Mon. Sep 16th, 2024

SPK: Mayoritas Dosen Terima Gaji Bersih Kurang dari Rp3 Juta, Dosen Swasta Bahkan Hanya Rp2 Juta

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Survei yang dilakukan Serikat Pegawai Kampus (SPK) pada kuartal I 2023 mengungkapkan mayoritas guru menerima gaji tak kurang dari 3 juta dolar. Gaji ini berlaku bahkan bagi mereka yang telah mengabdi dalam jangka waktu lama, hingga enam tahun atau lebih.

“Ada perasaan luas di kalangan guru bahwa mereka kurang dihargai dan bisa mendapat penghasilan lebih besar di tempat lain, sehingga mempengaruhi motivasi dan partisipasi mereka dalam tanggung jawab mengajar,” kata Fajri Siregar, anggota kelompok penelitian dan pengembangan serikat kampus untuk pengarahan strategi politik dan pers rilis. Acara pembacaan tersebut bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada Rabu, 2 Mei 2024.

Situasi ini memaksa banyak guru untuk melakukan pekerjaan lain dan menghalangi mereka untuk berkonsentrasi pada pekerjaan penting mereka dan dapat menurunkan kualitas pendidikan. Lebih buruk lagi, guru di universitas swasta lebih rentan terhadap upah rendah, dan tujuh kali lebih besar kemungkinannya untuk memperoleh penghasilan kurang dari Rp 2 juta.

Riset tersebut juga mengungkap data bahwa sekitar 61 persen responden, termasuk guru dan profesor, menilai kompensasi yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja dan keterampilannya. Hal ini berdampak pada kerja guru di kampus.

Kondisi sosial yang memadai bagi guru dan guru tidak dapat dipisahkan dari politik pada tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diperparah dengan kisruhnya pengelolaan lembaga yang menjadi sandaran guru.

Status lembaga negeri seperti perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, badan hukum perguruan tinggi negeri, departemen dan lembaga pemerintah mempengaruhi status guru dan guru besar. Selain itu, status mereka, baik pegawai pemerintah maupun pegawai perguruan tinggi, menjadi faktor utama yang mempengaruhi gaji yang mereka terima.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Prof. Kosuke Mizuno dan SYNDICATION membacakan lima tuntutan kepada pemerintah sebagai anggota. SPK juga memberikan masukan mengenai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan profesor di Indonesia.

SPK dalam siaran persnya menuntut kenaikan gaji pokok guru, khususnya yang berstatus PNS, harus ditingkatkan secara signifikan agar bisa setara dengan tenaga profesional dengan pendidikan sejenis. Kemudian, kita akan mendorong penetapan gaji berdasarkan izin daerah (UMR) untuk menjamin kesetaraan dan kecukupan di seluruh Indonesia.

SPK juga menuntut agar evaluasi terhadap kinerja guru dan guru besar, termasuk tridharma perguruan tinggi ditinjau ulang, dinilai tidak sebanding dengan gaji yang diberikan. SPK menilai perlunya pemberdayaan dan transparansi di tingkat kelembagaan untuk menjamin akuntabilitas perguruan tinggi dalam pengelolaan sumber daya, termasuk pemberian jaminan bagi guru dan organisasi serta negosiasi gaji.

Yang paling penting adalah perubahan kebijakan, sehingga perlu dilakukan reformasi peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan nasional untuk memberikan sistem gaji dan tunjangan guru yang jelas.

“Kami mendorong reformasi mendasar terhadap kebijakan yang mempengaruhi kepentingan tenaga akademik, untuk memastikan gaji dan kondisi kerja mereka adil, kompetitif dan sesuai dengan kualitas pendidikan dan penelitian,” kata Fajri menutup.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) setiap tanggal 2 Mei. Diambil dari News Channel matthewgenovesesongstudies.com, Jumat 3 Mei 2024, Jokowi mengatakan pendidikan di Indonesia terus berkembang dan membaik dari waktu ke waktu.

“Sejak zaman Ki Hajar Dewantara hingga era digital ini, pendidikan terus berkembang dan berkembang,” kata Jokowi, Kamis, 2 Mei 2024 melalui akun Instagram @joke.

“Selamat Hari Pendidikan Nasional, saya berharap semangat kemajuan pendidikan terus terpancar melalui segala kegiatan dan teknologi yang kita kembangkan,” ujarnya.

Selain Jokowi, Ketua Senat RI Puan Maharani juga menyinggung persoalan lingkungan pendidikan dan sumber daya manusia (tinggi) pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024. Kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah. Kami mendorong Pemerintah untuk terus mengevaluasi kinerja pendidikan untuk memastikan semua anak mendapatkan pendidikan yang layak.

Puan juga memperkuat infrastruktur pendukung pendidikan, khususnya di daerah 3T, karena masih sedikit anak yang kesulitan mengakses sekolah karena jarak yang jauh atau kurangnya infrastruktur. Minimnya infrastruktur teknologi di daerah terpencil juga dinilai menjadi tantangan dalam dunia pendidikan.

“Kita tidak ingin anak-anak yang bisa menjadi generasi penerus bangsa terpinggirkan dan tidak berkembang karena rendahnya pendidikan. Kita sering melihat permasalahan anak-anak putus sekolah karena alasan seperti ini,” kata Puan.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, masih banyak tantangan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Menurutnya, kinerja sistem pendidikan Indonesia saat ini kurang menggembirakan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator seperti rendahnya prestasi siswa dalam bidang literasi, sains dan matematika, belum terselesaikannya permasalahan kesejahteraan guru, dan terbatasnya akses terhadap pendidikan tinggi di tanah air.

“Sungguh ironis bahwa tantangan-tantangan besar ini tampaknya dihadapi oleh politik keterlibatan masyarakat sipil tingkat tinggi dan sempit di bidang pendidikan,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *