Fri. Sep 20th, 2024

Segera Listing, Simak Kinerja Keuangan Dunia Virtual Online

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Dunia Virtual Online Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode AREA.

Perseroan merupakan perusahaan jasa pusat data yang tersertifikasi Fasilitas Peringkat 3 dengan standar arsitektur, telekomunikasi, kelistrikan, dan mekanik ANSI/TIA 942-B.

Bisnis Dunia Virtual Online saat ini adalah jasa sewa colocation yang menawarkan layanan utama berupa rak colocation, secure cage serta guest room, teleport house dan co-working office. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, perseroan meraih hasil baik dari sisi penjualan dan laba.

Prospektus yang diterbitkan perseroan di situs E-IPO pada Selasa (3 Mei 2024) mencatatkan total penjualan sebesar US$30,93 miliar, meningkat 47,94 persen dibandingkan September 2022. September 2023 meningkat 64,13% year-on-year menjadi Rp 20,15 miliar. Meski demikian, perseroan masih mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 24,89 persen atau Rp 10,78 miliar pada September 2023.

Hingga September 2023, perseroan mencatatkan beban usaha sebesar 6,4 miliar, pendapatan keuangan sebesar 16,31 juta, beban keuangan sebesar 2,06 miliar, dan beban lain-lain sebesar 88,03 juta. Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban pajak penghasilan sebesar Rp 569,23 miliar.

Informasi tersebut menunjukkan perseroan memperoleh laba sebesar Rp 1,85 miliar selama periode pelaporan. Laba tersebut meningkat 12,54 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat Rp 1,64 miliar. Melihat aset perusahaan pada 30 September 2023, jumlahnya mencapai $221,08 miliar, dibandingkan dengan $167,63 miliar pada akhir tahun 2022.

Utang turun signifikan menjadi Rp60,11 miliar pada September 2023 dari $160,12 miliar pada Desember 2022. Sedangkan ekuitas meningkat menjadi Rp160,97 miliar per 30 September 2023 dari Rp7,51 miliar pada Desember 2022.

Sebelumnya diberitakan, PT Dunia Virtual Online Tbk berencana mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dengan kode AREA.

Dalam hal ini, Dunia Virtual Online akan menawarkan setidaknya 510 juta saham atau 20,08 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan harga $75 setelah IPO.

Perseroan membuka prospektus pada Selasa (3/5/2024) melalui E-IPO, harga penawaran dipatok Rp 121-131 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan menghimpun dana baru hingga Rp 66,81 miliar melalui IPO.

Sekitar 64,17 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk investasi. Sisanya sebesar 35,83% akan digunakan sebagai modal kerja untuk menunjang kegiatan operasional perseroan secara umum.

Struktur modal perseroan dan struktur pemegang saham saat ini adalah 2.029.601.000. PT Dwi Tunggal Putra memiliki 47,63 persen. Kemudian Sugeng Alifen sebagai Presiden dan Komisaris 38,46 persen, Michael Kurnia Wirawan Alifen sebagai Presiden dan Direktur 13,83 persen, dan Komisaris 0,08 persen. Vonny Stephanie Budisatyo.

Setelah IPO, perseroan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar 20 persen dari keuntungan perseroan pada tahun buku masing-masing. Mulai tahun anggaran 2027 dan seterusnya, kesehatan perusahaan sudah tidak bisa dianggap remeh lagi.

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 62 listing baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut berada di bawah kinerja IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO tahun depan, ada 61 atau 62,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa telah menginvestasikan setidaknya setengah dari target IPO yang ada, yakni 30 perusahaan. Sesuai POJK No 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset besar lebih dari 250 miliar dolar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar. Sedangkan rincian domainnya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan dari sektor peralatan dasar

• 6 perusahaan dari sektor pelanggan siklis

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari industri real estate

• 5 perusahaan dari industri teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara umum, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru dengan daftar saham, utang dan sukuk (EBUS) serta menerbitkan hak pencatatan pada tanggal 230 hingga 2024.

Target ini merupakan peningkatan dari target revisi tahun ini sebesar 200, namun masih jauh di bawah target akhir tahun lalu sebesar 385 pada 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan menjaring 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa akan meluncurkan Single Investment Vehicle (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menorehkan prestasi gemilang di tahun 2023. Salah satunya: Bursa mencatatkan IPO terbesar keenam di dunia dengan 79 pemasok baru.

“Jumlah IPO di Indonesia tahun 2023 ada 79 emiten atau 6 persen dari total jumlah IPO di dunia, peringkat enam dunia,” kata Presiden BEI Iman Rachman saat konferensi pers di Jakarta, ditulis, Sabtu. (30 Desember 2023).

Akan ada 1,298 IPO di seluruh dunia pada tahun 2023. Posisi Indonesia berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen IPO dunia.

Pertama adalah pasar saham India dengan 220 IPO atau 17 persen dari seluruh IPO, diikuti oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10 persen dari seluruh IPO atau 8 persen dari seluruh IPO global dan Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari seluruh IPO di seluruh dunia.

Dari sisi perolehan dana penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati urutan ke-9 dengan perolehan dana sebesar $3,6 miliar. Capaian tersebut mewakili 3 persen dari total dana yang dihimpun melalui IPO global yang mencapai $123,3 miliar.

Pada tahun 2023, daftar efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP dan 182 waran terstruktur dengan jumlah terkumpul Rp 54,14 triliun dan obligasi senilai Rp 126,97 triliun.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” kata Iman.

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI saat ini sebanyak 903 emiten. Jumlah ini meningkat 9,3% sejak awal tahun. Dengan 990 pemasok, atau peningkatan year-to-date sebesar 2,1 persen, perusahaan ini menempati peringkat kedua di wilayah Asen setelah Bursa Efek Malaysia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *