per dolar AS), mengutip pengumuman informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (19/12/2023). . Dividen tersebut akan dibagikan berdasarkan keputusan Direksi yang disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 14 Desember 2023.

Jadwal dividen interim ADRO adalah sebagai berikut: Ex-dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 Desember 2023 Ex-dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Desember 2023 Ex-dividen di pasar tunai: 2 Januari 2024 Ex-dividen pasar di tunai : 3 Januari 2024 Tanggal Pencatatan: 2 Januari 2024 Pembayaran Dividen: 12 Januari 2024

Adaro Energy Indonesia sebelumnya mengumumkan kinerja keuangan sembilan bulan pertama tahun 2023. Perusahaan melaporkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada periode tersebut.

Mengutip laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan melaporkan pendapatan operasional sebesar US$4,98 miliar pada kuartal III 2023. Hasil tersebut turun 15,76 persen dibandingkan pendapatan operasional sebesar US$5,91 miliar pada kuartal III 2022. .

Sementara itu, beban pokok pendapatan ADRO naik 17,47 persen menjadi US$2,99 miliar pada kuartal III-2023 dibandingkan beban pokok pendapatan perseroan sebesar US$2,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pada Q3 2023, laba operasional ADRO adalah $1,61 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah 48,64 persen dibandingkan laba usaha ADRO Q3 2022 sebesar 3,15 miliar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *