Sat. Sep 21st, 2024

RMK Energy Akuisisi 3 Tambang di Jambi Senilai Rp 1,3 Triliun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT RMK Energy Tbk (RMKE) telah mengakuisisi 3 tambang di Jambi dengan membeli 55% saham anak perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung bernama PT Nusantara Bara Tambang (NBT).

Transaksi pembelian tersebut dilakukan pada 16 Juli 2024 dengan Nusantara Energy Limited (NEL) sebagai penjual dan Nusantara (Luksemburg) SARL (NS) menandatangani perjanjian jual beli saham dengan NBT sebagai pembeli.

NBT akan mengakuisisi seluruh saham NEL dan NS PT Earth Nusantara Mining (ANM) dan PT Earth Nusantara Resources (ANR) dengan harga transaksi sekitar USD 80 juta atau Rp 1,3 triliun. ANM dan ANR memiliki 3 perusahaan pertambangan, PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), PT Anugerah Jambi Coalindo (AJC) dan PT Bakti Sarolangun Sejahtera (BSS).

Ketiga tambang ini berlokasi di Zambi dan memiliki sumber daya batubara sebesar 537,7 juta ton dengan perkiraan cadangan 3:1 dari sekitar 180 juta ton batubara. Ketiga tambang ini akan menghasilkan total 700.000 ton batu bara pada tahun 2023.

Bersama kelompok usahanya, RMKE akan membangun beberapa fasilitas logistik terintegrasi di wilayah operasi perseroan di Sumatera Selatan. Ketiga tambang tersebut akan terhubung melalui jalan angkutan barang, stockpile, loading conveyor, dan pelabuhan (plot) sepanjang 109 km.

Direktur Utama RMK Energy Vincent Saputra mengatakan akuisisi 3 tambang ini merupakan bagian dari strategi RMKE untuk mendiversifikasi geografi operasionalnya dengan melihat peluang di luar Sumsel.

 

Ia melihat peluang besar untuk mengoptimalkan produksi batubara di Zambia dengan pembangunan infrastruktur yang ekstensif. Serupa dengan tantangan Sumsel, RMKE hadir sebagai solusi logistik batubara dengan fasilitas terintegrasi untuk mengoptimalkan volume produksi.

“Berbekal pengalaman kami di wilayah Sumsel, kami yakin dapat mengoptimalkan potensi batubara di Jambi dan berkontribusi terhadap kinerja operasional dan keuangan RMKE di masa depan,” kata Vincent dalam keterangan resmi, Jumat (19/19). 7/2024).

Direktur Operasi RMK Energy William Saputra juga mengatakan kondisi cuaca yang mendukung pada paruh kedua tahun ini akan meningkatkan volume penjualan sektor jasa dan batu bara secara signifikan pada Juni 2024. Pada bulan Juni, volume batubara yang dimuat ke tongkang mencapai volume tertinggi sepanjang sejarah RMKE.

“Dengan operasional di Sumsel yang meningkat secara signifikan dan potensi menghasilkan pendapatan baru dari ekspansi bisnis RMKE di Zambia, kami sangat optimis terhadap kelanjutan pertumbuhan operasional dan keuangan tidak hanya RMKE, tetapi Grup RMK Indonesia,” kata William. .

Setelah mengakuisisi 3 tambang tersebut, pihaknya akan membantu RMKE meningkatkan produksi batu bara sendiri sebesar 22 juta ton atau 12,2 juta ton dari produksi dalam negeri tahun lalu. “Dengan meningkatkan produksi batu bara milik perseroan, perseroan optimis mampu menjual batu bara sebanyak 3,3 juta ton pada tahun ini,” tambah William.

Sejauh ini, PT RMK Energy Tbk (RMKE) mampu memuat 115 kapal dengan jumlah 916,8 ribu ton batu bara pada Juni 2024, meningkat 53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume maksimal ini adalah tingkat kinerja tertinggi.

Hingga Juni 2024, perseroan telah memuat batu bara sebanyak 3,9 juta ton, dan 1.627 kereta telah memuat hingga 3,04 juta ton. Volume muatan tongkang dan bongkar kereta api mencapai 42% dan ditetapkan 40% pada tahun 2024.

Peningkatan kinerja operasional segmen jasa batubara merupakan bagian integral dari On-Time Performance (OTP) bongkar muat kereta api yang akan dikelola dengan waktu rata-rata 3 jam per kereta pada Juni 2024.

Berdasarkan upaya manajemen waktu, pada akhir Juni 2024, konsumsi bahan bakar mengalami penurunan sebesar 14,0 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian, rasio pemanfaatan bahan bakar tersebut lebih hemat dibandingkan tahun lalu yang sebesar 0,88 liter per ton menjadi 0,84 liter per ton. 5,0% per tahun.

Vincent Saputra, Presiden Direktur PT RMK Energy Tbk, mengatakan cuaca mulai membaik pada kuartal II tahun ini. Sementara itu, pada Juni 2024, sektor jasa dan volume penjualan batu bara masih akan terus tumbuh signifikan.

“Kinerja operasional bulan Juni sangat baik, bahkan jumlah batubara yang dimuat ke tongkang pada bulan ini mencapai volume tertinggi dalam operasional RMKE. Kami berharap kondisi cuaca akan membaik dalam beberapa bulan mendatang sehingga target tahun ini dapat tercapai pada bulan ini. Semester II tahun 2024,” kata Vincent, Rabu, (9/7/2024).

 

 

 

Dari sektor penjualan batu bara, perseroan berhasil menjual batu bara sebanyak 1,2 juta ton hingga Juni 2024 atau meningkat sebesar 6,5 persen. Peningkatan penjualan batu bara ini ditopang oleh peningkatan produksi pertambangan di PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi batu bara sebanyak 92,4 ribu ton pada Juni 2024, meningkat sebesar 31,8 persen pada tahun 2024 atau tercapai rencana tahun ini Itu 30,7%.

Peningkatan produksi batubara pada bulan Juni didukung oleh membaiknya kondisi cuaca pada kuartal II tahun 2024. Tak hanya TBBE, produksi dari tambang di wilayah Sumsel juga meningkat, dan volume pemuatan tongkang RMKE juga meningkat. Hingga Juni 2024, RMKE telah mencapai 34,1% target penjualan batubara pada tahun 2024.

Seiring dengan membaiknya kinerja operasional, Vincent memperkirakan situasi tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan pada kuartal II tahun ini. RMKE akan mengembangkan bisnis logistik batubara di luar wilayah Sumsel pada tahun ini bekerja sama dengan penambang baru.

“Dengan adanya peluang ekspansi di luar Sumsel dan kolaborasi lebih lanjut, kami semakin optimis dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang stabil,” tutup Vincent.

 

Sebelumnya, belanja modal (capex) PT RMK Energy Tbk (RMKE) sebesar Rp 155,7 miliar atau 45,5 persen dari total belanja modal pada 2023. Selain itu, RMKE menargetkan belanja modal sebesar Rp300 miliar pada tahun 2024. 

Menurut Vincent Saputra, CFO RMK Energy, belanja modal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur dan fasilitas layanan logistik batubara yang ada. 

Berikutnya, RMKE menargetkan belanja modal sebesar Rp300 miliar pada tahun depan untuk mengembangkan infrastruktur dan fasilitas layanan logistik batubara yang ada. 

“Tahun depan kami akan terus fokus pada pembangunan infrastruktur karena kami melihat infrastruktur adalah kuncinya, apalagi dengan adanya normalisasi harga batu bara,” kata Vincent dalam konferensi pers, Kamis (2/11/2023). 

Tak hanya itu, RMKE meyakini membangun infrastruktur yang lebih efisien akan menekan biaya bagi para penambang yang ingin menggunakan layanan tersebut. Dengan cara ini total produksi batubara bisa ditingkatkan. 

Di sisi lain, laba usaha perseroan mengalami sedikit penurunan sebesar Rp1,8 triliun atau 3,4 persen.

Hal ini disebabkan adanya normalisasi harga yang berdampak pada penurunan signifikan pada segmen penjualan batu bara.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *