Sun. Sep 22nd, 2024

Rekomendasi Teknis dari Badan Geologi soal Longsor Tol Bocimi

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Badan Geologi yang melaporkan adanya kejadian tanah longsor di Jalan Tol Bagor Chiavi-Sukabumi (Tol Bochimi), tepatnya Tol Parungkuda 64-600, Kecamatan Chikembar, Provinsi Sukabumi memberikan sejumlah imbauan teknis.

Longsor dilaporkan terjadi sekitar pukul 20.00 WIB pada Rabu (03/04/2024) setelah terjadi hujan lebat dan berkepanjangan di kawasan tersebut.

Survei Geologi mengatakan peringatan teknis ini dianggap sebagai langkah awal menuju kemungkinan terjadinya tanah longsor lebih lanjut, mengingat kemungkinan akan terus terjadi hujan lebat.

Beberapa rekomendasi teknisnya mencakup seruan untuk segera melakukan perbaikan saluran permukaan guna menyediakan drainase kedap air jika terjadi peningkatan curah hujan.

“Jika muncul retakan di sekitar lereng, sebaiknya segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi penetrasi air ke dalam tanah dan mengarahkan aliran air menjauhi retakan tersebut,” jelas Kepala Departemen Geologi Kementerian. PVMBG Energi dan Sumber Daya Mineral. Sumber, Hendra Gunawan dikutip dalam laporan tertulis di Bandung, Kamis (4/4/2024).

Selain itu, disarankan untuk tidak melakukan kegiatan yang mengganggu kestabilan lereng, misalnya menebang lereng, tidak membuat cekungan baru pada daerah longsor guna mengurangi kejenuhan lereng, tidak menebang pohon-pohon besar. tanpa pandang bulu.

“Menetapkan rambu bahaya longsor di sekitar lokasi bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.

Survei Geologi juga mengimbau warga dan pengendara di kawasan itu untuk waspada jika terjadi hujan berkepanjangan, karena dikhawatirkan tanah longsor akan semakin meningkat.

“Warga, aparat, dan masyarakat yang bertugas menangani material anti longsor dan memperbaiki jalan agar selalu waspada dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan karena kawasan tersebut masih rawan longsor. Rawan bocor apalagi saat hujan,” kata dia. Hendra.

Bahkan, sosialisasi yang bertujuan untuk mengenalkan pergerakan bumi juga menjadi bagian penting bagi masyarakat. Literasi bencana harus ditanamkan dengan baik di masyarakat.

“Untuk memperluas sosialisasi masyarakat agar lebih mengetahui dan memahami pergerakan bumi,” kata Hendra. “Masyarakat harus selalu mengikuti arahan pemerintah daerah dan BPBD,” imbuhnya.

Sebelumnya, Hendra Gunawan menjelaskan, berdasarkan peta prakiraan gerakan tanah Kecamatan Chambar Provinsi Sukabumi bulan April 2024 termasuk dalam zona potensi gerakan tanah sedang dan tinggi.

Artinya, pergerakan tanah dapat terjadi ketika curah hujan di wilayah tersebut berada di atas normal, dan pergerakan tanah yang lama dapat aktif kembali.

Menurut analisis Badan Geologi, faktor penyebab longsor adalah kecuraman lereng. Selain itu, pelapukan tanah yang cukup tebal merupakan pelapukan batuan vulkanik.

Dan itu disebabkan oleh hujan deras jauh sebelum kejadian, jelasnya. “Tidak ada formasi geologi atau fitur penting lainnya yang dapat menimbulkan risiko tambahan, yang ada hanyalah tingkat kejenuhan air pada batuan permukaan dan jumlah curah hujan,” tambahnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *