Wed. Oct 9th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Hari Kereta Api Nasional jatuh pada tanggal 28 September atau hari ini setiap tahunnya. Upacara peringatan tersebut digelar untuk mengenang aksi patriotik para pekerja kereta api yang merebut Balai Kereta Api Bandung dari tangan penjajah.

Berdasarkan laman Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Kemenhub) Kementerian Perhubungan, Indonesia memiliki sejarah panjang perkeretaapian nasional. Inovasi-inovasi PT Kereta Api India (KAI) saat ini tidak lepas dari peran pekerja kereta api dalam mengambil alih kekuasaan perkeretaapian yang dikuasai Jepang.

“Langkah ini sekaligus memperingati lahirnya Pemerintahan Perkeretaapian Republik Indonesia (DKARI) yang kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional,” demikian laman resmi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Sabtu (28/9/). Dikutip. 2024). Sejarah Peristiwa Peringatan Hari JNR

Pada tahun 1864, Gubernur Hindia Belanda Sloot van Beele mengadakan upacara pembangunan jalur kereta api pertama yang menghubungkan kota Semarang dan Surakarta.

Perusahaan pertama yang memulai proyek pembangunan kereta api adalah Dutch Indo-Spoorveden Machappi (NISM). Setelah sukses dengan jalur Semarang-Surakarta, NISM mengembangkan jalur kereta api ke berbagai jalur di Pulau Jawa.

Menyusul kesuksesan NISM, Perusahaan Pemerintah Hindia Timur Belanda mendirikan perusahaannya sendiri, Staat Spoorwagen (SS). Jalur kereta api dari Surabaya hingga Pasuruan akan dibangun sepanjang maksimal 63 kilometer.

Pembangunan kereta api kemudian diperluas hingga ke Pulau Sumatera dan dibangun oleh perusahaan kereta api swasta Deri Sporweg Machapigi (DSM).

Sementara di Sumatera Barat, pembangunan kereta api sedang dilakukan oleh Perusahaan Kereta Api milik negara Sumatra State Sporwagen (SSS).

Pada awalnya keberadaan angkutan darat kereta api ditujukan untuk mengangkut hasil pertanian, perkebunan, bahkan pertambangan. Kereta api juga digunakan untuk mengangkut kopi dari pedalaman ke pusat perdagangan.

Setelah diduduki Jepang, pemerintah Belanda memotong jalur kereta api dan menggunakannya kembali untuk membangun Kereta Api Myanmar.

Terlebih lagi, pada saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Indonesia tidak dapat mengambil alih seluruh perusahaan yang semula berada di bawah kekuasaan Belanda.

Alhasil, aktivis perkeretaapian dan serikat pekerja mulai mengajukan banding atas nasib perkeretaapian tersebut kepada Menteri Perhubungan saat itu.

Para pekerja kereta api yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kereta Api (SBKA) kemudian melancarkan aksi perebutan kendali kereta api dari tangan penjajah.​ Upaya mereka pun mendorong para pekerja kereta api yang tergabung dalam National Association of Railways (AMDA) untuk mengambil langkah yang sama.

Ribuan pekerja kereta api (KA) dan pekerja muda kereta api (AMKA) yang saat itu bekerja di bawah kekuasaan Jepang menduduki Balai Kereta Api Bandung dan mengambil alih kekuasaan kantor tersebut dari tangan Jepang.

Sebulan setelah kemerdekaan Indonesia, AMKA mengumumkan bahwa perkeretaapian Indonesia secara resmi akan berada di bawah yurisdiksi Pemerintah Republik Indonesia mulai tanggal 28 September. Acara tersebut sekaligus menandai berdirinya Otoritas Perkeretaapian Repoebrik Indonesia (DKARI).

Kemudian pada tahun 1963 nama DKARI diubah menjadi Perusahaan Kereta Api Nasional (PNKA). Kemudian pada tanggal 15 September 1971 nama PNKA diubah menjadi Perusahaan Direktorat Perkeretaapian (PJKA).

Kemudian pada tanggal 2 Januari 1991, nama PJKA diubah lagi menjadi Perusahaan Kereta Api Umum (Perumka). Pada tahun 1999, Permuca diubah menjadi PT Kereta Api (KA) (Persero). Dan pada tahun 2010, nama PT KA diubah menjadi PT Kereta Api India (KAI).

“Saat ini tanggal 28 September setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *