Tue. Sep 24th, 2024

Romo Benny Susetyo Ajak Masyarakat Jaga dan Perkuat Demokrasi

By admin Sep24,2024 #Benny Susetyo

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pastor Benny Susetyo mengimbau massa kembali pada nilai-nilai inti luhur dan menjaga keutuhan demokrasi. Dengan cara ini, ia yakin, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan adil bagi semua orang.

Saya yakin refleksi seperti ini akan menghasilkan tindakan-tindakan praktis demi demokrasi, yang memang demi kepentingan seluruh rakyat. Demokrasi yang sehat dan bermartabat merupakan landasan masyarakat adil dan makmur.

“Maka mari kita bersama-sama melestarikan dan memperkuat demokrasi kita agar dapat terus berfungsi sebagai sistem yang melindungi dan melayani semua orang,” kata pakar komunikasi politik Benny Sussetio dalam keterangan resmi, Kamis. (11/7).

Ia menambahkan, tindakan Paus Fransiskus yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan demokrasi di dunia dianggap gila. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya refleksi mendalam terhadap tantangan yang dihadapi sistem demokrasi di berbagai belahan dunia.

Ia kembali menegaskan, dalam analisis tersebut penting untuk mengeksplorasi fenomena populisme, peran teknologi digital dalam politik, dan bagaimana nilai-nilai fundamental dapat memulihkan dan melestarikan demokrasi yang bermartabat. Populisme adalah pendekatan politik yang berupaya menarik dukungan rakyat melalui penggunaan retorika anti kemapanan dan pro demokrasi.

Politisi populis seringkali memberikan janji-janji manis yang tidak realistis hanya untuk mendapatkan dukungan tanpa benar-benar memberikan solusi konkrit. Fenomena ini merupakan ancaman nyata terhadap integritas demokrasi karena mengaburkan batas antara janji dan kenyataan. Populisme sering kali didasarkan pada retorika yang menarik sentimen dan ketidakpuasan masyarakat.

Politisi populis menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menyentuh isu-isu sensitif secara sosial. Namun, dibalik itu semua, rencana yang diusung seringkali tidak realistis dan hanya sekedar mempermainkan harapan masyarakat.

“Hal ini membuat masyarakat menjadi korban ingkar janji, yang pada akhirnya mengikis kepercayaan mereka terhadap sistem demokrasi itu sendiri. Di dunia yang semakin terhubung dengan teknologi digital, politisi populis menggunakan media digital untuk menciptakan citra pro-rakyat pendapat, mengatur massa.

Ia melanjutkan, gerakan populis ini seringkali memangsa emosi dan keluhan masyarakat tanpa memberikan solusi nyata yang bertahan lama. Penggunaan media sosial dan platform digital lainnya memungkinkan politisi menjangkau khalayak yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah.

Ia menambahkan: “Mereka dapat menyebarkan pesan populis dengan cepat dan efektif, memberikan ilusi bahwa mereka adalah pemimpin yang benar-benar peduli dan dekat dengan rakyatnya.”

Namun, di balik topeng ini, sering kali terdapat agenda pribadi dan kepentingan politik tersembunyi yang tidak sejalan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Paus Fransiskus menekankan bahwa demokrasi yang sehat memerlukan rasionalitas demokrasi. Artinya masyarakat harus memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak yang terbukti dan tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kesejahteraannya sendiri.

“Pemimpin yang baik adalah yang membuat janji-janji yang realistis dan terukur, bukan janji-janji palsu.”

Dalam demokrasi yang sehat, proses pemilihan pemimpin harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan fakta obyektif. Masyarakat harus mampu mengevaluasi secara kritis rekam jejak dan kredibilitas seorang kandidat. Mereka harus mempertimbangkan apakah janji yang dibuat dapat ditepati dan apakah kandidat mempunyai kemampuan dan komitmen untuk melayani masyarakat.

Sayangnya, populisme politik seringkali mengakibatkan masyarakat miskin menjadi korban manipulasi politik.

Janji-janji populis yang tidak realistis hanya akan memperburuk kondisi sosial yang sudah rapuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menyadari pentingnya rasionalitas demokratis dan pemilihan pemimpin yang rasional.

Peringatan Paus Fransiskus penting bagi upaya kita membangun kembali demokrasi yang bermartabat. Demokrasi yang mengedepankan cita-cita luhur dan memperjuangkan kebaikan rakyatnya. Bagaimana negara hadir memberikan keamanan, pencerahan dan pendidikan serta berperan dalam perjuangan dunia perdamaian, itu semua harus menjadi bagian dari visi pemimpin,” jelasnya.

“Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi dan melayani rakyatnya. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap warga negara merasa aman dan terlindungi. Selain itu, negara juga harus menyediakan pendidikan yang berkualitas dan cerdas agar masyarakat mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan demokratis.

Dalam skala global, negara juga harus berperan dalam mendorong perdamaian dunia, membangun hubungan internasional yang harmonis, dan menghindari konflik, serta Konstitusi harus menjadi hukum tertinggi yang memperjuangkan kepentingan rakyat.

Setiap keputusan dan kebijakan yang diambil pemerintah harus didasarkan pada konstitusi yang menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara. Konstitusi harus menjadi pedoman utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang adil dan demokratis.

Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai Pancasila harus menjadi konsep fundamental bagi terselenggaranya demokrasi. Pancaşila merupakan ideologi yang mengandung nilai-nilai luhur dan harus menjadi landasan dalam seluruh lapisan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila harus menjadi sumber dari segala sumber yang sah dan penerapan nilai-nilainya harus dilakukan oleh para pemimpin. Setiap pemimpin harus tetap teguh dalam misinya untuk menegakkan cita-cita bersama yang diperjuangkan oleh para Founding Fathers. Ketika demokrasi kehilangan akal sehatnya, maka ia akan terjerumus pada proses yang tampak seperti demokrasi namun nyatanya tidak membawa kebahagiaan bagi rakyat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memulihkan demokrasi yang bermartabat dengan kembali pada nilai-nilai inti Pancasila.

“Demokrasi membutuhkan masyarakat yang rasional, masyarakat yang memilih pemimpin berdasarkan kedaulatan dan pertimbangan rasional. Yang penting masyarakat mempunyai kemampuan memilih pemimpin yang tidak ingkar janji dan konsisten perkataan serta perbuatannya. Di era digital, Beda dengan hanya mengejar kepentingan pribadi. Penting sekali untuk memutuskan hubungan yang tidak dibarengi dengan populisme yang mementingkan kepentingan massa luas.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat yang rasional adalah masyarakat yang kritis dan terinformasi. Mereka tidak mudah tergiur dengan janji-janji populis yang tidak realistis. Mereka mampu mengevaluasi calon pemimpin berdasarkan rekam jejak dan kemampuannya dalam melayani rakyatnya. Dalam proses demokrasi, masyarakat harus menggunakan hak pilihnya secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Memulihkan demokrasi yang bermartabat memerlukan kembalinya kesadaran kolektif terhadap nilai-nilai inti demokrasi. Demokrasi harus dimulai dari kesadaran masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan politik kerakyatan.

Demokrasi memerlukan perangkat yang kuat, termasuk kemampuan masyarakat untuk memilih pemimpin masa depan mereka, dengan mempertimbangkan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada kesejahteraan kelompok rentan.

Pemimpin yang diperlukan adalah pemimpin yang berwatak spiritual Pancasila, tidak hanya sekedar janji kosong tetapi pemimpin yang konsisten dalam perkataan dan perbuatan.

Pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik, rasa tanggung jawab moral dan komitmen bekerja demi kesejahteraan rakyatnya adalah pemimpin yang layak untuk dipilih.

Keprihatinan Paus Fransiskus terhadap situasi demokrasi dunia saat ini membuat kita merenungkan secara mendalam pentingnya menjaga integritas demokrasi.

Populisme dan penggunaan teknologi digital untuk manipulasi harus diperhatikan. Demokrasi yang sehat membutuhkan akal sehat, kewajaran, dan komitmen terhadap nilai-nilai inti yang luhur.

Di Indonesia, nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan demokrasi yang layak. Pancaşila merupakan ideologi yang mengandung nilai-nilai luhur dan harus menjadi landasan dalam seluruh lapisan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila harus menjadi sumber dari segala sumber yang sah dan penerapan nilai-nilainya harus dilakukan oleh para pemimpin. Menghadapi tantangan populisme, masyarakat harus cukup terdidik secara politik untuk membuat keputusan yang tepat ketika memilih pemimpin.

Media juga memainkan peran penting dalam memberikan informasi yang akurat dan obyektif sehingga masyarakat dapat membuat penilaian yang tepat. Selain itu, pemerintah dan lembaga demokrasi harus terus memperkuat mekanisme yang ada untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam proses politik.

Beliau menyimpulkan: “Memulihkan demokrasi yang bermartabat adalah tugas bersama yang membutuhkan upaya kolektif dari semua sektor masyarakat. Setiap orang mempunyai peran untuk memastikan bahwa demokrasi berfungsi dengan baik dan benar-benar melayani kepentingan rakyat.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *