Fri. Sep 20th, 2024

Rupiah Loyo Hari Ini 16 April 2024 Terseret Data Penjualan Ritel AS

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah diperdagangkan datar terhadap dolar AS pada Selasa 16 April 2024. Analis memperkirakan rupee akan berada di bawah tekanan terhadap dolar AS karena penjualan ritel AS meningkat. Penjualan lebih baik dari yang diharapkan.

Dikutip dari Antara, nilai tukar rupiah Rp16.176 turun 328 poin atau 2,07% dari harga penutupan sebelumnya pada Jumat 5 April 2024.

Sementara itu, nilai tukar Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Cash Rate (JISDOR) melemah menjadi Rp16.176 pada Selasa 16 April 2024 dari level sebelumnya Rp15.873.

Analis ICDX Toufan Dimas Hareva mengatakan, rupee kali ini tertekan karena kinerja indeks dolar AS yang kuat, menyusul rilis data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan.

Taufan mengatakan kepada Antara: “Data ritel yang kuat akan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (Federal Reserve) akan mampu mempertahankan suku bunga rendah lebih lama.”

Sementara itu, penjualan ritel AS naik 0,7% pada bulan tersebut, mengalahkan perkiraan 0,3%. Pada Februari 2024, data penjualan ritel naik 0,9%, turun dari 0,6%.

Data penjualan ritel merupakan salah satu indikator utama belanja konsumen, yang menyumbang dua pertiga perekonomian AS. Peningkatan pengeluaran rumah tangga mencerminkan ekspektasi inflasi.

Data tersebut menyoroti prospek perekonomian AS yang kuat dan mendukung pandangan bahwa Federal Reserve (Fed), atau bank sentral AS, harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Inilah yang menjadi dasar kebangkitan dolar AS.

Selain itu, pejabat Fed menegaskan kembali perlunya menaikkan suku bunga sampai mereka yakin inflasi akan kembali ke tingkat target.

Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daley mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak perlu terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga. Daly juga mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke tingkat sasarannya.

Sebelumnya, rupee melemah hingga Rp 16.000 terhadap dolar AS. Hal ini dapat mempengaruhi harga jual barang di dalam negeri.

Terutama pada barang-barang yang diimpor dari luar negeri. Bahan baku impor dan barang produksi dalam negeri disebut tidak lepas dari kenaikan harga pokok produksi yang berdampak pada harga akhir.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani pada Selasa (16/4/2024).

Dampaknya bagi pengusaha, inflasi harga pasar juga bisa meningkat. Pada saat yang sama, pertumbuhan penjualan atau konsumsi di pasar diperkirakan akan melambat

Shinta meyakini angka inflasi bisa melebihi target. Hal ini dapat dihindari jika pemerintah mengambil tindakan cepat untuk menstabilkannya.

“Jika pemerintah gagal menstabilkan atau memperkuat nilai tukar dalam sebulan, inflasi mungkin berada di luar target inflasi negara dalam beberapa bulan mendatang,” tambah Shinta.

Hal ini juga terlihat dari terganggunya industri manufaktur nasional. Apalagi masih banyak yang mengimpor bahan baku.

Ia menyimpulkan, “Melemahnya nilai tukar rupee tentu akan berdampak negatif terhadap industri manufaktur Tanah Air.” Namun industri manufaktur nasional masih perlu mengimpor bahan baku/penolong dan barang modal.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (MANCO) Erlanga Harterto menilai nilai tukar rupee bukan yang terburuk di Asia.

Erlanga mengatakan, pelemahan rupiah tidak sedalam yang dialami ringgit Malaysia dan yuan China. Hal ini didukung oleh fundamental perekonomian yang relatif kuat.

Salah satu penyebab melemahnya dolar AS terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pasca serangan rudal Iran ke Israel pada Sabtu 13 April 2024 adalah dampak ketegangan di kawasan Timur Tengah.

“Untuk indeks rupiah, jika dibandingkan dengan negara lain, tentu kita sedikit lebih baik dibandingkan Malaysia (ringgit) dan China (yuan),” kata Erlanga Harterto dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perekonomian. Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024).

Namun dibandingkan won Korea dan baht Thailand, Erlanga mengakui pelemahan nilai tukar rupiah memang sangat dalam.

“Yang terbaik (melawan rupee) adalah Korea Selatan (won) dan Thailand (mengalahkan). Jadi bukan kita yang paling terkena dampaknya, tapi banyak negara yang lebih terkena dampaknya daripada kita. Karena basis perekonomian kita relatif baik.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *