matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pulau Dewata kembali menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 pada 1-3 September 2024.
Forum yang mengusung tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063 ini akan fokus pada isu-isu terkait transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, ketahanan kesehatan, serta kerja sama pembangunan.
Acara tersebut juga diharapkan dapat menjadi wadah kerja sama antara pemerintah dan swasta antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Sementara beberapa produk dalam negeri yang akan menjadi andalan Indonesia dalam forum tersebut antara lain peralatan teknologi mulai dari sektor pertanian hingga pertambangan.
“Indonesia punya keunggulan dalam hal ini, karena pengalaman kami, saya Duta Besar di Dakar, meliputi 8 negara Afrika Barat, mereka membutuhkan teknologi pertanian dari Indonesia seperti mesin tanam, sawah, lalu traktor. Nah, kita punya ini, kata Staf Fakista Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Dindin Wahyudin pada konferensi pers jelang Indonesia-Africa Forum 2024 secara virtual, Kamis (1/8/2024).
Selain itu, produk lain yang juga akan dipamerkan Indonesia pada forum tersebut adalah produk terkait industri strategis seperti pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
“Yah, mereka butuh teknologi seperti cara merawat pesawat terbang, lalu juga cara merakit mesin pertanian. Nah, itu mungkin teknologi tepat guna yang menurut saya di IAF ke-2 ini akan sangat dibutuhkan Afrika agar mereka bisa mengembangkan perekonomiannya. bahkan transfer teknologi,” lanjut Dindin.
Selain itu, teknologi pertambangan juga akan menjadi produk unggulan Indonesia.
Produk Indonesia termasuk salah satu proyek di negara Afrika yaitu di perbatasan Senegal dan Mauritania, ada produk Indonesia yaitu peralatan offshore, jadi peralatan offshore tersebut ternyata buatan Indonesia, tambahnya.
“Jadi Indonesia benar-benar masuk ke Afrika untuk mengembangkan perekonomian Afrika.”
Dindin mengatakan, kebutuhan sehari-hari buatan Indonesia seperti kerupuk, mie instan, dan minyak goreng sawit juga menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat Afrika.
“Jadi sekali lagi ini peluang yang sangat besar bagi produk Indonesia untuk masuk ke Afrika. Kami sebagai pemerintah hadir untuk memudahkan pengusaha Indonesia masuk ke Afrika,” imbuhnya.
Dindin juga menambahkan, forum ini diharapkan dapat mempererat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Afrika.
“Kami berharap kerja sama dengan Afrika yang dipimpin oleh Konferensi Asia Afrika dapat terus berlanjut dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan,” jelas Dindin.
Dengan cara ini diharapkan solidaritas Selatan-Selatan tetap terjaga dan juga penguatan kerja sama ekonomi kedua kawasan.
IAF ke-2 juga akan diselenggarakan bersamaan dengan Forum Kemitraan Multipihak Tingkat Tinggi. Acara ini diperkirakan akan dihadiri oleh 28 kepala negara atau pemerintahan, 800 peserta yang mewakili pemerintah, organisasi internasional dan regional serta pengusaha dari Indonesia dan Afrika.
Forum tersebut, kata Dindin, diharapkan dapat membuahkan hasil nyata berupa perjanjian antar pemerintah (G2G), perjanjian perdagangan G2B dan B2B serta rencana kerja sama pembangunan antara Indonesia dan Afrika, termasuk dengan negara ketiga atau Triangular Joint Officer.
Rangkaian IAF akan diawali dengan “Welcome Dinner” oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sekaligus membuka forum tersebut. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel dengan narasumber dari pemerintah, swasta dan organisasi internasional.
Pada saat yang sama juga akan diadakan pameran produk Indonesia, forum bisnis spesifik negara, pertemuan bisnis dan side event lainnya.
Pameran ini akan menampilkan lima perusahaan milik negara dan 16 perusahaan swasta Indonesia yang bergerak di bidang industri strategis pertahanan, kesehatan, energi pertambangan, makanan dan minuman, serta barang konsumsi. Selain itu, pameran juga akan menampilkan 15 UMKM di bidang fesyen, furnitur, kerajinan, dan makanan.