Thu. Sep 19th, 2024

Remaja yang Idap Penyakit Kelamin Kerap Malu Ungkapkan Kondisinya, BKKBN Siapkan PIK-R

matthewgenovesesongstudies.com, Penyakit kelamin Semarang yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti penyakit virus, bakteri, atau parasit, bisa menyerang remaja, termasuk remaja.

Remaja cenderung malu untuk mengungkapkan penyakit kelaminnya. Tentu saja, penyakit ini tidak segera diobati sehingga menyebabkan masalah kesehatan reproduksi yang lebih serius.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Wakil Direktur Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Vagidin mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya.

“BKKBN sekarang punya program untuk remaja. Pusat Penyuluhan dan Informasi Remaja (PIK-R) beroperasi di sekolah dan desa. “Itu kapal yang penuh dengan remaja,” kata Wahidin saat disambut pada acara khitanan massal di RSPAD Bhakti Weera Tamtama (RST), Semarang, Kamis (27/06/2024).

“Yah, menurutku kalau ada masalah seperti itu, akan lebih baik bagi seorang remaja jika dia bisa berbicara dengan kelompok remajanya. Kalau sampai ke kita, sayang sekali, ujarnya.

Setelah remaja penderita penyakit menular seksual mengadu ke PIK-R, PIK-R akan melakukan pelatihan. Namun bila penyakit yang diderita tergolong serius, keluhannya akan semakin parah dan akan dirujuk ke BKKBN.

“Kalau langsung ke RS mungkin bingung, tapi kalau langsung ke remaja lain bisa percaya,” jelas Vagidin.

PIK-R sendiri diisi oleh para remaja yang telah memperoleh pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, remaja PIK-R disebut juga sebagai guru yang setara dalam mendidik remaja lainnya.

Namun jika terdeteksi ada penyakit menular, maka akan dikirim ke fasilitas kesehatan melalui adik-adik kita di PIK R, kata Vagidin.

 

Kemudian beliau juga memberikan jawabannya mengenai usia menikah di Indonesia. Menurutnya, jumlah pernikahan di Indonesia belum pernah terjadi sebelumnya. Di mana ada yang terlalu tua, di situ ada yang terlalu muda.

“Memang di Indonesia agak unik, yaitu ada data yang menikah terlalu muda. “Dulu yang bungsu berumur 16 tahun, sekarang yang lebih muda pun sudah menikah, meski jumlahnya tidak banyak.”

“Tetapi menurut data lain, mereka yang menikah pada usia lanjut, bahkan di atas 30 tahun, termasuk dalam kelompok tertentu. “Median umur di Indonesia sekarang sekitar 22 tahun, tapi kalau dilihat dari datanya, ada yang terlalu tua, ada juga yang terlalu muda. “

Tua atau terlalu muda, keduanya sama buruknya, lanjut Vahidin.

“Kalau terlalu muda, ada risiko hamil karena panggulnya belum sempurna. Biasanya bisa tersumbat saat melahirkan. Akibat terlalu lama berada di leher rahim, anak bisa meninggal, begitu juga ibunya.”

“Oleh karena itu, angka kematian ibu dan anak sangat ditentukan oleh kehamilan dini dan usia kehamilan tua. “Jadi inisiatif kami yang terbaik adalah kehamilan pada usia 21 hingga 35 tahun,” pungkas Vagidin.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *