Mon. Sep 16th, 2024

Putu Rudana BKSAP: Pariwisata Berkelanjutan Harus Terus Digaungkan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Wakil Presiden Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong semakin promosi pariwisata lintas batas di Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia punya destinasi wisata yang bagus dan bagus, serta dari segi konektivitas dengan negara tetangga sudah bagus.

Hal tersebut diungkapkan Putu Rudana saat kegiatan Hari BKSAP di Kota Batam mengenai peran diplomasi parlemen dalam mendukung promosi pariwisata berkelanjutan. Dalam kesempatan tersebut, Putu dan beberapa rombongan BKSAP DPR mengunjungi Politeknik Pariwisata Batam dan Institut Teknologi Batam (ITEBA).

Selain Putu, beberapa pimpinan dan anggota BKSAP DPR RI juga turut menjadi delegasi, antara lain Gilang Dhielafararez, Achmad Hafisz Thohir dan Sukamta, Arzeti Bilbina, Muslim, Hasani bin Zuber, dan Asman Abnur.

“Sebagai orang yang duduk di DPR RI, Kepala BKSAP, sekaligus salah satu pelaku pariwisata di Indonesia, saya yakin kita harus terus membangun dan mengembangkan pariwisata lintas batas negara, tentunya ini merupakan keuntungan besar potensi yang dimiliki berbagai provinsi di Indonesia “Misalnya Batam yang sudah memiliki konektivitas yang relatif baik dan terus berkembang dengan baik, tinggal meningkatkan frekuensi konektivitas pada bidang persimpangannya dan tentunya melalui perbaikan di seluruh wilayah secara berkelanjutan. dasar,” kata Putu Rudana, Selasa, 2 Juli 2024.

Pada pelayaran pertamanya, Batam merupakan kawasan yang dibangun sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dan saat ini berkembang menjadi destinasi wisata utama dan juga pintu gerbang utama pariwisata Indonesia.

Sebab, lanjutnya, Batam sebelum pandemi Covid-19 selalu masuk tiga besar dalam menyambut dan masuknya wisman ke Indonesia.

“Pelabuhan pertama dalam hal jumlah wisman adalah Bali yang sebagian besar datang melalui udara dan laut, terutama dengan kapal pesiar. Kedua, Jabodetabek yang sebagian besar melalui udara, karena titik utama Indonesia adalah Dan. ketiga adalah Batam yang paling banyak wisatawannya melintasi perbatasan. “Dalam perjalanannya, apalagi pasca Covid-19, ketiga daerah ini selalu bersaing untuk menjadi yang pertama,” kata anggota Komite Kepresidenan IPU.

Dengan segala potensi dan posisi geografis Batam sebagai kawasan/zona perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, Putu melihat Batam mampu menjadi destinasi wisata yang luar biasa dan komprehensif di masa depan. Dan dapat menjadi destinasi unggulan destinasi wisata lintas negara, dimana pariwisata mengusung konsep edutainment yang berbeda.

“Batam mempunyai potensi yang besar dengan konsep pariwisata yang komprehensif untuk menjadi destinasi alternatif diantara 3 negara yaitu Indonesia, Singapura dan Malaysia. Jika kita gabungkan potensi jumlah wisatawan yang masuk ke Singapura dan Malaysia dengan jumlah penduduk Singapura dan Malaysia, termasuk tentunya peningkatan kunjungan wisatawan dan kunjungan ke Batam kedepannya dapat meningkat pesat dan menjadi yang tertinggi di Indonesia,” ujarnya.

“Bali memang ada, tapi Bali memiliki keterbatasan infrastruktur, keterbatasan konektivitas, karena sebagian besar wilayah Bali bisa dijangkau dengan pesawat. Ke depan, Bali bisa fokus pada pariwisata berkualitas dan menonjolkan budaya dan kearifan lokal sebagai ide utama,” jelasnya. anggota komisi. VI Keputusan Presiden RI.

 

Oleh karena itu, Putu mengatakan Batam bisa menembus atau meningkatkan bidang pariwisata lintas batas. Sedangkan Singapura dan Malaysia sudah memiliki potensi wisata atau jumlah kunjungan wisatawan tertentu. Sehingga tidak menutup kemungkinan Batam akan menjadi destinasi terbesar dari segi jumlah wisatawan di masa depan.

“Jadi ke depan harus ada roadmap pariwisata Indonesia, khususnya dalam hal pembangunan pariwisata lintas batas yang berkelanjutan (sustainable cross-bordertourism). Bagaimana nanti dibangun pariwisata lintas batas di masa depan, misalnya di Utara? Sulawesi dengan Filipina, juga Papua dengan Papua Nugini, serta negara-negara Pasifik dan sekitarnya,” ujarnya.

“Di Pulau Kalimantan juga terdapat beberapa daerah perbatasan yang dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei. Jadi memang keberlanjutan pariwisata bisa dibangun jika pasarnya dekat dan besar dengan destinasi serta memiliki keunikan dan keunggulan dengan perbatasannya negara”, tambahnya.

Lebih lanjut, Putu mendorong pariwisata berkelanjutan. Menurutnya, pariwisata berkelanjutan atau pariwisata berkelanjutan itu sendiri merupakan pengembangan konsep perjalanan yang dapat memberikan dampak jangka panjang, baik secara lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi untuk saat ini dan di masa depan bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat lokal. termasuk. dan wisatawan yang memandu akan mengapresiasi adat istiadat, budaya dan alam daerah tujuan.

“Dengan meningkatkan kesadaran terhadap pariwisata berkelanjutan, diharapkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata, termasuk wisatawan, dapat lebih memperhatikan protokol kesehatan, pelestarian alam, keamanan, kenyamanan dan kebersihan/kebersihan, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mengutamakan masyarakat lokal. sebagai pusatnya.

Ia mengatakan, pariwisata berkelanjutan sangat penting, apalagi pasca pandemi COVID-19 yang juga berdampak buruk pada sektor pariwisata yang merupakan salah satu penopang perekonomian nasional Indonesia. Putu mengatakan pariwisata berkelanjutan mengacu pada praktik berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan pariwisata yang terus membangun industri pariwisata dengan mensinergikan pilar penta helix.

Harus diakui, lanjutnya, pariwisata mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif pariwisata, kata Putu, antara lain terciptanya lapangan kerja, peningkatan kunjungan wisatawan, peningkatan perekonomian dan masih banyak lagi. Sedangkan dampak negatifnya dapat berupa kerusakan lingkungan, kemacetan, pencemaran, dan pemborosan, yang sebenarnya bertentangan dengan semangat pelestarian lingkungan hidup. Gagasan demokrasi lingkungan merupakan rumusan yang baik untuk mencapai pariwisata berkelanjutan.

Pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. “Tujuan akhir dari pariwisata berkelanjutan adalah untuk mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap masyarakat, khususnya masyarakat lokal dan lingkungan,” jelas Ketua Umum Persatuan Museum Indonesia ini.

 

Legislator Bali ini mengawali kegiatan Hari BKSAP di Kota Batam dengan mengunjungi Politeknik Pariwisata Batam dan Institut Teknologi Batam. Sedangkan kedua yayasan tersebut diketuai oleh Anggota Parlemen Indonesia Asman Abnur. Tentu saja keberadaan yayasan ini untuk menjadikan Batam berkelanjutan dan mewujudkan ekonomi hijau di masa depan.

“Karena kalau kita bicara pariwisata, ada sektor perhotelan, ada sektor restoran, ada juga sektor jasa lainnya, baik yang berkaitan dengan kesejahteraan atau kesehatan, dan yang terpenting adalah sektor kuliner.” di dua institusi pendidikan Batam ini kedepannya dapat menjadi agen perubahan pariwisata di Batam Indonesia dan mengisi dan mewarnai pariwisata global,” kata Putu.

Oleh karena itu, Putu mengapresiasi percepatan BTP dan ITEBA serta Yayasan VITKA yang membantu Batam menerapkan keberlanjutan dan inklusivitas dalam pengembangan pariwisatanya, terutama melalui peningkatan sumber daya manusia.

Bahkan kedepannya mereka harus mampu dan mampu bertransformasi menjadi wirausaha baik di dalam maupun luar negeri, untuk terus menjadi duta atau gaung kejayaan Indonesia di bidang kuliner atau sektor pariwisata dan perhotelan lainnya, ujarnya.

 

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) berharap Batam dapat menjadi contoh percepatan pariwisata di kawasan perbatasan dengan fokus pada pengembangan destinasi, sumber daya manusia, dan gagasan pariwisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan standar global. Pariwisata di Batam mungkin belum mendapat dukungan maksimal, terutama dalam pengembangan lembaga pelatihan vokasi pariwisata dan penegasan kebijakan pusat.

“Namun kehadiran kedua kampus ini justru menunjukkan bahwa pihak swasta atau yayasan mampu melangkah menjadi lokomotif untuk melindungi kreativitas dan inklusivitas masyarakat dan generasi muda dalam bekerja serta membangun sektor pariwisata yang mandiri.” Tentu saja ada pengakuan yang tinggi terhadap Yayasan VITKA, juga terhadap BTP dan ITEBA,” kata Putu.

Sementara itu, Anggota BKSAP DPR RI Asman Abnur mengatakan yayasan yang dipimpinnya ingin membangun sumber daya manusia yang berkualitas di dunia internasional. Sebab, kata dia, saat ini mahasiswa Politeknik Pariwisata Batam dan Institut Teknologi Batam bertebaran untuk bekerja di luar negeri.

“Yang kita bangun adalah pengembangan sumber daya manusia internasional yang mandiri dan berkualitas. Banyak mahasiswa kita yang sekarang bekerja di luar negeri. Baik di Timur Tengah, Dubai, Qatar, Hongkong, luar negeri, Amerika, Jepang dan lain-lain,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *