Thu. Sep 19th, 2024

Produsen Cleo Bagi-bagi Rezeki ke Pemegang Saham, Ini Nilainya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Kamis 30 Mei 2024. Dalam rapat tersebut, pemegang saham telah menyetujui rencana pembagian 20 persen laba sebagai dividen. Tahun anggaran 2023.

Direktur Utama PT Sariguna Primitirta Tbk Melissa Patricia mengatakan total dividen yang akan dibagikan. Pada tahun 2023, CLEO membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik unit induk sebesar Rp323,99 miliar. Besaran dividen yang dibagikan atas keuntungan tersebut mencapai Rp 64,8 miliar

“Meskipun terus melakukan ekspansi, CLEO terus memberikan total dividen lebih dari $60 miliar kepada pemegang sahamnya, yang memerlukan investasi pada jaringan pabrik tambahan dan jaringan distribusi untuk mendukung pertumbuhan yang kuat dan keberlanjutan,” Melissa dikutip dari keterangan resmi, Jumat ( 31/5/2024).

Pembagian dividen ini merupakan bagian dari apresiasi perseroan kepada pemegang saham yang bersedia menginvestasikan uangnya pada saham CLEO. Pada tahun 2023, CLEO berhasil meningkatkan penjualan bersih sebesar 24,85% menjadi Rp 2,09 triliun dibandingkan penjualan bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 1,67 triliun.

“Kami pastikan pembagian sebagian laba bersih sebagai dividen tidak akan mengganggu kegiatan ekspansi yang terus gencar dilakukan,” kata Melissa. integrasi vertikal

Untuk memperluas jangkauan kepada pelanggan sekaligus memperkuat kerja tim pengiriman, CLEO telah mengintegrasikan secara vertikal rantai pasokan bisnis pengiriman yang dioperasikan oleh PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS). Integrasi vertikal ini diharapkan semakin meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja tim distribusi.

Selain itu, pada tahun ini CLEO akan memperluas ekspansinya ke banyak wilayah di Indonesia. Termasuk pembukaan tiga pabrik baru di Pontianak, Pekanbaru, dan Palu. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2024, total pabrik milik perseroan yang beroperasi akan berjumlah 35 pabrik.

Untuk keperluan ekspansi tersebut, perseroan telah mengalokasikan anggaran belanja modal (Capex) sebesar 450 miliar dolar pada tahun 2024.

Hingga kuartal I-2024, penjualan bersih perseroan meningkat 38% YoY, dari Rp455,4 miliar menjadi Rp626,5 miliar. Sementara laba bersih juga meningkat 92% year-on-year dari Rp 59,9 miliar menjadi Rp 115,3 miliar.

Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berhasil mencatatkan kinerja terbaik pada kuartal I tahun ini. Per 31 Maret 2024, perseroan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp115,3 miliar, meningkat 92,5% dibandingkan laba konsolidasi sebesar Rp59,9 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Pertumbuhan laba tersebut seiring dengan penjualan konsolidasi CLEO pada kuartal I 2024 yang mencapai Rp 626,5 miliar. Penjualan ini meningkat 38 persen menjadi Rp 455,4 miliar dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

 Pertumbuhan penjualan yang signifikan tersebut didukung oleh lebih dari 31 pabrik air minum milik perseroan, menjadikan CLEO sebagai produsen AMDK dengan pabrik terbesar di Indonesia.

“Pencapaian ini sejalan dengan arah kinerja yang kami harapkan, dimana perusahaan selalu menargetkan pertumbuhan dua digit setiap tahunnya baik dari penjualan maupun laba bersih. Untuk mendukung hal tersebut, pada tahun 2024 CLEO kembali melakukan rencana ekspansi agresif dalam pengembangan pabrik dan titik distribusi.” kata CEO PT Sariguna Primatirta Tbk Melissa Patricia dalam keterangan resmi, Jumat (3/5/2024).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp 254,83 miliar pada kuartal I 2024 dari Rp 211,55 miliar pada kuartal I 2023. Dengan demikian, total laba pada kuartal I 2024 meningkat Rp 371,7 miliar. 82 miliar dari Rp 243 pada kuartal I 2023.

Pada periode yang sama, beban penjualan perseroan sebesar 171,16 miliar, beban umum dan administrasi sebesar 39,3 miliar, beban keuangan sebesar 7,17 miliar, dan beban lain-lain sebesar 7,44 miliar.

Aset per 31 Maret 2024 meningkat menjadi Rp1,45 triliun dari Rp2,3 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada triwulan I 2024 meningkat menjadi Rp 819,61 miliar dari akhir tahun lalu Rp 781,64 miliar. Sedangkan ekuitas hingga akhir Maret 2024 mencapai Rp1,63 triliun dibandingkan akhir tahun lalu Rp1,51 triliun.

Dengan perluasan pabrik dan jaringan distribusi baru sebagai strategi utama, CLEO bertujuan untuk lebih dekat dengan pelanggan sekaligus mengurangi biaya transportasi. Dalam hal ini, prioritas diberikan pada ekspansi ke wilayah luar Jawa dan Bali yang belum tersentuh layanan pemasaran CLEO.

Untuk strategi ekspansi tersebut, perseroan telah menyiapkan dana investasi sebesar 450 miliar dolar yang akan digunakan untuk menambah pabrik baru di Palu, Pontianak dan Pekanbaru, mengembangkan pabrik yang sudah ada, menambah mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi dan otomasi, serta memperluas jaringan distribusi. . kata Melisa.

Sementara itu, untuk mendukung strategi perluasan jaringan distribusi, CLEO telah mengintegrasikan secara vertikal rantai pasok bisnis distribusi yang dioperasikan oleh PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS). Melalui integrasi vertikal ini diharapkan tim distribusi menjadi lebih kuat, efektif dan efisien dalam bekerja.

Keunggulan CLEO adalah kemampuannya untuk secara konsisten mencapai pertumbuhan penjualan konsolidasi dan laba bersih dua digit sejak IPO. CLEO mencatat CAGR penjualan sebesar 20,3% antara tahun 2017 dan 2023, dan CAGR laba bersih sebesar 36,7% pada periode yang sama.

Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan saat ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari strategi yang terencana dan eksekusi yang kuat serta tim manajemen dan sumber daya manusia yang profesional dan berpengalaman. CLEO telah berhasil membangun infrastruktur manufaktur dan distribusi yang terintegrasi.

  

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *