Fri. Sep 20th, 2024

Rupiah Anjlok ke 16.060 per USD, Masih Lebih Baik dari Won Korea dan Yen Jepang

matthewgenovesesongstudies.com, Menteri Koordinator Perekonomian DKI Jakarta Airlangga Hartarto mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah akibat konflik Iran-Israel masih lebih baik dibandingkan mata uang nasional di kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan data pasar spot luar negeri (trading economy), nilai tukar Rupiah berada pada level Rp16.060 per USD atau mengalami kenaikan harian sebesar 0,31 persen (date-to-date/dtd) pada Senin (15/4).

“Nilai tukar rupiah lebih baik dibandingkan negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang,” kata Irlanga dalam kesaksiannya, Selasa (16/4).

Di sisi lain, sebagian besar nilai tukar di kawasan Asia Pasifik melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (15/04). Misalnya, baht Thailand dan won Korea melemah 0,24 persen (dtd), dan ringgit Malaysia melemah 0,24 persen (dtd).

Sebagian besar bursa saham di Asia Pasifik juga bergerak di zona merah. Pada penutupan pasar (15/04) indeks FKLCI Malaysia melemah 0,55 persen (dtd), disusul Kospi sebesar 0,42 persen (dtd).

Irlanga mencatat, konflik Iran dan Israel mulai berdampak pada harga minyak mentah global yang fluktuatif. Pada perdagangan (15/04) harga minyak mentah Brent melemah 0,18 persen (dtd) menjadi 90,29 USD/barel, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 77,4 USD/barel.

Di sisi lain, harga minyak mentah WTI turun 0,28% menjadi 85,42 dolar per barel. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 71,65 USD/barel.

Guna meredam dampak kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik antara Iran dan Israel, pemerintah terus memantau kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya sebagai shock absorber secara optimal. Koordinasi lebih lanjut akan dilakukan dengan otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan guna menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Sebelumnya, harga emas naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) karena permintaan safe-haven yang dipicu ketegangan Iran dan Israel di Timur Tengah.

Harga emas global naik bahkan ketika dolar dan imbal hasil Treasury naik menyusul peningkatan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Maret, menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) AS dapat menunda penurunan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Selasa (16/4/2024), harga emas spot naik 0,9% menjadi $2,365.09 per ounce, setelah mencapai level tertinggi $2,431.29 pada perdagangan Jumat di tengah ekspektasi pembalasan Iran terhadap Israel.

Sementara itu, emas berjangka AS ditutup naik 0,4% pada $2,383.

Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melk, mengatakan sepertinya pergerakan harga yang didorong oleh geopolitik mungkin terkait dengan pernyataan Pasukan Pertahanan Israel bahwa sesuatu akan segera terwujud di sini.

Iran meluncurkan drone dan rudal bermuatan bahan peledak pada Sabtu malam dalam serangan pertama terhadap Israel oleh negara lain dalam lebih dari tiga dekade, yang memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.

Dolar naik 0,2 persen dan imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi dalam lima bulan setelah data menunjukkan penjualan ritel AS naik lebih dari perkiraan pada bulan Maret, bukti lebih lanjut bahwa perekonomian mengakhiri kuartal pertama dengan catatan yang kuat.

Pasar kini melihat kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun ini, setelah sebelumnya memperkirakan tiga basis poin.

“(Namun) dalam jangka pendek, harga emas bisa turun menuju $2.200 karena premi geopolitik memudar,” kata Daniel Pavillonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *