Thu. Sep 19th, 2024

Rupiah Kian Terpuruk, Pemerintah Tunggu Respon Bank Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah. Pada Kamis (20/06/2024), rupiah melemah 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.383 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Melemahnya rupee tidak diperhatikan oleh banyak menteri. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa yang menunggu jawaban dari Bank Indonesia.

“Saya berharap Bank Indonesia menyikapinya ke arah mana, saya belum tahu. Artinya, kalau suku bunga naik, perkiraan kita mungkin berbeda,” kata Suharso dalam Peluncuran Kerja Sama Pemanfaatan Registrasi Sosial Ekonomi. Informasi. Dijadwalkan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20 Juni 2024).

Ditanya dalam acara khusus, Perdana Menteri Perekonomian Erlanga Hartarto mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia juga akan terus memantau perubahan nilai tukar.

“Kami pantau saja, karena BI akan terus memantau setiap hari,” kata Erlanga saat ditemui di Kantor Pusat Koordinasi Bisnis di Jakarta.

Menurut dia, nilai tukar dolar sedang mengalami arus kuat yang tidak bisa dibendung oleh mata uang lain. Hal ini sejalan dengan perekonomian nasional Negeri Paman Sam yang terus membaik.

“Karena dolar AS kuat terhadap berbagai mata uang.” Dan perekonomian Amerika benar-benar membaik,” tambah Erlanga.

Meski begitu, dia belum mau bicara banyak soal nasib rupee ke depan. “Kita lihat saja nanti,” katanya singkat.

 

Rupee melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis ini. Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah penantian investor dan pelaku pasar terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia. 

Pada Kamis (20/06/2024), rupee melemah 18 poin atau 0,11 persen menjadi 16.383 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya 16.365 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menjelaskan, pada perdagangan Kamis, rupiah mulai melemah menjelang keputusan rapat dewan (RDG) Bank Indonesia (BI).

“Hari ini pasar menunggu hasil rapat RDG BI. Saat ini, beberapa pelaku pasar memperkirakan BI akan mengambil kebijakan menaikkan suku bunga untuk meredam depresiasi rupee,” ujarnya, dari Antara. dikatakan. . 

Proses kenaikan suku bunga mungkin akan mengurangi volatilitas sampai batas tertentu, namun di tengah sentimen terhadap dolar AS yang masih kuat, penguatan rupee mungkin tidak terlalu besar dan masih ada peluang untuk terdepresiasi.

Di sisi lain, potensi pelemahan rupee terhadap dolar AS masih terbuka lebar hingga saat ini karena pelaku pasar tampaknya masih terpengaruh dengan sikap bank sentral AS atau The Fed yang tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

 

Ariston mengatakan, ada potensi pelemahan ke level 16.450 per dolar AS dengan potensi support di level 16.350 per dolar AS untuk hari ini.

Sementara itu, Mantan Ekonom dan Direktur Forekndo Futures Profits Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupee disebabkan meningkatnya konflik dagang antara Uni Eropa, AS, dan China. Uni Eropa mengenakan tarif tinggi terhadap komponen mobil listrik.

 Ibrahim mengaku sedikit bosan dengan China karena saat ini China menjadi salah satu negara penghasil mobil listrik. Jadi besar kemungkinan mereka akan membalas dengan mengenakan bea masuk yang besar terhadap barang-barang dari Eropa. 

Hal inilah yang menimbulkan ketegangan sehingga dolar AS menguat dan berdampak pada pelemahan rupiah, kata Ibrahim kepada matthewgenovesesongstudies.com, Rabu (19/06/2024).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *