Fri. Sep 20th, 2024

Rilis Fitur Baru, Pengguna Android Kini Bisa Kenali Aplikasi Resmi Pemerintah di Play Store

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Google telah menyediakan fitur baru untuk toko aplikasi, Play Store. Melalui fitur ini, Google akan memudahkan pengguna untuk mengidentifikasi sumber aplikasi yang diunduh.

Pembaruan ini akan memberikan label khusus untuk aplikasi yang dibuat atau dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini untuk membantu pengguna Android menemukan aplikasi dari sumber pemerintah dengan lebih cepat.

Mengutip laporan Android Authority pada Sabtu (4/5/2024), Google menyebutkan saat peluncurannya, pengguna akan dapat melihat lencana tersebut di lebih dari 3.000 aplikasi pemerintah dari 12 negara berbeda. Negara-negara tersebut antara lain: Amerika Serikat, Australia, Brasil, Indonesia, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis

Aplikasi buatan pemerintah ini memiliki tanda berbentuk bangunan di bagian bawah yang bertuliskan “Pemerintah”. Lencana terletak di sebelah kanan rating aplikasi.

Pengguna juga dapat mengklik label. Kemudian Play Store akan menampilkan pesan “Pemerintah Resmi – Play mengonfirmasi bahwa aplikasi ini dikaitkan dengan entitas pemerintah”. Artinya aplikasi tersebut dibuat oleh pemerintah dan diverifikasi oleh Google Play.

Google awalnya mengumumkan fitur ini pada November 2023. Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk membantu aplikasi berkualitas tinggi mendapatkan lebih banyak unduhan oleh pengguna.

Fitur ini sebelumnya telah diuji dengan sejumlah kecil pengguna. Dan seluruh pengguna Google Play Store akan mendapatkan fitur ini mulai sekarang. 

Di sisi lain, Google baru-baru ini memberikan update terbaru untuk toko aplikasi Play Store. Pembaruan ini memungkinkan pengguna mengunduh dua aplikasi secara bersamaan.

Meski bukan pembaruan besar, namun disambut baik oleh pengguna. Sebab sebelumnya Google Play Store hanya memperbolehkan pengguna mengunduh aplikasi Android satu per satu. Hal ini dianggap rumit dan memakan waktu.

Berdasarkan laporan Android Authority, Senin (30 April 2024), fitur tersebut secara bertahap akan tersedia di semua perangkat Android yang memiliki Google Mobile Services (GMS).

Perlu diketahui bahwa perangkat menggunakan Android versi terbaru dan Google Play Store.

Berdasarkan beberapa pengujian, fitur ini mungkin berfungsi di sejumlah smartphone seperti Pixel dan Samsung. Oleh karena itu, kemungkinan besar lebih banyak model ponsel Android yang mendukung fitur ini. 

Namun, Google tidak memberikan opsi lain, seperti mengaktifkan kemampuan mengunduh beberapa aplikasi sekaligus. Menurut laporan tersebut, Google tidak mendukung opsi pembaruan pengunduhan saat ini untuk aplikasi yang ada. 

Google akan menerapkan metode keamanan biometrik untuk mengonfirmasi transaksi guna memberikan keamanan tambahan.

Ini cukup berguna bagi pengguna yang suka membeli aplikasi atau game di Google Play.

Selain itu, di masa lalu sering terjadi laporan tentang orang tua yang harus membayar tagihan kartu kredit selangit karena anak-anak mereka dengan mudah membeli mainan dari app store.

Merujuk email yang dikirimkan salah satu pengguna Google dan dilansir Gizchina, Senin (15/4/2024), pengaktifan mode keamanan biometrik ini berlaku untuk ponsel cerdas dengan fitur keamanan biometrik.

Artinya, ketika pengguna mengaktifkan keamanan biometrik, berarti setiap kali melakukan pembelian melalui Google Play, pengguna akan diminta untuk memverifikasi transaksi menggunakan fitur biometrik yang dipilih.

“Untuk menjaga keamanan akun Anda, harap aktifkan verifikasi biometrik untuk setiap pembelian,” kata Google Play dalam email kepada pelanggannya.

Selain itu, Google Play menyarankan pengguna untuk tidak membagikan akun mereka dengan orang lain.

Di sisi lain, Google akan menghadirkan fungsi baru di Android yang dapat mengkarantina aplikasi yang ditandai berbahaya.

Fitur karantina aplikasi dilaporkan oleh Android Authority pada Senin (22 April 2024), sebagaimana dikutip oleh ZDNET, dan pertama kali terlihat di Android 14 QPR2 Beta 1 pada November 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa Google telah mulai menguji fitur tersebut di Android 14 beta dan kemudian perusahaan berencana meluncurkannya di Android 15 atau lebih tinggi. Dari laporan terbaru, Google menarik pengembangan fitur aplikasinya ke karantina.

Jadi, menurut laporan, kemungkinan besar Google tidak akan menghadirkan fitur ini ke Android 15. Ada kemungkinan fitur ini akan diluncurkan di Android 16 atau lebih baru. 

FYI, Karantina Aplikasi Android adalah cara kesejahteraan digital Google yang mencegah pengguna menggunakan aplikasi yang dianggap berbahaya dan berpotensi menyebarkan malware.

Nantinya, aplikasi yang dikarantina akan tetap muncul di halaman beranda maupun di menu pengaturan perangkat Android. Namun, beberapa fitur atau fungsi dalam aplikasi akan dinonaktifkan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *