Fri. Sep 27th, 2024

Seorang WNI Meninggal dalam Kerusuhan Bangladesh, Kemlu RI Kembali Imbau Tunda Perjalanan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia di Jashore, Bangladesh, pada Senin (5/8/2024). Hal ini dibenarkan oleh KBRI Dhaka.

“KBRI Dhaka mendapat informasi adanya DU WNI yang meninggal dunia di Jashore, Bangladesh pada tanggal 5 Agustus 2024. DU meninggal karena menghirup asap akibat sisa hidupnya di rumah tersebut meninggal dunia dalam kebakaran saat krisis di Bangladesh,” kata . pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kementerian Luar Negeri RI), pada Rabu (6/8).

“DU baru saja tiba di Bangladesh pada 1 Agustus 2024 untuk kunjungan bisnis.”

Selain itu, Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan telah menghubungi keluarga korban meninggal di Indonesia untuk menyampaikan duka cita dan memfasilitasi pemulihan jenazah melalui kerja sama dengan perusahaan tempat almarhum bekerja.

Terkait dengan situasi keamanan di Bangladesh sendiri, Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Dhaka telah berkali-kali mengimbau WNI untuk berhati-hati, menghindari keramaian dan tempat unjuk rasa, serta mengikuti status quo yang diamanatkan KBRI Dhaka. .

“Bagi WNI yang mempunyai rencana ke Bangladesh, disarankan untuk menundanya hingga situasi dan keamanan membaik,” kata Kementerian Luar Negeri RI.

Apabila terjadi keadaan darurat, WNI diminta untuk melaporkan keadaan terkini kepada otoritas keamanan setempat dan hotline KBRI Dhaka.

1. KBRI Dhaka: (+880) 1614444552

2. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri: (+62) 812 9007 0027

Sementara itu, pada Senin (5/8/2024), Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan Bangladesh. Dia dilaporkan mendarat di India pada hari yang sama.

Insiden ini terjadi setelah berminggu-minggu protes, yang dimulai secara damai bulan lalu ketika mahasiswa menuntut diakhirinya kebijakan kuota pegawai negeri sipil (PNS) yang menurut mereka menguntungkan partai-partai yang memiliki hubungan dengan partai Hasina, Liga Awami.

Namun, dalam perjalanannya, oposisi telah menjadi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi presiden dan partainya. 

Lawan politik Hasina menuduhnya menjadi seorang otokrat dan mengkritik inkonsistensi pemerintahannya. Tuntutan tersebut membuat Hasina mundur setelah aparat keamanan menyerang secara brutal para pengunjuk rasa.

Setelah Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri, panglima militer Bangladesh Jenderal Waker-uz-Zaman mencoba memulihkan ketertiban masyarakat. Dia mengatakan dia bertemu dengan politisi oposisi dan tokoh masyarakat dan akan mencari kepemimpinan presiden untuk membentuk pemerintahan sementara.

Dia berjanji bahwa militer akan memulai penyelidikan atas pembunuhan mahasiswa pengunjuk rasa, yang telah memicu kemarahan terhadap pemerintah. Dia juga menambahkan bahwa dia mengatakan kepada polisi untuk tidak membunuh orang.

“Terus percaya pada tentara, kami akan menyelidiki semua pembunuhan dan menghukum para pekerja,” ujarnya seperti dilansir AP.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *