Sun. Sep 8th, 2024

Pulang Kampung ke Toba, Menko Luhut Takjub Lihat Food Estate Humbang Hasundutan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan kisahnya saat berkunjung ke kampung halamannya di Tuba untuk menghadiri wisuda dan pembukaan siswa SMA Unggul Del pekan lalu. 

Penasaran, Luhut melanjutkan perjalanan ke Humbang Hasundutan untuk meninjau salah satu lokasi Program Pangan, serta pembangunan Taman Sains Tanaman dan Teknologi Hortikultura (TSTH) Tahap 2.

Ia menulis melalui akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan: “Sungguh menakjubkan ketika saya menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk merekayasa benih di masa depan dengan menggunakan teknologi rekayasa genomik/genetika yang akan digunakan untuk menanam benih di TSTH di masa depan. .Saya dipukul Selasa (16/7/2024).

Menurut Luhut, rekayasa benih ini dilakukan untuk menyikapi buruknya kualitas produk pertanian akibat bibit tanaman yang jauh tertinggal dari sifat alaminya. Rekayasa ini akan dilakukan pada cabai dan bawang merah, serta bahan pangan lainnya agar kualitas panennya baik. 

Menko Luhut mengatakan teknologi tersebut juga akan diimplementasikan melalui kerja sama dengan berbagai universitas ternama di Indonesia melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek. 

Luhut menambahkan, saya berharap seluruh daerah di Tanah Air dapat memanfaatkan manfaat teknologi rekayasa genetika untuk meningkatkan kualitas produk pangan di daerahnya masing-masing. 

Dalam kunjungannya ke Sumut, Lohut berbincang dengan para petani yang menggarap lahan food estate Humbang Haunjungan. Berdasarkan pengakuan mereka, para petani mengatakan kondisi saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, karena mereka sudah memiliki lahan dan juga mendapat bantuan dari akademisi Institut Teknologi DEL. 

 

 

“Pengakuan dari para petani ini membuat saya gembira. Karena Tapanoli yang dulunya merupakan salah satu daerah miskin di Indonesia, kini perlahan berubah menjadi lebih baik. Inilah manfaat dari perkembangan teknologi di sektor pertanian, yang hasilnya dapat kita peroleh. dimungkinkan untuk memberikan nilai tambah terhadap barang-barang Indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.” 

“Pengembangan teknologi genomik yang kami garap selama tiga tahun terakhir merupakan upaya untuk menjawab tantangan krisis pangan yang masih melanda dunia. Dengan terjaminnya ketahanan pangan nasional, maka kesejahteraan masyarakat Indonesia juga akan meningkat. meningkat.”, tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi keynote speaker pada Dialog Global Pembangunan Laut Berkelanjutan dan juga menghadiri peluncuran Ocean Accounts of the ‘Indonesia di Sanur, Bali.

Saat ditemui dalam jumpa pers, Menko Luhut menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan atas keberhasilan terselenggaranya pertemuan dialog global yang dihadiri banyak negara kepulauan tersebut.

“Sangat penting bagi kami untuk bergabung karena ini adalah bagian dari kerja sama global negara-negara Selatan,” katanya.

Dalam sambutannya, Menko Luhut menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi sumber daya kelautan yang besar dan letak yang strategis, serta merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar dengan sekitar 8.500 spesies laut, potensi produksi perikanan berkelanjutan sebesar 12 juta ton per tahun, potensi produksi perikanan laut lebih dari 50 juta ton per tahun, kabel laut sepanjang 115.000 km mendukung digitalisasi nasional dan global. Arus dan potensi karbon biru dan energi baru terbarukan.

Hanya saja saat ini laut Indonesia sebagian besar masih belum diketahui, sehingga hal inilah yang mendorong Indonesia untuk mulai bekerja sama dengan mitra internasional untuk mengetahui dan memahami lebih jauh tentang lautan kita. Luhut, Menko juga terus memahami tentang perubahan iklim.

 

Saat ini pangsa industri maritim masih sangat rendah (perkiraan BPS dan Kementerian Kelautan dan Perikanan) sehingga kita perlu melakukan eksplorasi dan pemanenan sumber daya kelautan secara berkelanjutan, khususnya dengan pendekatan ekonomi air.

Indonesia berkomitmen mengambil langkah nyata untuk melindungi lautnya, melalui pemanfaatan alga secara mekanis dan berteknologi skala besar, program restorasi mangrove seluas 600.000 hektar, serta penanganan sampah plastik di laut dengan target 70 persen pada akhirnya. 2025,” ujarnya.

Pendekatan Blue Halo S yang terintegrasi dan komprehensif terhadap pengelolaan konservasi sumber daya laut serta proyek perikanan dan restorasi terumbu karang telah diterapkan untuk mengurangi dampak pemutihan karang dan bakau di Indonesia. Termasuk peluncuran Conti Ocean, yang memungkinkan kita mengukur lautan berdasarkan nilai moneternya dalam kaitannya dengan ekosistem laut, jasa, dan proses degradasi.

“Indonesia mengambil langkah pionir menuju pengelolaan berkelanjutan melalui penghitungan kelautan,” kata Menko Luhut.

Indonesia juga telah meluncurkan beberapa platform global dan nasional untuk kelautan dan ekonomi perairan berkelanjutan yang menyatukan banyak aktor seperti G20 Global Finance Bali, National Blue Agenda Action Partnership (NBAAP), Forum Negara Kepulauan dan Kepulauan (AIS Forum) dan Ocean . 20 (O20), yang kini terlibat dalam G20.

Hal ini memerlukan upaya internasional bersama. Sekaranglah waktunya untuk bertindak. “Warisan kita bisa berupa perlawanan, tanggung jawab, dan komitmen menjaga kelestarian laut kita, demi bangsa, dunia, dan generasi mendatang,” ujar Menko Luhut di akhir.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *