Fri. Sep 20th, 2024

Ragam Tradisi Masyarakat Saat Lebaran Ketupat, Dirayakan Seminggu Setelah Idul Fitri

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Idul Fitri dirayakan umat Islam di Indonesia seminggu setelah Idul Fitri atau 8 Syawal. Namun sebagian umat Islam merayakan Idul Fitri pada malam hari tanggal 7 Syawal.

Idul Fitri dianggap sebagai “hari raya kecil” setelah puasa 6 hari di bulan Syawal, atau sedikit bada, atau puasa singkat dibandingkan puasa sampai 1 bulan Ramadhan.

Sejarah Ait Ketupat erat kaitannya dengan Sunan Kalija. Orang Jawa percaya bahwa Sunan membawa ketupat ke Kalija.

Pakar budaya Zastrow Al-Ngatawi mengatakan, kebudayaan Kupatan muncul pada masa Wali Songo dengan memanfaatkan budaya Slametan yang berkembang di kalangan suku-suku di pulau tersebut.

Cara ini digunakan untuk memasukkan ajaran Islam tentang bersyukur kepada Allah, bersedekah, dan hidup damai saat Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri di berbagai daerah

Perayaan Idul Fitri berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya saja di Kota Pati, Jawa Tengah, masyarakat setempat meyakini tradisi Ketupat Idul Fitri telah mendoakan bayi yang meninggal secara turun-temurun. 

“Itu tradisi dan adat istiadat setiap tanggal 8 Syawal. Selain hari raya setelah puasa Syawal, itu hari raya bayi,” kata Sutarsi.

 

Untuk Ketupat Lebaran tahun ini, Sutarsi membuat 50 ketupat, lepet, dan 10 lonthong untuk keluarganya.

Surina, warga Pati lainnya yang merayakan tradisi Ketupat Lebaran, membuat 20 ketupat dan 20 lepet, yang dibawanya ke musala untuk disembah dan dinikmati bersama rombongan. 

 

Di Jombang, Jawa Timur, Idul Fitri dirayakan dengan menyembah hantu, bertukar berkah, dan makan bersama di masjid atau masjid setelah salat subuh.

Sebelum masa Prapaskah, warga Desa Bulurejo, Kecamatan Divek, Jombang diminta untuk mencantumkan nama-nama makhluk halus setiap hari raya di musala. Jadi pada hari Ketupat Lebaran, masyarakat membawa berkah yaitu ketupat, lontong dan sambal lode lalu dibawa ke musala, imam membacakan tahlil dan doa.

“Bagi seluruh jiwa yang berkumpul pada kesempatan Mushala Al-Mubarak, wajib membaca doa dan tahlil terlebih dahulu,” ujarnya kepada NU Online, Rabu (17/4/2024).

 

Gorontalo, masyarakat Gorontalo juga merayakan Idul Fitri Ketupat. Jemaah pergi ke masjid dan membawa air dan rempah-rempah.

Bumbu encer dan air diyakini bermanfaat dan menangkal penyakit bagi mereka yang mengonsumsi bumbu dan air tersebut melalui makanan atau minuman saat mandi, kata Antara.

Daripada hanya mendoakan dupa dan air, sebuah mangkuk besar berisi air, koin dan bunga puring diberikan kepada seluruh jemaah di gereja untuk mencuci muka, tangan, dan kaki. Mereka juga percaya bahwa itu adalah sebuah berkah.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *