Fri. Sep 20th, 2024

Riset Terbaru Ungkap Ada Hubungan Antara Tato dengan Peningkatan Risiko Kanker Darah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine menunjukkan adanya hubungan antara tato dan peningkatan risiko limfoma, sejenis leukemia.

Menurut Klinik Cleveland, limfoma, juga dikenal sebagai limfoma, mempengaruhi sistem saluran kemih, yang berperan penting dalam melawan infeksi. tisu, Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kanker yang menyerang pembuluh darah dan organ.

Limfoma dianggap sebagai kanker darah karena dimulai pada sel darah putih (limfosit). Sel darah putih ini dianggap membantu tubuh melawan infeksi, namun pada korban limfoma, sel tersebut menjadi tidak normal dan tidak terkendali.

Pertumbuhan abnormal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening, sehingga dapat mempengaruhi organ dan jaringan lain di dalam tubuh.

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang tidak bertato 21% lebih mungkin terkena limfoma dibandingkan orang yang tidak bertato.

Temuan ini mengejutkan mengingat popularitas tato dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini mendorong para peneliti untuk lebih memperhatikan efek tato terhadap kesehatan.

Mengutip kesehatan, para peneliti menyimpulkan bahwa tato mungkin merupakan faktor risiko fungsional limfoma dari sudut pandang kesehatan masyarakat.

Namun, Penelitian ini hanya menunjukkan korelasinya; Penting untuk diingat bahwa ini bukan karena penyebabnya. Artinya, tato tidak secara langsung menyebabkan limfoma, namun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kaitannya.

Pigmen tato juga diketahui menumpuk di kelenjar getah bening tempat beberapa limfoma bermula. Hal ini mendorong para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut efek jangka panjang dari tinta tato.

Para peneliti menganalisis data dari Swedish National Cancer Register dan menanyakan 12.000 orang berusia 20 hingga 60 tahun tentang tato.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang bertato memiliki risiko 21% lebih tinggi terkena limfoma, dan tidak terpengaruh oleh ukuran tato.

Risikonya lebih tinggi pada mereka yang memiliki tato dalam waktu dua tahun sebelum gejalanya muncul, dan kemudian menurun sebelum meningkat lagi 11 tahun kemudian.

Meski kemungkinannya rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa memiliki tato mungkin merupakan faktor risiko limfoma.

Ada hubungan antara tato dan limfoma, jadi tidak perlu panik, kata para ahli.

Memang benar bahwa faktor lingkungan tertentu, termasuk limfoma, dapat meningkatkan risiko kanker. Sistem kekebalan yang melemah dan paparan bahan kimia seperti benzena dan herbisida merupakan faktor risiko.

Namun para ahli seperti Dr. Mark Hoffman, direktur program limfoma di Pusat Kanker Universitas Kansas, mengatakan diperlukan lebih banyak bukti untuk menentukan apakah paparan lingkungan seperti tinta tato secara langsung menyebabkan sel kanker.

“Misalnya, hubungan antara kanker dan merokok atau paparan radiasi nuklir sudah jelas dan tidak dapat disangkal,” kata Dr. Hoffman.

“Namun, belum ada hubungan pasti yang ditunjukkan dengan tato.”

Hal ini membuat sebagian ahli masih skeptis terhadap hasil penelitian tersebut.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *