Mon. Sep 16th, 2024

Realisasi Perdagangan Karbon PLN IP Capai 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) berkontribusi dalam perdagangan karbon dengan realisasi 2,4 juta ton CO2 pada tahun 2023. Hal ini merupakan komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan sejumlah unit pembangkit PLN Indonesia telah mendapatkan verifikasi nilai emisi gas rumah kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) independen yang terakreditasi, Sucofindo.

Unit energi PLN Indonesia yang berkontribusi terhadap perdagangan karbon pada tahun 2023 adalah 10 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Di antaranya PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Adipala, PLTU Ombilin, PLTU Labuan, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuan Angin, dan PLTU Teluk Sirih.

“PLTU Suralaya merupakan penyumbang penurunan karbon terbesar yaitu sekitar 1,5 juta ton CO2,” kata Edwin pada Jumat (26/4/2024).

Edwin mengungkapkan, sekitar tahun 2023, perdagangan karbon PLN Indonesia Power telah mencapai 2.428.203 ton CO2 dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.

“Tujuan perdagangan karbon di tahun-tahun mendatang adalah meningkat dua kali lipat dari tahun 2023,” kata Edwin. Emisi nol bersih pada tahun 2060

Menurut Edwin, capaian dan tujuan IP PLN untuk perdagangan karbon adalah untuk membantu pemerintah mencapai tujuan Kontribusi Nasional (NDC) pada tahun 2030 dan emisi net zero pada tahun 2060.

“Dengan penerapan perdagangan karbon melalui PLN Indonesia Power, kami berkontribusi dalam mengurangi laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, hal ini juga sejalan dengan berbagai upaya pemerintah,” tutup Edwin.

Perdagangan karbon merupakan inovasi bisnis PLN yang sejalan dengan pencapaian tujuan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN Indonesia Power juga berupaya meningkatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara nasional melalui kerja sama dengan berbagai Pihak dan membuka peluang kerja sama perdagangan karbon.

“Perdagangan karbon merupakan pengembangan bisnis di luar KWh yang juga dapat mengurangi emisi karbon,” tutup Edwin.

PLN Nusantara Power (PLN NP) berupaya mempercepat transisi energi di Indonesia menuju kepulauan yang lebih hijau dengan mengurangi emisi karbon (CO2) sebesar 17 juta ton CO2.

Perusahaan berkomitmen untuk menciptakan Indonesia yang lebih hijau. Melalui beberapa inovasi, salah satunya menjadi penyedia pertukaran karbon terbesar di Indonesia, proyek co-firing dan energi baru terbarukan (EBT) yang bertema Green Energy Movement (GEM).

Hampir 1 juta karbon diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) oleh PLN Nusantara Power melalui PLTGU Muara Karang Blok 3.

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Administrasi Kepegawaian, Aji, menyampaikan pentingnya pencanangan pertukaran karbon.

Menurutnya, PLTN berupaya dari berbagai sudut pandang untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060 atau lebih awal.

Selain pertukaran karbon, terdapat 11 PLTU NP PLN yang telah menjadi peserta perdagangan karbon dan mendapat kuota persetujuan teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang disetujui Kementerian ESDM dengan nilai tukar yang dapat diperdagangkan. kuantitasnya mencapai 35 juta ton,” jelasnya. .

Kelancaran kinerja TN PLN salah satunya ditunjukkan dengan produksi energi bersih hasil co-firing pada tahun 2023 sebesar 525,62 GWh atau setara dengan penurunan emisi karbon sebesar 533.291,79 MT.

Hingga saat ini, PLN NP telah melakukan co-firing secara terus menerus di 24 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tersebar di Indonesia.

Sejalan dengan semangat dunia untuk menurunkan suhu bumi dan sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Paris, PLN Nusantara Power berkontribusi melalui gerakan energi hijau, jelas Aji.

Gerakan energi hijau diwujudkan tidak hanya melalui kerja sama dengan PLTU yang sudah berjalan, namun juga keseriusan perusahaan dalam membangun pembangkit listrik ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA dan juga PLTB.

Pada tahun 2023, PLN TN telah berhasil menyelesaikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) Cirata yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Berkat PLTS ini, kita bisa menghindari 214.000 ton CO2 setiap tahunnya.

“Kami juga terus mendukung smart city di Wilayah Ibu Kota Negara (IKN) dengan menyediakan listrik bersih dari PLTS IKN 50 MW. Saat ini, tahap pertama 10 MW telah kami selesaikan,” tambah Aji.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *