Fri. Sep 20th, 2024

Setiap Perusahaan Perlu Miliki Ruang Laktasi, Dokter Ungkap Kriteria Ideal

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Setiap perusahaan wajib menyediakan ruang bersalin, agar karyawan dapat memeras ASI dengan tenang dan nyaman.

Panti jompo tidak bisa dibuat sembarangan, ada berbagai kriteria yang harus dipenuhi.

Menurut dokter setempat Ray Wagiu Basrowi, ruang menyusui harus memenuhi persyaratan teknis serta persyaratan jumlah karyawan.

“Dari segi beban kerja, kalau ibu bekerja lebih dari 30-40 orang, akan ada ruang khusus. Bukan hanya area menyusui, tapi RIM (Rumah Ibu Menyusui),” kata Ray kepada Health matthewgenovesesongstudies.com saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2024).

Saat ini ada empat aspek teknis yang harus dipenuhi untuk menciptakan ruang bersalin, yaitu: Privasi

Artinya, ruang menyusui diperuntukkan bagi ibu menyusui, bukan ruang multifungsi yang dapat digunakan oleh setiap karyawan untuk keperluan berbeda-beda. Peralatan

Perlengkapan periferal merupakan salah satu barang atau perlengkapan penunjang yang wajib ada di ruang menyusui.

“Komponennya ada tiga, yang pertama harus ada sofa dan kulkas. Karena mereka (pekerja) tidak bisa melahirkan, hanya bisa memeras (ASI). “ASI hanya dipakai saat pulang ke rumah, harus disimpan di lemari es,” jelas dosen kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.

Kulkas Standar Nasional Indonesia (SNI) sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara itu, tempat tidur harus tenang saat pengguna ingin memeras ASI.

Teknologi ketiga yang harus dipenuhi di ruang laktasi adalah sistem penyiraman yang baik.

“Air yang baik sangat penting untuk semua jenis pencucian.” Api yang bagus

Aspek teknis keempat yang kurang penting untuk memenuhi kriteria ruang laktasi adalah pencahayaan yang cukup.

Jika kamar mandi sudah ada dan memenuhi standar atau standar, maka hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah program pompa ASI.

“Manajemen waktu itu penting di kamar mandi, waktunya tidak boleh lama, kalau lebih dari setengah jam sudah masuk.” “Menyusui (mengalir) butuh hormon, kalau mengalir saat bicara tidak akan keluar (ASI).”

Jangan sampai kita lupa, Ray mengatakan bahwa program pemompaan ASI harus fokus pada fleksibilitas.

Pasalnya, ibu menyusui selalu memproduksi ASI. Tapi, waktu yang dibutuhkan payudara untuk mengosongkan hingga terisi kembali dengan ASI membutuhkan waktu dua jam.

Oleh karena itu, jika perusahaan memperbolehkan karyawannya memompa ASI hanya pada jam makan siang, berarti mengganggu (laktasi), karena sistem pemberian ASI tidak berjalan.

Bila payudara tidak dikeluarkan lebih dari dua jam, ASI akan keluar dan bocor. Hal ini dapat membuat ibu tidak nyaman saat melahirkan.

Hormon yang mempengaruhi proses persalinan yaitu prolaktin dan oksitosin yang terus dikeluarkan karena diproduksi. Oleh karena itu, bila tidak disuntikkan atau dikeluarkan, yang ada di belakangnya adalah hormon stres, kortisol, dan sebagainya.

“Jadi mereka tidak nyaman lagi, hormon stres naik, tidak bisa produktif. Makanya penelitian menunjukkan pekerja yang tidak menyusui secara eksklusif saat bekerja 1,5 kali lebih produktif,” pungkas Ray.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *