Thu. Sep 19th, 2024

Rakor Pengembangan Pemuda Diharapkan Wujudkan Langkah Nyata Kolaborasi

By admin Sep19,2024 #Kemenpora

L) dan daerah, Selasa (6/8/2024) rapat koordinasi yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemanpora) di Yogyakarta sebaiknya dilakukan oleh (RAKOR) Pembinaan Pemuda.

Lebih lanjut, dalam Perpres 43 Tahun 2022 amanahnya adalah kerja sama dan koordinasi antara pusat dan daerah melalui kementerian/lembaga, dimana tim pengarah Perpres ini dipimpin oleh wakil presiden, sedangkan kementerian koordinator berperan sebagai orkestra . Kajian efektivitas pelayanan kepemudaan di setiap daerah, koordinasi dan koordinasi program, serta pelaksanaan pelayanan kepemudaan. Begitu pula dengan Kementerian Dalam Negeri yang perannya sangat penting dalam mengkoordinasikan dan mengkoordinasikan perencanaan kabupaten/kota.

Hal tersebut disampaikan Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Raden Isnata saat memimpin diskusi panel pada rapat koordinasi tersebut, yang narasumbernya antara lain Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Waro Srihastuti Sulstianigram, Ahli Madya Analis Kebijakan Edgar Rangakasa, Kementerian Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Direktur KPAPO BAPENS, Raden Rara Rita Irawati, Deputi Bidang Penunjang Kebijakan Pembangunan Manusia dan E. Wakil Presiden Suprayog Hadina, Ahmed Awenzora, Direktur Statistik Kesejahteraan Masyarakat BPS RI dan Deputi Direktur Dampak Kementerian Pemberdayaan Pemuda, Pemuda dan Olahraga.

Dikatakannya, “Sampai saat ini persoalan koordinasi hanya sekedar basa-basi, sehingga melalui rakor ini tidak boleh dibiarkan hanya sekedar gosip, namun dari rakor ini harus diambil langkah-langkah strategis untuk mencapai kerja sama dan koordinasi.”

Suprayog Hadi selaku Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden mengatakan dalam diskusi tersebut, Wakil Presiden Maruf Amin yang mengadakan rapat tingkat menteri pada 25 Januari 2024 mengenai Perintah Presiden Nomor 43 telah menekankan tujuh poin Tahun 2022, dua dari tujuh poin menekankan peran daerah dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD), disusul pentingnya koordinasi dan koordinasi dalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“RAD berdampak pada bagaimana masing-masing OPD terlibat dalam perencanaan pemuda, seperti halnya di Pusat yang memiliki lebih dari 28 K/L atau 3/4 Kabinet sebagaimana tercantum dalam Perpres 43 Tahun 2022, dimana perencanaan pemuda adalah Kalau di daerah pusat lebih banyak yang berbentuk NSPK, maksudnya daerah yang di dalamnya terdapat generasi muda, jadi daerah-daerah itu bukan hanya daerah kuncinya saja, kita di pusat tapi sangat tidak jelas dan selalu begitu. Lihat hubungannya dengan Action Plan (RAN),” ujarnya.

Selain itu, Suprayog juga mendorong daerah tentang perlunya skema yang memadai untuk menciptakan kesadaran tentang isu-isu pemuda dan mendukung anggaran yang memadai ke arah tersebut.

“Dalam penyusunan RADnya saja baru 17 provinsi, padahal kita punya 38 provinsi, dan 514 kabupaten/kota, jadi kalau daerah punya komitmen untuk mengoordinasikan RAD dan mengalokasikan APBD-nya, lalu apa yang akan kita lakukan jika itu terjadi? terjadi. Apakah ambisi akan tercapai dan tujuan RPGM “telah tercapai dan Wapres sangat prihatin dengan hal itu,” kata Suprayog.

“Perencanaan dan penganggaran itu satu paket. Kalau rencana tidak ada tapi anggaran yang diharapkan ada maka tidak mungkin. Jadi kita paham betul kenapa RAN dan RAD perlu disusun, karena anggaran ini penting untuk evaluasi dampak. bersama-sama,” tambahnya.

Berbicara tentang Youth Development Index (IPP) yang tahun ini mencapai skor 56,33, yang mencakup lima domain seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan kerja dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi, Superyog yakin bahwa 3 dari 5 indikator tersebut mengalami stagnasi dalam 3 tahun terakhir, padahal skor IPP mengalami peningkatan dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

“Indikator pendidikan, kesempatan kerja, dan gender mengalami stagnasi, sehingga dari lima domain yang ada saat ini kami melihat sangat perlu ditingkatkan dalam hal ini, walaupun ada delapan kategori penghargaan yang cukup representatif, namun ada stabilitas. Peningkatan pada tahun 2024.” Dia berkata.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *