Mon. Sep 16th, 2024

Puan Maharani Tegaskan Komitmen Kuat Parlemen RI Terhadap Agenda Persoalan Air di WWF ke-10 di Bali

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10, dimana pemerintah Indonesia bersama-sama menjadi tuan rumah World Water Forum bersama World Water Council (WWC) yang berlangsung 18 Mei -25, 2024.

World Water Forum (WWF) ke-10 dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai perwakilan tuan rumah di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). 

WWF diadakan setiap tiga tahun sekali antara WWC atau Dewan Air Dunia dan negara tuan rumah. Forum ini menghadirkan platform unik di mana komunitas air dan pengambil keputusan utama dapat berkolaborasi dan mencapai kemajuan jangka panjang dalam memecahkan tantangan air dunia. 

Forum Air Dunia menyatukan peserta dari semua tingkatan dan disiplin ilmu. Mulai dari kalangan politik, termasuk para pemimpin negara dan parlemen, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil, hingga sektor swasta.

Usai pembukaan, Puan menghadiri agenda 10th WWF High Level Meeting, yaitu pertemuan para kepala negara peserta World Water Forum. Ia duduk di samping Presiden Jokowi dan Presiden WWC Loic Fauchon.

Pada Pertemuan Tingkat Tinggi WWF ke-10, Puan datang memberikan pidato sebagai perwakilan dari Inter-Parliamentary Union atau IPU (World Parliamentary Forum).

Dalam pidatonya yang bertema ‘Mobilisasi Aksi Parlementer mengenai Air untuk Kemakmuran Bersama’, beliau menyampaikan beberapa isu terkait air. 

“Kita berkumpul dengan satu tujuan, yaitu untuk menjawab berbagai tantangan dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mulai dari kelangkaan air, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, hingga malnutrisi dan berbagai permasalahan kesehatan,” kata Puan.

Ancaman krisis air semakin nyata, bahkan menjadi krisis yang terbengkalai, lanjut perempuan pertama Ketua DPR RI ini.

Puan lantas mengutip data United Nations Environment Programme (UNEP) atau badan lingkungan hidup PBB yang menunjukkan lebih dari 50% penduduk dunia menghadapi kekurangan air setidaknya sebulan sekali.

Namun perhatian dunia internasional saat ini lebih tertuju pada isu geopolitik, persaingan kekuasaan dan persaingan ekonomi, bukan pada isu ketahanan air, kata Puan.

Lebih lanjut, Puan menjelaskan studi terbaru yang menunjukkan belanja militer akan meningkat signifikan hingga $2,4 triliun pada tahun 2023. Jumlah tersebut setara dengan 2,3% PDB global. Pada saat yang sama, belanja sektor air bersih di negara-negara berkembang dan miskin hanya berjumlah 0,5% dari PDB negara tersebut.

“Sepertinya kita terjebak dalam misalokasi sumber daya. “Ini sungguh kontradiktif karena dunia sedang menghadapi ancaman yang luar biasa, termasuk dari perubahan iklim dan kelangkaan air,” ujarnya.

Puan mengatakan, jika DPR dan pemerintah bisa meningkatkan pendanaan penyediaan air bersih, maka permasalahan kelangkaan air akan teratasi. Oleh karena itu, ia menegaskan komitmen parlemen dunia untuk menyelesaikan berbagai persoalan terkait air.

“DPR sangat mendukung berbagai inisiatif air dan mendistribusikan kembali sumber daya untuk ketahanan air,” tegas Puan.

Parlemen siap memainkan perannya sebagai lembaga yang mewakili rakyat dan berperan menyelesaikan permasalahan air di tingkat nasional dan internasional, tambahnya.

Pada WWF seri ke-10 ini, parlemen dunia juga akan mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan air. DPR RI bersama IPU menyelenggarakan rapat parlemen dalam rangka World Water Forum ke-10 yang akan digelar mulai hari ini di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Menurut Puan, banyak persoalan substantif yang akan dibahas dalam pertemuan Parlemen Dunia di bawah WWF ke-10. Seperti bagaimana air menjadi deal breaker untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, karena permasalahan air merupakan salah satu agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Kemudian terkait praktik baru untuk akses air yang inklusif dan berkeadilan. Pertemuan parlemen untuk menandai Forum Air Dunia ke-10 juga akan membahas air sebagai pusat aksi iklim, serta diplomasi air, kerja sama, dan ilmu pengetahuan untuk perdamaian.

“Partisipasi parlemen dalam agenda air sangat kuat. Masalah air akan menjadi prioritas Parlemen di dalam negeri dan melalui diplomasi parlemen,” kata Puan.

Cucu Bung Karno ini menambahkan, pemerintah dan DPR mempunyai tanggung jawab yang sama untuk mengubah situasi kelangkaan air menjadi ketahanan air. Puan menambahkan, air akan dijadikan sumber kerja sama internasional.

Saya mengajak: mari kita tingkatkan upaya bersama agar hak setiap orang atas air bersih dapat terpenuhi, kata mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.

“Dan DPR bersedia menjadi bagian dari aksi bersama ini,” tambah Puan.

Setelah Puan menyelesaikan pidatonya, Pertemuan Tingkat Tinggi WWF ke-10 dilanjutkan dengan pertemuan pribadi dengan para kepala negara.

Sementara itu, Puan membuka acara Fair & Expo yang diselenggarakan untuk mendukung pelaksanaan Pertemuan Parlemen dalam rangka World Water Forum ke-10.

Rapat parlemen dalam rangka World Water Forum ke-10 resmi dimulai sore ini dan dibuka oleh Puan dengan DPR RI sebagai tuan rumah.

Hasil rapat parlemen dunia akan membawa Puan ke sidang WWF ke-10 sebagai usulan parlemen untuk agenda masalah air dengan pemerintah.

 

(*)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *