Sat. Sep 7th, 2024

Satu Perusahaan di Purwakarta Kembali Tumbang, Kini Giliran Produsen Sepatu Ternama

matthewgenovesesongstudies.com, Purwakarta – Awal Mei 2024 kembali terjadi pemutusan hubungan kerja massal (PHK) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, karena perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut. Kini giliran PT Shoes Bata yang berlokasi di Jalan Raya Chibning, Kecamatan Bangorseri.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta Didi Grenadi membenarkan hal tersebut. Bahkan, menurut dia, pihaknya juga mendapat laporan tertulis dari manajemen perusahaan sepatu ternama tersebut.

“Awal Mei kami mendapat kabar tentang kondisi Sepatu Bata,” kata Didi saat dikonfirmasi matthewgenovesesongstudies.com, Sabtu (5/5/2024).

Bahkan, kata Didi, manajemen produsen sepatu tersebut sudah menyampaikan secara lisan bahwa mereka akan menghentikan operasional produksinya di Kabupaten Purwakarta mulai pertengahan Ramadhan 2024.

Pasalnya, menurut dia, dalam empat tahun terakhir atau hingga 2020, produsen sepatu Bata mengalami kerugian karena minimnya pesanan. Kemudian aktivitas di pabrik terpaksa kami hentikan karena tidak bisa melanjutkan proses produksi.

Didi menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima karyawannya, sejak runtuhnya PT Sepatu Bata telah melakukan PHK secara bertahap (mengundurkan diri). Sedangkan untuk jumlah pegawai dilaporkan sebanyak 233 orang.

“Perusahaan juga mengumumkan akan melunasi dan membayar seluruh hak pesangon karyawannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

 

 Tonton video unggulan ini:

Dengan bangkrutnya PT Sepatu Bata otomatis menambah daftar panjang perusahaan di Kabupaten Purwakarta yang mengalami penurunan. Sebelumnya, Kementerian Personalia dan Perhubungan menyatakan sebanyak delapan perusahaan di bidang ini menghentikan aktivitasnya pada 2022-2023.

Akibatnya terjadi gelombang PHK besar-besaran di wilayah tersebut. Dari laporan yang diterima Dinas Tenaga Kerja dan Perpindahan Kabupaten Purwakarta, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya PHK massal ini.

Antara lain karena perusahaan tempat mereka bekerja merugi karena kurangnya pesanan sehingga harus tutup. Sebagian besar perusahaan-perusahaan ini beroperasi di sektor padat karya.

Adapun delapan perusahaan sebelumnya masing-masing PT NSS Indonesia, PT HS Apparel, PT Starpia, dan PT Sripri Wiring Systems bangkrut pada 2022. Sehingga PT Eins Trend, PT Seyang Activeware, PT Karya Yasantara Cakti, dan Alfa Automotive Part Indonesia akan berhenti berproduksi pada tahun 2022. 2023.

Sedangkan dampak penutupan delapan perusahaan tersebut adalah sebanyak 3.486 pekerja terkena PHK. Rinciannya, sebanyak 2.826 pekerja di-PHK di empat perusahaan yang tutup pada 2022 tersebut. Selain itu, terdapat 660 PHK dari empat perusahaan yang tutup pada 2023.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *