Sat. Sep 7th, 2024

Puasa Syawal, Simak Keutamaan dan Tata Caranya

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Bulan Ramadhan telah berlalu, begitu pula hari raya Idul Fitri atau Idul Fitri di bulan Syawal 1445 H. Umat Islam kini gemar bersilaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan teman dekat.

Perasaan mulai campur aduk setelah meninggalkan bulan suci Ramadhan, ada bahagia, rindu bercampur sedih. Mereka semua bersatu.

Namun untuk memulihkan jiwa dan raga dari latihan selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, tidak ada salahnya berpuasa kembali di bulan Syawal.

Puasa Syawal diketahui mempunyai manfaat yang besar, yakni mendapatkan pahala puasa selama setahun. Namun bagaimana tata cara berpuasa di bulan Syawal?

Pentingnya Puasa Syawal

Menurut Pengurus Pondok Pesantren Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, Muhammad Abduh Tuasikal, dikutip situs Muslim, Sabtu, 13 April 2024, menjelaskan, puasa di bulan Syawal menjadi keutamaan bagi yang menjalankannya. Ramadhan dengan sempurna. . , lalu puasa 6 hari di bulan Syawal, lalu mendapat pahala puasa satu tahun.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, kemudian berpuasa setahun penuh.” (HR.Muslim no.1164).

Tuasikal menjelaskan dalil di atas berasal dari jumhur atau mayoritas santri yang berpendapat bahwa puasa Syawal adalah sunnah.

Yang meyakini puasa itu sunnah adalah mazhab Abu Hanifah, Syafi’i, dan Imam Ahmad. Adapun Imam Malik menegaskan.

Namun sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah: “Pendapat dalam mazhab Syafi’i yang mengharamkan puasa di bulan Syawal didukung dengan dalil yang kuat tersebut. Hadits, maka pendapat ini tidak ditinggalkan hanya karena perkataan sebagian orang, bahkan ajaran Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi ‘alaihi” wa sallam tidak ketinggalan meskipun mayoritas atau seluruh umat tidak menyetujuinya. jika puasa Syawal dianggap wajib, maka bias yang sama dapat membatalkan anjuran puasa ‘Arafah, puasa ‘Asyura’ dan puasa sunnah lainnya. (Syarh Shahih Muslim, 8:51)

Tonton video pilihan ini:

Mengapa puasa Syawal bisa dianggap sebagai puasa setahun? Mari kita lihat Hadits Tsawban berikut, عَنْ إْبَانES مegan و secara ه علم مَ سِrameّةَ اَيَّامٍ بَعْدَ الْفْrameْرِ كَانَ λمَالْعْدَ الْفِطْرِ انَثِ انةِ ال الْ bersungguh انَ انَ انَ انَ انثِ انثِ انثِ ان ان ان ان secara ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان ان.

Dari Tsauban, mantan hamba Rasulullah SAW, dari Nabi Muhammad SAW, bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fitri. al-Fitr, maka dia menyelesaikan puasanya. Karena siapa yang berbuat baik, maka dia mendapat pahala sepuluh amalan” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits tersebut shahih).

Dikatakan bahwa setiap perbuatan baik akan dibalas dengan setidaknya sepuluh perbuatan baik yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa puasa satu bulan Ramadhan yang lengkap akan dibalas dengan puasa 10 bulan yang baik.

Puasa enam hari di bulan Syawal pahalanya dengan keutamaan puasa minimal 60 hari (2 bulan).

Jika dijumlahkan maka orang tersebut sama dengan puasa 10 bulan + 2 bulan yaitu sama dengan 12 bulan. Itulah sebabnya orang yang berpuasa di bulan Syawal bisa mendapatkan pahala puasa selama setahun.

1. Puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari

Sebagaimana disebutkan dalam hadis, puasa Syawal dilakukan selama enam hari. Hadits di atas berbunyi: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka berpuasa setahun penuh.” (HR.Muslim no.1164).

Dari hadits ini Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata: “Sunnahnya adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Lebih utama dilaksanakan pada hari setelah Idul Fitri, namun tidak ada salahnya diakhiri jika masih pada bulan Syawal.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin Rahimullah berkata: “Para fuqaha mengatakan yang terpenting adalah enam hari di atas dilakukan segera setelah Idul Fitri (1 Syawal). Ini menunjukkan ketergesaan dalam beramal shaleh.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).

3. Lebih penting dilakukan secara berurutan, namun tidak ada salahnya dilakukan secara berurutan.

Syekh Ibnu Utsaimin juga mengatakan: “Puasa Syawal lebih utama dalam rangka, karena pada umumnya lebih mudah, juga merupakan tanda persaingan yang diperintahkan.” (Sama)

4. Usahakan untuk menyelesaikan puasa qodho’ terlebih dahulu untuk mendapatkan pahala puasa syawal, yaitu puasa setahun penuh.

Ibnu Rajab Al Hambali radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa yang mempunyai kewajiban puasa qodho’ pada bulan Ramadhan, maka wajib memulai puasa qodho’ pada bulan Syawal. lebih utama dari puasa enam hari di bulan Syawal. (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Ini juga perintahnya: “Barang siapa yang memulai puasa Ramadhan sebelum puasa Syawal, kemudian ingin berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’ sempurna, maka lebih baik. , ini bagi yang berpuasa Ramadhan dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal tidak bisa didapat jika melakukan Qodho’ di bulan Syawal. -Puasa di bulan Syawal sebaiknya selalu dilakukan setelah qodho’ selesai. (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

5. Puasa Syawal dapat dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Ulama Syafi’iyah berpendapat bolehnya puasa hanya pada hari Jum’at saja, namun jika diikuti dengan puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti nadzar. dari penyakit dan bertepatan dengan hari Jumat, maka tidak makruh.” (Al Majmu’ Sharh Al Muhadzab, 6: 309).

Hal ini menunjukkan masih diperbolehkannya puasa Syawal pada hari Jumat karena sesuai dengan adat.

Puasa Syawal pada hari Sabtu selalu diperbolehkan, seperti halnya puasa lainnya yang mempunyai alasan selalu diperbolehkan dilakukan pada hari Sabtu, misalnya jika Anda berpuasa Arafah pada hari Sabtu.

Terdapat fatwa Komisi Fatwa Kerajaan Arab Saudi di bawah ini. Ketika ada permintaan dari masyarakat setempat.

“Banyak masyarakat di negara kita yang berbeda pendapat tentang puasa hari Arafah yang jatuh pada hari Sabtu tahun ini. Sebagian dari kita berpendapat bahwa ini adalah hari Arafah dan kita berpuasa karena kita bertemu hari Arafah, bukan karena hari itu. dilarang berpuasa pada hari Sabat Saat itu, ada juga sebagian dari kita yang enggan berpuasa karena hari Sabat merupakan hari yang diharamkan bagi umat Yahudi.

Komisi Fatwa Kerajaan Arab Saudi menjawab: “Boleh puasa Arafat pada hari Sabtu atau hari lainnya, meskipun tidak ada puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada bedanya dengan hari-hari lainnya. karena puasa Arafat merupakan puasa yang hanya ditemukan saja, sedangkan hadis haram malam minggu adalah hadis lemah karena bertentangan dengan hadis-hadis yang lebih shahih.

Fatwa Komisi Fatwa Kerajaan Arab Saudi nomor 11747. Ditandatangani oleh Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Syekh ‘Abdurrozaq’ Afifi dan Syekh ‘Abdullah bin Ghudayan.

Dengan menjelaskan puasa Syawal, kita dapat menambah pengetahuan kita tentang prioritas dan tata cara. Semoga ibadah kita tetap lancar tanpa terputus demi cinta kepada Allah SWT.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *