Mon. Sep 16th, 2024

Satgas Citarum Harum Angkat Bicara soal Masalah Menahun Sampah di Sungai Citarum, Mengapa Kotor Terus?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kelompok penggiat lingkungan hidup Pandawara Group memposting video situasi Sungai Citarum yang penuh sampah, terlihat dari Jembatan BBS, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, di akun media sosialnya, dan menjadi viral. . Lima di antaranya mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk ikut serta dalam kegiatan pembersihan sungai.

Setelah itu, Kelompok Pandawara dan masyarakat sekitar benar-benar turun tangan membersihkan Sungai Citarum hingga situasi menjadi sangat bersih. Namun, baru tiga hari berlalu, sungai kembali dipenuhi sampah. “Dibersihkan oleh Pandawara, dibuat ulang (dari sampah) oleh warga sekitar,” kata jaringan tersebut.

Melihat tanggapan tersebut, warga dan pejabat Sungai Citarum angkat bicara. “Nuhun Pandawara, kamu sudah menjadi juara. Tapi saya koreksi, saya ingatkan ada laporan yang tidak lengkap tentang kamu,” kata pejabat OP BBWS Citarum Dian Nurdyana dalam video yang diunggah akun Tiktok @asetia. 19, Minggu, 23 Juni 2024.

Dian menambahkan, kegiatan pembersihan sungai ini biasa dilakukan oleh organisasi Citarum 9 dan masyarakat di kawasan Batujajar. Sementara itu, Satgas Pasi Ops Citarum Harum Suryana Wijaya mengatakan, upaya pembersihan Sungai Citarum sudah dilakukan selama empat tahun terakhir.

“Jadi setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun dibersihkan. Satgas Citarum dilancarkan pada tahun 2018, dan sejak itu (Sungai Citarum) setiap hari dibersihkan,” ujarnya. Lantas, kenapa Sungai Citarum selalu penuh sampah?

Dian menjelaskan, Sungai Citarum adalah “sebuah tempat”. Oleh karena itu, sampah dari luar akan terbawa arus dan berakhir di sungai. “Karena kontur kawasan ini seperti cekungan, maka semua sampah dari pusat, anak sungai Citarum, wilayah tengah Kota Cimahi/Kabupaten yang belum ditangkap atau belum diolah di daerah ini, lari ke sini,” ujarnya.

“Sampahnya terkonsentrasi di sini karena ini ujung Citarum yang mau ke Saguling (Bendungan). Bayangkan saja kalau barang ini masuk ke Saguling, bendungan atau turbinnya (turbin) bisa mati dan bagaimana. kerugian bisa ditimbulkan,” tambah Suyana. .

Suryana mengatakan, sampah tersebut sengaja disaring atau dijaring dan diangkut dengan alat berat dan ditempatkan di tempat tertentu agar sampah tidak masuk ke turbin angin. “Karena di Citarum ada tiga bendungan: Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang di bendungan tersebut terdapat turbin angin,” kata Dian.

Lanjutnya, “Bayangkan turbinnya tercemar, ada sampah, mati terus dan rusak, ada listrik yang padam. Kalian pasti tahu bendungan ini bisa menerangi Jawa-Bali.”

Pandawara pun menjelaskan permasalahan tersebut dalam salah satu video TikTok miliknya yang dibagikan pada Minggu, 16 Juni 2024. Mereka mengaku tidak membuat cerita yang merugikan pihak manapun.

“Dalam video kami sebelumnya, kami tidak menceritakan kisah yang mengkritisi kelompok mana pun dan kerusakan yang terjadi pada sungai ini disebabkan oleh seluruh masyarakat Bandung Raya yang masih tega mencemari dan mencemari sungai di wilayahnya,” kata mereka. . video.

Pandawara pun meminta maaf karena kunjungannya ke kawasan Sungai Citarum menimbulkan kericuhan dan dianggap tidak pantas. “Pertanyaan kami singkat saja, kalau yang kami lakukan selama ini kurang baik, kami sudah memberikan saran bagaimana membangkitkan semangat sosial ratusan kelompok yang tersebar di seluruh Indonesia secara sukarela, bagaimana menyadarkan masyarakat akan isu lingkungan hidup, dan bagaimana caranya. menciptakan lingkungan untuk bertindak dalam skala besar dan menarik lebih banyak kelompok untuk mengambil tanggung jawab?

 

Penanganan kerusakan lingkungan hidup di DAS Citarum yang dilakukan Satgas Citarum Harum dan Direktur Divisi 23 akan disampaikan setelah berakhirnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 pada Desember 2025. Ditemui usai meninjau kawasan nol kilometer DAS Citarum. Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, pihaknya akan memperpanjang jangka waktu sekitar 1,5 tahun untuk mengelola banyak titik air Citarum dan menyiapkan waktu untuk pergantian pekerjaan.

“Kami sedang mempersiapkan waktu untuk perubahan dari kelompok kerja menjadi masyarakat. Jadi DAS Citarum akan dikelola oleh masyarakat,” kata Herman, dikutip Antara, 9 Juni 2024.

Tak hanya masyarakat, lanjut Herman, satuan kerja pemerintah daerah juga akan dilibatkan seperti kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga tingkat pemerintah provinsi sebagai pengelola.

“Iya, dikontrol langsung oleh kepala desa, kepala desa, dan didalamnya ada Babinsa, Bhabinkamtibmas, sampai tingkat kabupaten dan kota, dan kita juga ada di provinsi. (kemudian) sebagian,” jelas Herman.

Sistem pengelolaannya akan mengadopsi apa yang saat ini dilakukan oleh Satgas Citarum Harum, salah satunya bekerja sama dengan Pentahelix.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *