Wed. Sep 25th, 2024

Rute Balkan Jadi Jalur Gemuk Pengungsi dan Pendatang Gelap ke Eropa Barat

, di perbatasan Sungai Drina antara Bosnia – Serbia dan Bosnia-Herzegovina, tiga pemuda Maroko muncul dari sungai dengan pakaian basah.

“Kami baru saja berenang,” kata Aman Haruel, salah satu dari mereka, 20 tahun, seperti dilansir DW Indonesia, Minggu (8/9).

“Kami melihat tidak ada orang yang berdiri di seberang, jadi kami mulai. Faktanya, di beberapa tempat sungainya kering. Kami basah, tapi matahari bersinar dan sebentar lagi kami akan kering lagi.”

Lalu ketiganya tertawa.

Mereka adalah pengungsi yang sedang dalam perjalanan ke Eropa Barat dari Türkiye melalui Makedonia Utara dan Yunani melalui Serbia. Hingga beberapa hari yang lalu mereka berada di pusat penerimaan dekat Beograd. Kini di perbatasan sungai Drina mereka menunggu kesempatan untuk menyeberang. “Tidak masalah, tidak masalah,” ulang mereka.

Namun saat melintasi sungai, salah satu dari mereka mengalami luka di bagian kakinya. Salah satu anggota tim relawan Palang Merah Bosnia yang berada di lokasi kejadian langsung membalut lututnya yang cedera.

Perbatasan sungai Drina sepanjang 100 km dengan Serbia merupakan bagian dari jalur Balkan bagi pengungsi. Puluhan orang melintasi rute ini secara ilegal ke Bosnia setiap hari, hampir tidak dapat dihentikan. “Semuanya tampak terorganisir,” kata Nihad Suldzic, seorang aktivis hak asasi manusia di kota Tuzla, Bosnia timur.

Sulik mencatat peningkatan tajam jumlah pengungsi di Drina dalam beberapa bulan terakhir. “Dalam hal imigrasi, Bosnia sekali lagi menjadi sorotan,” katanya kepada DW

“Tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang disebabkan oleh virus corona, para penyelundup kini tampaknya sepenuhnya terintegrasi ke dalam struktur tersebut.”

Suljic mengatakan, dulu pengungsi akan berjalan dalam kelompok kecil menuju pusat penerimaan atau melanjutkan perjalanan langsung ke Kroasia. Kini, mereka hampir tidak terlihat di jalanan. “Semuanya tampak terorganisir dengan sempurna,” tambahnya.

 

 

 

Miroslav Radicic, pemilik sebuah asrama di dekat perbatasan Bosnia-Serbia di Sepak, sekitar 20 kilometer utara Zvornik, mengatakan bisnis dengan pengungsi semakin berkembang. “Mereka memanjat balok baja di bawah jembatan dan turun ke sisi kami dengan tali yang tidak diikat,” jelas Radicic. Lebih lanjut dia mengatakan, pengendalian perbatasan hanya bisa efektif jika polisi perbatasan memiliki personel yang cukup.

“Petugas polisi perbatasan telah mencatat 5.477 orang melintasi atau mencoba melintasi perbatasan secara ilegal sejak awal tahun,” demikian pernyataan Polisi Perbatasan.

Tiga pemuda Maroko rupanya tiba di Bosnia tanpa bantuan penyelundup manusia. Mereka mengatakan ingin pergi ke Sarajevo, ibu kota Bosnia, dan kemudian melintasi perbatasan hijau menuju Kroasia dekat Bihac. Tujuan mereka adalah Jerman.

“Kami tidak bisa hidup normal di Maroko,” ketiganya menjelaskan kemudian di dalam taksi di kota Zavornik.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *