Mon. Sep 16th, 2024

Staf PBB: 6 Bulan Perang Israel Vs Hamas Palestina di Gaza Penuh Kesedihan dan Siksaan, 33.137 Orang Tewas

matthewgenovesesongstudies.com, Gaza – Enam bulan telah berlalu sejak perang antara Israel dan Hamas Palestina di Gaza. Sabtu 6 April 2024 menandai terjadinya apa yang dianggap sebagai salah satu konflik paling dahsyat, mematikan, dan tanpa ampun di abad ke-21.

“Enam bulan kemudian, perang di Gaza adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan,” kata Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dikutip VOA Indonesia, Senin (4/8 ) /2024).

Dalam pernyataannya pada Sabtu (6/4), Griffiths mengakui penderitaan dan penderitaan rakyat Palestina dan Israel sejak Hamas melancarkan serangan teroris pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Dalam serangan tersebut, 1.200 orang tewas dan lebih dari 240 sandera disandera.

Griffiths mengatakan bahwa “bagi masyarakat Gaza, perang enam bulan terakhir telah membawa kematian, kehancuran dan sekarang kemungkinan terjadinya kelaparan akibat ulah manusia”. Dia mencatat bahwa bagi orang-orang yang terkena dampak kengerian serangan Hamas yang berkepanjangan, ini adalah “masa kesedihan dan kecemasan selama enam bulan.”

Dalam permohonannya untuk melakukan gencatan senjata, Griffiths mengatakan “setiap detik berarti untuk mengakhiri perang ini” karena perang tersebut merenggut lebih banyak nyawa warga sipil dan “terus menabur benih masa depan yang dibayangi oleh konflik yang tiada henti ini”.

Griffiths mengatakan eskalasi perang lebih lanjut di Gaza adalah “prospek yang tidak masuk akal”.

Dia mengatakan, “hatinya tertuju pada keluarga mereka yang terbunuh, terluka atau disandera, dan mereka yang menghadapi rasa sakit khusus karena penderitaan yang tidak disadari dari orang yang mereka cintai.”

“Tidak cukup perang enam bulan hanya menjadi momen kenangan dan duka,” ujarnya. “Hal ini juga harus memicu tekad kolektif bahwa pengkhianatan terhadap kemanusiaan harus dilawan.”

 

Sejak 7 Oktober, Israel telah menyerang daerah kantong tersebut, menewaskan 33.137 orang, termasuk lebih dari 13.000 anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan Associated Press.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara korban sipil dan korban perang dalam perhitungannya. Namun disebutkan bahwa dua pertiga dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

70% persen penduduk Palestina di Gaza mengungsi di daerah kantong tersebut, dan sekitar setengah dari penduduknya tinggal di kota paling selatan Gaza, Rafah.

Kelaparan di depan mata Anda

Makanan menjadi langka di Gaza karena bantuan kemanusiaan hampir tidak mencapai wilayah tersebut. Menurut PBB, kelaparan mengancam dan hanya sedikit warga Palestina yang bisa meninggalkan wilayah yang terkepung.

Sebanyak 31 persen anak di bawah usia 2 tahun mengalami kekurangan gizi akut di Gaza utara.

 

 

 

Sementara itu, Hamas terus menolak melepaskan sekitar 100 sandera yang masih ditahan.

Pada 14 Februari 2024, 112 sandera telah dikembalikan ke Israel hidup-hidup. Jumlah tersebut terdiri dari 105 orang yang dibebaskan berdasarkan perjanjian pertukaran tawanan, empat orang yang dibebaskan secara sepihak oleh Hamas, dan tiga orang yang diselamatkan oleh Pasukan Pertahanan Israel.

Sebanyak 36 sandera dipastikan tewas dalam penawanan Hamas.

Banyak warga Israel khawatir bahwa dunia telah melupakan para sandera dan secara rutin mengadakan protes anti-pemerintah yang menuntut pemerintah Israel menegosiasikan kembalinya para sandera dari penawanan.

 

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak para pemimpin Mesir dan Qatar pada Jumat (4 Mei) untuk menekan militan Hamas agar menyetujui gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan penyanderaan menjelang putaran pembicaraan baru pada akhir pekan di Kairo.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Bill Burns akan memimpin delegasi AS untuk melakukan pembicaraan antara Hamas dan Israel di Kairo, Mesir.

Berdasarkan proposal terbaru, Israel dan Hamas akan menyetujui gencatan senjata selama enam minggu dengan imbalan pembebasan sandera yang sakit, lanjut usia, dan terluka yang ditahan oleh Hamas.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *