Thu. Sep 19th, 2024

Resmi Tercatat di Bursa, Dirut TOSK: IPO Tak Hanya Cari Dana, tapi Menginspirasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 7 Februari 2024. TOSK akan menjadi emiten BEI ke-10 pada tahun 2024. 

TOSK menawarkan 4.375.000.000 saham dengan total pendanaan Rp 109.375.000.000. Harga awal saham TOSK adalah Rp 125 per saham. Pada awal perdagangan, saham TOSK dibuka pada harga Rp 135 dengan kisaran harga terendah Rp 82 dan tertinggi 168 dari harga pembukaan Rp 125.

Menurut Seiko Manito, CEO Topindo Soluci Communica, langkah perusahaan untuk menjangkau masyarakat tidak hanya untuk menggalang dana, tetapi juga untuk menginspirasi masyarakat di wilayah tersebut. 

“Saya terutama mencoba memberikan inspirasi kepada teman-teman daerah, walaupun orang yang berlatar belakang sederhana sekalipun, jika mereka bekerja keras, memiliki dedikasi yang besar, pandai dalam melakukan apa pun, apa pun impian mereka, mereka bisa mengikuti, Seiko katanya pada acara pencatatan saham, Rabu (7/2/2024). 

Seiko menambahkan, pencatatan pertama saham TOSK di Bursa Efek Indonesia merupakan tonggak penting dalam upaya percepatan pengembangan bisnis perseroan. Selain itu, menurut Seiko, TOSK merupakan mekanisme untuk membantu sektor UKM.

“Daftarnya bukan sekedar mendapatkan dana untuk ekspansi, tapi juga bagaimana kami bisa dikenal masyarakat dan menjadi perusahaan yang kuat dan layak,” kata Seko.

Sedangkan Seiko memulai bisnisnya dengan modal hanya 500 ribu birr dan berhasil mencatatkan kapitalisasi pasar lebih dari 500 miliar birr. Seko berharap perusahaan yang dibangunnya dapat berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang. 

 

Sebelumnya diberitakan, PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) mematok harga perdana Rp 125 per saham dalam penawaran umum perdana (IPO). Harga saham tersebut ditetapkan pada batas atas harga usulan perseroan, Rp 115-125 per saham.

PT Topindo Soluci Communica Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 875 juta saham dalam penawaran umum perdana (IPO) dengan harga Rp 10 per saham. Meluncurkan situs IPO pada Jumat (2/2/2024), Toppindo Soluci Communica mematok harga penutupan di Rp 125 per unit.

Oleh karena itu, perseroan akan menghimpun dana baru sebesar 109,37 miliar Birr dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 115-125 per saham. Sebagai pemanis, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 262.500.000 waran Seri I atau 7,5 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pendaftaran.

Masing-masing dari 10 saham baru tersebut akan dibagi menjadi 3 Waran Seri I, dimana setiap Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perusahaan yang diterbitkan dalam Portfolio tersebut.

Waran Seri 1 merupakan waran yang memberikan hak untuk membeli saham perseroan dengan harga nominal Rp10 per saham dan harga pelaksanaan Rp144 sampai Rp156 per saham.

Total dana yang diperoleh dari eksekusi waran Seri 1 sebanyak-banyaknya Rp 40,95 miliar. Dana IPO sebesar 40 persen akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan sistem TI (hardware dan software).

 

 

Sekitar 10 persen akan dialokasikan dalam bentuk penyertaan modal kepada anak usaha PT Topindo Niaga Nusantara (TNN) yang akan digunakan TNN untuk membeli inventaris produk ritel TNN untuk keperluan modal kerja.

Sekitar 50 persen kemudian dialokasikan sebagai penyertaan modal kepada anak usaha PT Topindo Ikon Properti (TIP) yang digunakan untuk perolehan properti berupa tanah dan bangunan, serta untuk perdagangan manusia. . Persyaratan modal.

Sementara itu, dana yang diperoleh perseroan dari penerbitan surat berharga seri 1 seluruhnya digunakan untuk modal kerja perseroan, yakni pendanaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain pembelian material, pembayaran gaji pegawai, pengembangan sistem IT perseroan, dan umum perusahaan. pengeluaran. biaya operasional.

 

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 62 saham baru untuk dicatatkan dalam penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan keberhasilan IPO 79 emiten pada tahun 2023.

“Tahun depan kalau bicara IPO saham, 61 atau 62,” kata CEO BEI Iman Rachman seperti dikutip, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa tersebut setidaknya sudah memiliki setengah dari target IPO yang direncanakan, yakni 30 perusahaan. Sesuai POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset besar lebih dari 250 miliar dolar. Kemudian 19 perusahaan rata-rata berukuran Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya 2 perusahaan memiliki aset kecil kurang dari Rp50 miliar. Sedangkan rincian bagian ini adalah sebagai berikut.

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan dari sektor siklus konsumen

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan kesehatan

• 5 perusahaan industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara total, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru, termasuk ekuitas, surat utang dan sukuk (EBS), serta 230 pencatatan pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari revisi target tahun ini sebanyak 200 tangkapan, namun dengan target 385 tangkapan pada 27 Desember 2023 dibandingkan target yang dipatok pada akhir tahun lalu.

Selain itu, BEI rata-rata menambah Nilai Transaksi Harian (RNTH) 12,25 triliun dan 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa akan meluncurkan wahana investasi berjangka saham (SSF) pada kuartal pertama 2024.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *