Fri. Sep 20th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Biasa (IHSG) naik 2,16 persen menjadi 6.880 pada periode 19-21 Juni 2024. Konsolidasi IHSG didorong oleh ekuitas, infrastruktur, dan sektor keuangan.

Saham infrastruktur dan keuangan menyumbang 5,27% dan 2,71% terhadap IHSG pada pekan ini, mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia pada Minggu (23/06/2024).

Sementara itu, pelaku pasar pada pekan ini menghadapi rilis data penjualan ritel AS yang lemah. Hal ini terjadi di samping data ekonomi yang menunjukkan konsumsi di Amerika Serikat menurun setelah inflasi menunjukkan perlambatan pada pekan lalu.

Data penjualan ritel naik 0,1 persen pada Mei 2024 dari revisi sebelumnya sebesar 0,2 persen pada April 2024. Data penjualan ritel Mei 2024 juga lebih rendah dari estimasi 0,2 persen yang mengindikasikan adanya penurunan sentimen konsumen.

Di sisi lain, inflasi Inggris sedang turun dan mendekati target Bank of England sebesar 2%. Bank of England juga mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada 5,25% pada pertemuan bulan Juni. Sementara itu, inflasi zona euro naik 2,6 persen, menurut perkiraan.

Sementara itu, Tiongkok menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel yang lebih tinggi dari perkiraan. Penjualan ritel Tiongkok tumbuh 3,7% tahun-ke-tahun pada Mei 2024. Sementara di Jepang, inflasi naik menjadi 2,8% pada Mei 2024 dari sebelumnya 2,5%. Sementara itu, Bank of Japan diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Dari Indonesia, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya di angka 6,25%. Ekspor juga naik 2,86 persen, lebih tinggi dibandingkan impor.

Sementara itu, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen seperti yang diharapkan meskipun nilai tukar rupiah terdepresiasi. “Saat ini Bank Indonesia masih mengandalkan kebijakan bebas bunga seperti Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk meningkatkan cadangan devisa dan intervensi rupee.

 

Imbal hasil SRBI 7,42 persen lebih tinggi dibandingkan imbal hasil obligasi satu tahun sebesar 6,77 persen, meningkatkan cadangan devisa menjadi $139 miliar pada Mei 2024. Ini setara dengan 6,3 bulan impor atau lebih. Pasca rapat Bank Indonesia, rupiah terdepresiasi ke 16.476, namun sejak stabil ke 16.450.

Seiring dengan munculnya kondisi keuangan global, kekhawatiran fiskal, dan risiko geopolitik, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan rupee akan kembali ke level 16.000. Bank Indonesia berkomitmen untuk menstabilkan rupee dan fundamental perekonomian Indonesia. Inflasi di Indonesia juga dinilai berada di bawah negara maju.

Melihat hal tersebut, kenaikan suku bunga nampaknya tidak mungkin terjadi karena akan mempengaruhi aliran dana masuk investor asing. Selain itu, inflasi tetap berada pada kisaran target 2,5 plus atau minus 1 persen. Inflasi meningkat karena pemerintah terus menjaga harga bahan bakar tetap rendah, sehingga hal ini tidak dianggap sebagai masalah besar dalam waktu dekat.

“Secara keseluruhan, kami tetap merekomendasikan diversifikasi ke pendapatan tetap dan reksa dana.”

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 19-21 Juni 2024. Analis memperkirakan penguatan IHSG didorong oleh neraca perdagangan Mei dan suku bunga acuan yang bertahan di 6,25 persen.

IHSG menguat 2,16% menjadi 6.879,97 dari posisi pekan lalu 6.734,83, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diposting Sabtu (22/06/2024). Kapitalisasi pasar pun naik 2,03% menjadi Rp11,719 triliun dari Rp11,486 triliun pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi perdagangan pada minggu ini meningkat 0,76 persen menjadi 909 ribu perdagangan dari 902 ribu perdagangan pada minggu lalu. Sementara rata-rata volume perdagangan harian turun 6,67 persen menjadi 23,62 miliar lembar saham dari 25,31 miliar lembar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian meningkat 43,38% menjadi Rp15,17 triliun dari Rp10,58 triliun pada akhir pekan lalu. Pekan ini investor asing memborong saham senilai Rp 333,5 miliar.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG pada pekan ini dipengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih bearish.

Di sisi lain, data neraca perdagangan Indonesia dirilis pada minggu ini dan suku bunga BI tetap di angka 6,25 persen, kata Herditya saat diwawancara matthewgenovesesongstudies.com.

Dalam beberapa pekan ke depan, Herditya memperkirakan IHSG masih berpeluang konsolidasi meski dalam jangka pendek diperkirakan akan terkoreksi awalnya dengan support di 6.736 dan resistance di 6.977.

“Kami memperkirakan sentimen akan terus didorong oleh pergerakan nilai tukar, harga komoditas, dan data pertumbuhan PDB triwulanan yang akan dirilis minggu depan,” ujarnya.

 

Sebelumnya, pada Rabu 19 Juni 2024, Bank BSI Tahap 1 berbasis sukuk Mudharabah keberlanjutan I An Tahun 2024 oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk mulai listing di BEI senilai Rp 3 triliun.

Hasil penilaian PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk sukuk ini adalah idAAA (sy) (Triple A Syariah) dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai pengelola.

Dengan pendaftaran ini, total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 557 penerbitan dengan nilai nominal Rp463,47 triliun dan $50,049 juta diterbitkan oleh 131 emiten. Terdapat 186 seri Obligasi Negara (SBN) yang tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp5.967,14 triliun dan $502,10 triliun. Selain itu, 10 Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 2,93 triliun tercatat di BEI.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *