Thu. Sep 19th, 2024

Revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng, Diprediksi Bisa Tingkatkan Produktivitas hingga 120 Persen

matthewgenovesesongstudies.com, Bogor Kebun kopi Cikoneng di Desa Tugu Utara, Bogor memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Letaknya yang berada di daerah pegunungan dan udaranya yang segar menjadikannya tempat yang ideal untuk menanam tanaman kopi.

Sayangnya, selama ini produktivitas kopi Arabika yang ditanam petani di Kebun Kopi Sikoning belum ideal. Alasannya, para petani yang seluruhnya merupakan pekerja perkebunan teh belum memiliki pengetahuan yang utuh mengenai budidaya kopi.

Akibatnya pendapatan petani tidak mencukupi untuk melakukan pemeliharaan lahan. Padahal, hasil pertanian dari perkebunan kopi Sikoneng dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan petani di sana. Karena ditanam bersama tanaman lain seperti pinus, cabai, alpukat, jambu biji dan jeruk.

Kurang optimalnya produksi kopi di Sekoneng menjadi alasan Tbk Central Asia (BCA) melalui payung Bakti BCA melakukan revitalisasi perkebunan kopi Sekoneng.

Bank bekerja sama dengan Yayasan Kopi Nasional (YKN) dan Dinas Hortikultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Bogor (Distanhorbun) dalam memberikan bimbingan dan nasehat. Pihak ini juga memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada Kelompok Tani Cikoneng Lestari dan Kelompok Tani Lestari Maju Bersama.

“Kami memahami pentingnya menjadikan kebun kopi Cikoneng sebagai sumber pendapatan masyarakat di Desa Tugu Utara. Untuk meningkatkan produktivitas para petani kopi di sana, Bakti BCA melaksanakan proses revitalisasi melalui serangkaian pelatihan, konsultasi dan konsultasi. berbagai bantuan teknis pertanian,” kata Executive Vice President Corporate Communications and Responsibility Pekerja sosial BCA Hera F. Haryn dalam pertemuannya di Perkebunan Kopi Cikoneng Bogor, Senin 10 Juni 2024.

Hira berharap melalui inisiatif ini para petani menjadi lebih produktif sehingga pendapatan dan taraf hidupnya meningkat.

“Kami yakin dampak positif ini tidak hanya dirasakan oleh petani, tetapi juga masyarakat dan mitra usaha,” tambah Hira.

Program ini akan dilaksanakan di lahan pertanian seluas 10 hektar, dan petani penerima manfaat akan menerima saran dan bimbingan selama satu tahun mengenai strategi dan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.

Melalui sekolah lapang yang diinisiasi YKN bekerjasama dengan Distanhorbun Kabupaten Bogor, penerima manfaat akan diajarkan hal berbeda. Mulai dari penggunaan pupuk ramah lingkungan, pemangkasan dahan pohon yang efektif, serta konservasi tanah dan air melalui penggalian atau penggarukan serba guna.

Melalui program ini, Hira memberikan bantuan alat dan kebutuhan pertanian, antara lain: pupuk padat sebanyak 40 ton. Total 120 liter pupuk tanah cair. Sebanyak 1.440 liter pupuk daun cair. Total 20 gunting pangkas. Total 2 pemotong rumput. Total ada 2 alat penyiram.

“Upaya revitalisasi yang dilakukan Bakti BCA bersama mitra diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi biji kopi secara signifikan,” kata Hira.

Berdasarkan data yang dihimpun, setelah revitalisasi dilaksanakan, produksi biji kopi per hektar dan pendapatan petani di Kebun Kopi Sikoneng diperkirakan akan meningkat lebih dari 120 persen pada tahun 2025.

Pada tahun 2024, diperkirakan rata-rata produksi biji kopi dari 10 hektar kebun kopi Sekoning mencapai 308,9 kilogram per hektar.

“Kami mengapresiasi langkah BCA dalam meningkatkan efektivitas dan produktivitas pabrik kopi di Provinsi Bogor, khususnya Kebun Kopi Sikonj. Program revitalisasi yang kami jalankan bekerja sama dengan BCA meliputi pelatihan,” kata Entis Sutisna, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Hortikultura Bogor. Peternakan yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bogor. Memberikan bantuan pertanian kepada petani tentang teknik pertanian yang lebih efektif dan efisien.”

“Kami berharap melalui inisiatif ini, para petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertaniannya,” tambahnya, “dan secara bertahap mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses bertani dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar dan wilayah Bogor. wilayah secara umum.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *