Sat. Sep 28th, 2024

Soto Kudus, Kuliner Lezat yang Menyimpan Makna Mendalam

matthewgenovesesongstudies.com, Kudus – Sesuai dengan namanya, Soto Kudus merupakan masakan Soto yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Resep ini mirip dengan daging sapi yang dipotong dadu.

Seperti soto kebanyakan, seporsi Soto Kudus juga mengandung bihun, kol, tauge, daun seledri, dan bawang goreng. Tak lupa, jus buah dan beberapa jus buah juga menambah cita rasa Soto Kudus.

Soto Kudus memiliki banyak bumbu. Saat penyajiannya, sebagian besar pecinta ikan ini menambahkan sate puyuh, paru kerbau, atau gorengan sebagai toppingnya.

Soto Kudus tidak hanya enak, namun juga memiliki makna indah yang dalam. Dilansir indonesiakaya.com, kehadiran Soto Qudus tak lepas dari sejarah panjang penyebaran Islam dan keyakinan lama yang diusung Sunan Qudus Syed Jafar Shadiq Azmathan atau lebih dikenal dengan Sunan Qudus.

Kota Qudus awalnya bernama Kota Tayug. Pada masa Sunan Qudus, namanya diubah menjadi Qudus.

Nama Qudus berasal dari bahasa Arab Al-Quds yang berarti kesucian. Quds kemudian dituturkan oleh masyarakat Jawa dengan sebutan Kudus.

Mengutip dari Sunan Qudus: Dinamika Pembelajaran, Tradisi dan Kebudayaan di Kudus, Jawa Tengah, 1990-2015 oleh Rahmawati Juliana Nurhayu, saat menyampaikan ceramahnya di Kudus, Sunan Qudus menggunakan prinsip pertunjukan ceramah Wali Songo, yaitu prinsip Mauiz. memiliki musim yang indah.

Artinya penyampaian ajaran Islam disesuaikan dengan budaya dan kepercayaan penduduk setempat. Konsep dakwah yang digunakan Sunan Quddus saat itu adalah menunjukkan sikap memaafkan kepada non-Muslim melalui seni, sosial, dan budaya.

Sunan Quddus memahami dan menghormati bahwa dalam agama Hindu yang merupakan agama mayoritas penduduk saat itu terdapat ajaran Ahimsa, Ahisha atau Ahinsa. Kata Sansekerta ini berarti tanpa kekerasan, seperti belajar untuk tidak menyakiti atau membunuh hewan, termasuk sapi.

Bagi umat Hindu, sapi merupakan hewan yang dianggap suci. Sapi juga dipercaya sebagai dewa dan dapat memenuhi segala kebutuhan manusia. Padahal, sapi merupakan lambang kendaraan Dewa Siwa, dewa bumi.

Meski sapi merupakan hewan halal untuk dikonsumsi umat Islam, namun demi menghormati umat Hindu dan menjaga toleransi umat beragama, Sunan Quds melarang pengikutnya untuk menyembelih sapi. Larangan ini juga berlaku saat perayaan Idul Adha.

Belakangan sapi-sapi tersebut digantikan oleh sapi. Sejarah ini juga yang menjadi alasan mengapa Soto Kudus selalu menggunakan daging sapi dan bukan daging sapi.

 

Penulis: Resla

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *