Wed. Sep 25th, 2024

Rata-Rata Pengeluaran Kelompok Kelas Menengah Rp 3,35 Juta Sebulan, Mayoritas untuk Beli Makanan

matthewgenovesesongstudies.com, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengklasifikasikan masyarakat sebagai kelompok kelas menengah terbaru. Klasifikasi tersebut berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENA) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024.

Plt. Amalia Edininggar Vidyasanti, Kepala BPS, mengatakan klasifikasi kelompok kelas menengah kini mengacu pada penduduk yang pengeluarannya 3,5 hingga 17 kali lipat dari garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia. Jumlah tersebut sekitar Rp2.040.262 – Rp9.909.844 pengeluaran per kapita pada tahun 2024. 

Oleh karena itu, pemeringkatan kelas menengah yang kita lakukan sesuai standar internasional Bank Dunia, kata Amalia di kantor pusat BPS, Jumat (30/8) tentang menjaga daya beli kelas menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.

Lanjut Amalia, rata-rata pengeluaran masyarakat kelas menengah pada tahun 2024 sebesar Rp 3,35 juta per bulan, meningkat 142 persen dibandingkan tahun 2019 yaitu Rp 2,36 juta per bulan.

Oleh karena itu, rata-rata pengeluaran kelompok menengah mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pandemi Covid, jelasnya. Untuk makan paling banyak

Ia mengatakan sebagian besar pengeluaran masyarakat kelas menengah dilakukan pada sektor pangan. Kemudian datanglah sektor perumahan dan jasa lainnya.

Oleh karena itu, sebagian besar pengeluaran masyarakat kelas menengah berada pada sektor pangan, ujarnya.

Di sisi lain, BPS mengindikasikan jumlah kelas menengah mengalami penurunan. Pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta jiwa atau 21,45 persen dari jumlah penduduk.

 

Amalia mengatakan pada tahun 2020, dampak pandemi Covid-19 mengawali penurunan populasi kelas menengah. Namun BPS belum merilis jumlah penduduk kelas menengah pada tahun 2020 akibat anomali pandemi Covid-19.

“Tahun 2020 anomali, di masa yang disebut pandemi Covid-19, datanya ada, tapi kami tidak menampilkannya,” kata Amalia.

Pada tahun 2021, jumlah penduduk kelas menengah akan turun signifikan menjadi 53,83 juta atau 19,82% dari jumlah penduduk. Ia mengatakan, menurunnya kelas menengah disebabkan dampak pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, kami memperkirakan pandemi Covid-19 akan menimbulkan efek scarring, ujarnya.

Fenomena menyusutnya kelas menengah ini akan kembali berlanjut pada tahun 2022. Menurut BPS, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 49,51 juta jiwa atau 18,06% dari jumlah penduduk.

Pada tahun 2023, jumlah penduduk kelas menengah akan turun lagi menjadi 48,27 orang. BPS memastikan jumlah penduduk kelas menengah sebesar 17,44 persen dari total penduduk.

Sementara jumlah penduduk kelas menengah juga kembali menurun pada tahun ini menjadi 47,85 juta orang. Jumlah penduduk kelas menengah adalah 17,13% dari jumlah penduduk.

 

 

Wartawan: Sulaiman

Sumber: Merdeka.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *