Fri. Sep 20th, 2024

Saham Asia Bervariasi Usai Wall Street Bangkit dari Minggu Terburuknya

matthewgenovesesongstudies.com, Selasa, pasar saham Asia-Pasifik Jakarta bervariasi, setelah kenaikan di Wall Street Amerika Serikat (AS) membuat S&P 500 dan Nasdaq Composite keluar dari minggu terburuk tahun ini.

Menurut CNBC, pada Selasa (9 Oktober 2024), S&P/ASX 200 Australia naik 0,61%, Nikkei 225 Jepang turun 0,31%, sedangkan Topix yang lebih luas naik 0,05%.

Kospi Korea Selatan turun 0,15% dan Kosdaq yang lebih kecil turun 0,12%. Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 17.216, lebih tinggi dibandingkan penutupan HSI terakhir di level 17.196,96.

Tadi malam di AS, Dow Jones Industrial Average mengikuti kenaikan S&P dan Nasdaq, berakhir 1,2% lebih tinggi setelah 30 saham kehilangan lebih dari 1.200 poin minggu lalu.

S&P 500 naik 1,16%, setelah mencatatkan minggu terburuk sejak Maret 2023. Nasdaq Composite juga naik 1,16% setelah minggu terburuknya dalam lebih dari dua tahun.

Trader Asia akan menantikan data perdagangan bulan Agustus dari Tiongkok dan India. Ekspor dan impor Tiongkok diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar 6,5 persen tahun ke tahun dan 2,0 persen, pada bulan Agustus, menurut jajak pendapat Reuters, yang merupakan pertumbuhan tercepat dalam empat bulan.

Apple baru saja mengadakan acara di kantor pusatnya di Cupertino, California, tempat iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max diluncurkan, bergabung dengan iPhone 16 dan iPhone 16 Plus. Ini adalah ponsel Apple hebat dengan layar dan kamera lebih baik daripada model biasa.

Pra-pemesanan untuk iPhone baru dimulai pada hari Jumat dan berlangsung hingga 20 September. 

 

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, dana investor asing mulai membanjiri pasar keuangan Indonesia. Selain itu, Analis Ekuitas Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengatakan tren lain yang perlu diwaspadai minggu ini adalah Amerika Serikat pada bulan Agustus dan Dolar AS (Agustus) serta PPI bulanan (Agustus).

Diketahui, pada pekan lalu, investor asing di pasar reguler mencatatkan IHSG sebesar Rp 3,4 juta. Nominal mata uang tersebut dinilai lebih berbasis sejarah dan perolehannya juga tersebar di banyak database penting IHSG seperti BMRI, BBNI, BBRI.

Menariknya, investor asing mulai membeli IHSG setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia pada Juni lalu.

“Secara historis, jika investor asing mulai melihat banyak nama yang masuk ke IHSG, maka ini pertanda pertumbuhan,” kata Dimas dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).

Mengenai prospek dolar AS setiap tahun di bulan Agustus, pada hari Rabu ini akan menjadi rilis data yang ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar dan The Fed. Inflasi tahunan AS pada bulan Agustus dilaporkan meningkat 2,6%, turun dari 2,9% pada bulan sebelumnya.

Dimas mengatakan, jika data Rabu ini memenuhi konsensus, maka berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar karena inflasi tahunan pada Agustus mendekati target The Fed sebesar 2 persen.

Namun jika inflasi Agustus lemah maka akan meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap situasi perekonomian di Amerika Serikat, kata Dimas.

 

Terakhir, sentimen PPI AS bulanan (Agustus). Pada hari Kamis, data mata uang AS juga akan dirilis dari pasar. Di AS, PPI bulanan pada bulan Agustus diperkirakan mencatat kenaikan sebesar 0,2%, dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya sebesar 0,1%.

Indikator ini juga menunjukkan kegunaan The Fed ketika melihat suku bunga acuan.

Ia menjelaskan: “Penilaian pelaku pasar terhadap data ini sama dengan tingkat inflasi tahunan konsumen, dan jika data yang dirilis pada hari Kamis terlalu rendah, maka akan menimbulkan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi di Amerika Serikat.”

Melihat rilis data perekonomian, PT Indo Premier Sekuritas menghadirkan saham-saham yang menarik untuk diwaspadai pada periode 9-13. September 2024:

1. Beli breakout BBNI (support 5.550, resistance 6.000) emiten tersebut diikuti kenaikan besar, teori Dow, dimana volume mengkonfirmasi arah/harga saham. Aliran uang di BBNI pada pekan lalu juga berpotensi mendorong BBNI terus menguat.

2. Beli PANI (Support 7.300, Resistance 8.200) The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada tanggal 18 September dan hal itu akan memberikan sentimen positif di sektor real estate. PANI terus menguat sejak menembus 6.300 dengan support mendekati level 7.300-7.400.

3. Buy on pullback BREN (Support 10.300, Resistance 11.300) Aliran dana asing masuk di luar saham bank-bank besar, dimana investor asing mengambil saham BREN senilai Rp 247 miliar. Emiten ini terus-menerus membuat level yang semakin tinggi dan mampu mencapai level 10,700 sebagai bagian dari support historis dan Fibonacci.

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di level 7.722 atau naik 0,67% pada pekan lalu. Pada Jumat 6 September 2024, IHSG mampu menguat pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Jika level 7.600 bisa bertahan menjadi zona support, maka IHSG berpotensi semakin menguat ke level 7.900 – 8.000.

Menurut Dimas, penguatan pasar pada pekan lalu ditopang oleh 2 big gainer yakni IDX Financials dan IDX Healthcare. IDX Financials bertambah 4,26% dan IDX Healthcare bertambah 2,33%, namun IDX Basic Materials dan IDX Energy tetap menjadi dua yang mengalami kerugian terbesar.

BEI Bahan Dasar turun 2,10%, dan IDX Energy turun 0,68%. Dimas menjelaskan, ada tiga sentimen yang diukurnya pada IHSG pada pekan lalu, yakni inflasi Indonesia Agustus, PMI AS Agustus, dan non-farm payrolls.

Terkait inflasi Indonesia tahun Agustus, BPS pada Senin lalu merilis data inflasi Indonesia tahun Agustus 2024 yang menunjukkan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,12% atau lebih rendah dibandingkan bulan lalu (2,13%). Dia mencontohkan, inflasi tahunan sejak Maret tahun ini trennya menurun.

Dimas mengatakan: “Ini merupakan contoh menurunnya daya beli masyarakat pada periode tersebut. Namun pencapaian tersebut sejalan dengan target inflasi tahunan yang ditetapkan Bank Indonesia pada tahun 2024 yaitu sebesar 2,5% plus 1”.

Selain itu, seperti halnya pada bulan Agustus sentimen manufaktur di Amerika Serikat pada PMI Amerika Serikat, sentimen pasar hari berikutnya dari Amerika Serikat, dimana pada bulan Agustus 2024 PMI manufaktur Amerika Serikat meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 47.2 (dibandingkan dengan 46.8 pada bulan Juli 2024 ) .

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *