Thu. Sep 19th, 2024

Siapkan Model Baru, Megawati: Visi Misi Kader PDIP yang Maju di Pilkada 2024 Harus dari Partai

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Ketum PDIP) Megawati Soekarnoputri meluncurkan cetak biru baru visi misi partai secara keseluruhan bagi kader peserta pemilu daerah atau kontestasi pilkada 2024.

Menurutnya, model baru ini diharapkan agar setiap kandidat tidak perlu membuat visi dan misi saat bersaing di pilkada. Oleh karena itu, seluruh visi dan misi yang diusung para calon sejalan dengan semangat partai, kata Megawati.

“Saya ingin ada contohnya nanti, kalau tidak ada pilkada, kita harus buat visi misi, visi misi partai. Kalau ada yang tidak setuju, tidak akan terjadi,” Megawati Soekarnoputri di PDIP Nasional ke-5 Rapat Kerja, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5).

Ia mengatakan, format tersebut dirancang agar setiap calon pilkada, hingga kepala desa, memahami tujuan partai.

Sebab, menurut Megawati, calon kader PDIP selama ini kerap memunculkan visi dan misi yang tidak sesuai dengan partai.

“Kalau dari orang lain, saya tidak mau urus, terserah, tapi seperti sekarang, kalau bukan dari masyarakat kita, saya nonton Perenang Kinnik, Blang Wanteng Vuwa,” canda Megawati.

“Kalau nanti ditanyakan, saya ingin sekali bicara dengan kepala desa. Seberapa baik Anda membuat visi misi?

Oleh karena itu, Megawati menegaskan, setiap visi dan misi yang dirumuskan PDIP sejalan dengan model pembangunan universal dan terencana yang diusung presiden pertama Indonesia, Sukarno.

“Kami bisa mempertanggungjawabkan tindakan operasi itu, karena memang itu yang seharusnya dilakukan Bun Curno, tapi ketika Puck Harto mengubahnya, itu disembunyikan.

 

Padahal, menurut Megatim, ada 600 dokter yang terlibat dalam rencana Sukarno saat itu. Oleh karena itu, ia berharap cita-cita besar Soekarno dapat terwujud hingga terciptanya konsep yang universal dan terencana.

“Baru setelah itu, ketika saya membedah tim dan mencari apa yang disembunyikan, saya berkata, wah lihat ini, memalukan sekali, itu dilakukan karena mereka bilang sudah selesai, ya, ya. Jamannya Cournot, tapi dia menghasilkan 600 dokter, lho itu tidak benar,” jelas Megawati.

Sebagai informasi, Rapat Kerja Nasional PDIP V akan digelar pada 24-26 Mei 2024 di Stadion Internasional Beach City Ancol, Jakarta.

Rapat Aksi Nasional tahun ini akan mengangkat tema ‘Satyama Eva Jayate: Kebenaran Akan Menang’ dan subtema ‘Kekuatan Persatuan Masyarakat dalam Kebenaran’.

Peserta yang berjumlah 4.858 orang terdiri dari aktivis DPP partai, ketua, sekretaris, bendahara partai DPD dan DPC, anggota DPR RI, lembaga dan seksi partai, ketua, sekretaris, bendahara, dewan provinsi, anggota dewan DPLN kota dan daerah dari 16 negara. DPRD, Ketua dan Wakil Ketua PDIP daerah, serta calon anggota terpilih DPR RI non-calon Pemilu 2024 juga turut hadir langsung dalam Rakernas ke-5 partai tersebut.

 

Koresponden: Bachtiarudin Alam (Merdeka.com)

 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) (Ketum) Megawati Soekarnoputri kembali menyampaikan pidato politik di penghujung Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Ancol, Ancol, Minggu (26/5/2024).

Dalam pidato politiknya, Megawati meminta kader PDIP mendidik masyarakat memilih pemimpin yang tepat. Jadi jangan sampai masyarakat Indonesia salah memilih pemimpin.

“Tolong ajari rakyat, rakyat butuh pertolongan, haus akan bimbingan, sudahkah diajarkan hak memilih pemimpin? Itukah yang aku ajarkan padamu, ayah, untuk menjadi seorang pemimpin? Saya berbicara Java karena waralaba saya. Kados pundi buk di lingkungan itu “Orang-orang kecil Golekono yang Tresno nyanyikan dengan baik,” kata Megawati.

Menurut Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) ini, seorang pemimpin harus percaya dan tidak mudah putus asa dengan kemajuan bangsa lain.

“Jadi apa, makanya seorang pemimpin merasakan bagaimana bangsanya, jadi jangan minder, bermental pengikut, lihat perkembangan bangsa lain dan mudah terpengaruh, maka itu seperti mengukur bangsa. Sikap mandiri, ikuti kami,” kata Megawathi Soekarnoputri.

 

Megawati menyinggung fenomena masyarakat Indonesia yang membicarakan budaya asing, seperti penggunaan gestur jari cinta yang sering dilakukan para idola Korea Selatan.

Makanya tadi saya bilang, ibu-ibu mejeng terus begitu (menunjukkan jari sebagai tanda cinta), apa itu sarangay? Dia sudah orang Korea, katanya.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bangga dengan tradisi dan penggunaan bahasanya.

“Mendingan memang mau ngomong kayak emmuah (penghapusan gess), I love you. Bukan hinaan, ini untuk orang Korea. Kita punya budaya sendiri, jadi kebebasan itu selamanya,” kata Megawati. .

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *