Wed. Oct 9th, 2024

Santri di Kampar Dianiaya 10 Kakak Kelas, Korban Memar Otak dan Trauma Berat

matthewgenovesesongstudies.com, Pekanbaru – Seorang santri di salah satu pesantren di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, berinisial FA, mengalami depresi dan trauma berat akibat penganiayaan yang dilakukan beberapa seniornya. Korban dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dengan diagnosis gegar otak.

Kepada SO, ibu korban menceritakan kejadian perundungan tersebut telah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau pada 5 Agustus 2024. Penyidikan dilakukan dengan mencari keterangan dari saksi dan terduga pelaku.

 

SO menyatakan, penganiayaan yang dilakukan pelajar tersebut terjadi pada 31 Juli 2024. Sebelum kejadian, putranya duduk di bangku kelas 2 Madrasah Tsaniwiyah, bermain-main dengan tirai jendela kelas.

Korban ditegur kakak kelasnya yang sedang lewat di kelas. Korban keluar kelas menuju masjid untuk menunaikan salat Dzuhur di gereja.

Tak lama kemudian, tersangka penyerang berinisial R masuk dan meninju korban. Korban lari keluar masjid dan didekati sekitar 10 orang sesepuhnya.

“Mereka menggertak dan bilang tidak senang,” kata ibu korban, Rabu sore, 4 Agustus 2024.

Belum sempat menjawab, tersangka A tiba-tiba meninju kepala korban hingga korban terjatuh ke lantai. Penindasan terus berlanjut, mungkin juga dilakukan oleh pejabat tinggi lainnya.

“Di sana mereka menginjak kepala anak saya,” kata ibu korban.

Akibat kekerasan tersebut, korban sempat dirawat di RSUD Pekanbaru selama 3 hari. Serangkaian tes kesehatan dilakukan dan dokter menemukan korban mengalami memar otak.

“Dampaknya anak saya mengalami trauma dan depresi berat serta berdampak pada kesehatan mentalnya karena berhalusinasi ingin mencelakai dirinya sendiri,” kata ibu korban.

 

*** Untuk memverifikasi keaslian informasi yang dibagikan, silakan hubungi 0811 9787 670 di WhatsApp cukup dengan mengetikkan kata kunci yang diperlukan.

Ibu korban telah berkonsultasi dengan dinas teknis perlindungan perempuan dan anak di Kabupaten Kampara. Korban dirujuk ke psikiater untuk mengetahui kondisi kejiwaannya.

“Katanya kalau kita tunda dampaknya jelek, kita lakukan tes di RSJ Tampan,” ujarnya. 

Ibu korban berharap terduga pelaku segera ditangkap setelah ada laporan ke Polda Riau. Ibu korban juga meminta perlindungan kepada Badan Perlindungan Anak Indonesia yang dipimpin Kak Seto. 

“Saat Kak Seto datang ke Pekanbaru, anak saya sedang di rumah sakit, semoga pelakunya segera ditangkap dan orang dibelakangnya segera diproses,” ujarnya. 

Secara terpisah, AKBP Sepuh Siregar, Kasubdit IV Divisi Reserse Kriminal Umum Polda Riau, mengatakan kasus dugaan penganiayaan masih dalam tahap penyelidikan. Banyak pihak yang dimintai keterangan.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *