Thu. Sep 19th, 2024

Semangat Konsumsi Beragam Protein Selain Daging Lewat Kampanye Meatless Monday

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Protein tidak harus berupa daging. Hal inilah yang menjadi inti dari gerakan global Senin Tanpa Daging yang terus dilakukan di Indonesia sejak akhir tahun 2021. Sesuai dengan namanya, masyarakat diimbau untuk mengganti konsumsi daging dan telur dengan jenis protein nabati yang banyak tersedia di Indonesia. .

“Tujuannya untuk mendorong masyarakat mengurangi konsumsi daging, namun tidak menjadi vegan atau vegetarian, agar lebih fleksibel,” ujar Andi Reski Apranti dari Meatless Monday Indonesia di sela-sela talkshow “Solidaritas Antargenerasi: Kepulauan yang Berkelanjutan.” kerjasama antara Jalin Foundation dan Panen Konsorsium Raya Nusantara di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2024.

Menurut wanita yang akrab disapa Eki ini, Indonesia memiliki beragam pangan yang bisa dijadikan sumber protein nabati. Ada kacang-kacangan dan jamur yang banyak dikonsumsi vegetarian sebagai pengganti daging. Ia juga mengatakan sayur dan buah juga meningkatkan asupan protein.

“Untuk menambah cita rasa, makanan laut seperti rumput laut atau berbagai jenis olahan rumput laut dapat digunakan untuk menambah cita rasa pada makanan,” tambahnya.

Lalu kenapa harus hari Senin? Eki mendasarkan argumennya pada penelitian Johns Hopkins tentang waktu yang tepat untuk mengubah pola kebiasaan hidup baru. Menurutnya, hari Senin dianggap sebagai hari yang baik untuk memulai hal baru.

“Ibarat resolusi tahun baru yang dimulai di awal tahun. Meatless Monday adalah awal baru yang positif yang mencakup pola hidup sehat,” ujarnya.

 

Sasaran utama gerakan ini adalah masyarakat perkotaan yang sering mengonsumsi daging dan berisiko terkena atau menderita penyakit degeneratif, seperti hipertensi, namun masih dalam usia produktif, pada kisaran 18-45 tahun. Dengan mengurangi konsumsi daging, diharapkan tingkat kesehatan tubuh meningkat secara signifikan.

Namun kami selalu memberikan informasi bahwa masyarakat dengan kondisi kesehatan tertentu disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya sebelum mengikuti kampanye ini, kata Eki.

Senin Tanpa Daging juga memasukkan mereka yang peduli terhadap lingkungan sebagai peserta aktif dalam kampanye ini. Hal ini memperhitungkan dampak lingkungan yang signifikan dari konsumsi daging, baik merah maupun putih.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa sepuluh liter air dibutuhkan untuk peternakan atau produksi daging. Belum lagi persoalan deforestasi dan besarnya emisi karbon yang dihasilkan sektor peternakan.

“Kita bisa menjaga lingkungan, dimulai dari diri kita sendiri, karena kita sadar akan pangan nabati lokal.” Inilah yang menjadikan Meatless Monday unik di Indonesia,” ujarnya.

 

Partai ini juga berupaya meningkatkan kesadaran akan produksi pangan lokal dan kesadaran lingkungan terhadap apa yang dikonsumsi sehari-hari di kalangan remaja. Mulai tahun 2024, mereka akan meluncurkan gerakan pejuang tanpa daging untuk generasi muda berusia 18-45 tahun.

Berbagai pelatihan merangsang kepekaan mereka terhadap permasalahan sosial, kesehatan dan lingkungan. Menurut Eki, penting untuk mendengarkan sudut pandang generasi muda dan melihat permasalahan ini agar dapat menjangkau masyarakatnya semaksimal mungkin. Partisipasi mereka juga dinilai strategis karena merupakan agen perubahan.

“Kita mulai bulan Juni…setiap tiga bulan mereka (peserta) berganti…Kami melakukan kontak dengan remaja di empat kampus di Yogyakarta, yang diikuti sekitar 400 mahasiswa.” Kita akan disaring lagi untuk menjadi generasi juara atau generasi cermat, sekitar 12 orang,” kata Eki.

Ke depan, pihaknya menjajaki kerja sama dengan Daerah Istimewa Jakarta untuk menjangkau remaja yang masih duduk di bangku SMA dan sederajat. Mereka akan dilibatkan dalam merumuskan konten pendidikan di jejaring sosial, sehingga pesannya lebih mudah diakses oleh rekan-rekan mereka.

Dalam kesempatan khusus, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Ali Khomsan, menganjurkan konsumsi daging, khususnya daging merah, dalam jumlah yang wajar agar terhindar dari tekanan darah tinggi atau hipertensi. Berapapun jumlah daging yang kita makan, mungkin sehari tiga porsi, biasanya kita mengonsumsi 60-70 gram daging dalam sekali makan, ujarnya, Selasa, 18 Juni 2204, dikutip saluran daerah matthewgenovesesongstudies.com.

Ia juga menyarankan untuk membatasi konsumsi daging berlemak untuk menghindari penumpukan kolesterol. “Jangan terlalu banyak mengonsumsi daging berlemak karena kandungan lemak jenuh dan kolesterol umumnya lebih tinggi,” imbuhnya.

Mengonsumsi daging setiap hari saat Idul Adha, kata Ali, tidak serta merta menyebabkan lonjakan darah tinggi atau kolesterol. Namun batasan aman konsumsi daging harus dipatuhi dengan ketat, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit darah tinggi atau kolesterol. “Yang perlu diwaspadai adalah mereka yang sudah mengidap penyakit tersebut,” kata Ali.

Namun ia juga menganjurkan untuk mengonsumsi daging, baik sapi maupun kambing, yang dipadukan dengan sayuran hijau sebagai lauk yang baik. Sayuran berwarna hijau atau berdaun biasanya mengandung vitamin C yang tinggi sebagai antioksidan. Selain itu, memasak daging dengan bumbu seperti cabai atau keluak dapat mengurangi dampak buruk lemak daging karena mengandung antioksidan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *