Mon. Sep 16th, 2024

Restorannya Sajikan Daging Sapi Australia dan Jepang, Dimas Ramadhan Ungkap Alasan Tidak Pilih Daging Lokal

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Content kreator dunia daging Dimas Ramadhan atau Dimsthemeatguy semakin fokus menekuni bisnis kuliner. Ia baru saja membuka restoran steak keduanya, Meatguy II Steakhouse SCBD, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Restoran pertamanya dibuka di kawasan Bintaro, Tangsel awal tahun ini.

Pengalamannya mencicipi daging dari restoran ke restoran di berbagai negara membuatnya berani menghadirkan destinasi kuliner yang menjadi tempat di mana setiap orang bisa mencicipi daging sapi kualitas terbaik. Menurut Dimas, daging sapi yang disajikan di restorannya berasal dari Australia dan Jepang dengan kualitas terbaik.

Steak house ini didirikan Dimas dengan tujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mencicipi langsung seperti apa daging sapi dengan kualitas sempurna. Salah satu menu di restoran tersebut adalah daging wagyu A5. Grade A5 adalah daging sapi Wagyu kualitas tertinggi karena rasa marmer dan lemaknya.

Dimas mengatakan, tidak semua restoran bisa mendapatkan daging dengan cara seperti itu. “Saya bisa dapat karena sering bikin konten di TikTok, jadi dikenal petani dan penjual daging. Jadi diperbolehkan beli,” ujarnya saat temu media di Meatguy Steakhouse II SCBD, Kamis 30 Mei. 2024.

“Pedagang dan peternak biasanya tidak sembarangan melepas daging spesialnya. Mereka hanya akan menjualnya kepada orang yang mereka percaya, bisa mengolah dan menghargainya dengan baik,” lanjutnya.

Untuk menikmati daging istimewa ini, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dahulu karena jumlahnya terbatas dan tidak tersedia setiap saat. Sebagai seorang influencer dan pemilik restoran, Dimas mengaku kerap mendapat pertanyaan dari netizen dan pelanggan, yakni mengapa mereka tidak memilih daging lokal dan lebih memilih daging impor.

 

“Banyak yang bertanya, ini restoran lokal, dijalankan oleh penduduk setempat, chef dan stafnya juga orang lokal, tapi kenapa menyajikan daging impor? Selama ini saya hanya bisa mengatakan bahwa daging sapi lokal tidak layak untuk diolah menjadi steak terbaik. kualitasnya menggunakan cara memasak yang tidak konvensional,” jelasnya.

“Penyebabnya ada beberapa faktor, salah satunya karena gen sapi kita berbeda dengan yang ada di Australia atau Amerika, misalnya tidak cocok untuk dijadikan steak, tapi lebih bagus untuk dibuat rendang misalnya. Makanan dan lingkungan. Faktornya juga berpengaruh,” lanjutnya.

Bukan berarti daging sapi Indonesia tidak bisa menghasilkan steak dengan kualitas terbaik. Menurut Dimas, berbagai upaya yang bisa dilakukan seperti menyediakan jenis makanan tertentu dan lingkungan yang nyaman.

Meski begitu, Dimas berencana menggunakan daging sapi lokal untuk menu terbaru restorannya. “Rencananya pakai daging lokal, tapi saya tidak bisa menyia-nyiakannya sekarang, kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, tim Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com berkesempatan menyantap Australian Wagyu Fullblood yang dimasak hingga medium rare. Biasanya kita menghindari medium rare karena memberikan rasa yang tidak enak, seperti bau rumput pada steak, dan kurang empuk. 

Faktanya, medium rare direkomendasikan untuk menikmati steak dengan pengalaman yang lebih lengkap. Oleh karena itu, Meatguy Steakhouse ingin menginformasikan kepada masyarakat bahwa tidak semua steak medium rare menawarkan pengalaman yang tidak menyenangkan.

Selama daging yang digunakan berkualitas cukup, rasa steak medium rare tetap nikmat. Tentunya rasanya enak, juicy dan sangat empuk sehingga mudah untuk dipotong-potong. Meski tanpa saus khusus, rasanya tetap berkesan dan seolah bertahan lama di lidah.

Dipadukan dengan mashed potato yang dimasak dengan teknik tertentu dan dicampur dengan mentega membuat teksturnya sangat lembut dan creamy. Dalam kesempatan itu, Dimas juga menunjukkan alat pendingin kering yang biasa ditemukan di restoran panggangan. Namun aspek daging yang menua kering di lemari es merupakan tampilan yang menarik.

Proses penuaan daging kering menggunakan bahan-bahan unik yang menjadi bagian dari eksperimen Dimas untuk menciptakan seni mengeringkan daging itu sendiri. Berdasarkan eksperimen tersebut, tak heran jika Dimas ditunjuk sebagai Brand Ambassador Dry Ager.

Perjalanannya keliling dunia tidak hanya membawanya menemukan rahasia Dry-Aging dan seni menciptakan steak yang sempurna, namun juga mengukuhkannya sebagai salah satu tokoh terkemuka di dunia kuliner.

Perjalanannya dimulai pada tahun 2020 ketika ia secara jujur ​​berbagi ilmunya kepada para pecinta daging, imbauan bagi mereka yang menikmati kontennya melalui berbagai platform media sosial TikTok yang sebagian besar adalah Gen Z. Dari situlah eksplorasi daging Dimsthemeatguy meluas hingga ke berbagai batasan. .

Dengan semangat dan keingintahuannya, Dimas yang merupakan lulusan sarjana dari German Swiss University dengan gelar sarjana akuntansi ini menjajaki pengalamannya dengan datang langsung ke berbagai steakhouse dan farm. Dia menjadi yang terbaik di Jepang, Australia, Korea dan Amerika dan bahkan mendapat penghargaan untuk segmen itu.

Bahkan awal tahun ini, Dimas menjelajahi daging di AS dan meneliti potongan daging dengan mencoba berbagai restoran steak. Hal ini merupakan salah satu bentuk Dimas yang terus memperluas pemahamannya terhadap industri makanan dan minuman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *