Mon. Sep 16th, 2024

Strategi Bank Indonesia Genjot Pertumbuhan Kredit

matthewgenovesesongstudies.com, Samosir – Untuk mendorong pertumbuhan kredit di Indonesia, Bank Indonesia (BI) memperkuat kebijakan Stimulus Likuiditas Makroprudensial (KLM). Penguatan ini dilakukan dengan menambahkan cairan dan medan.

Ngroho Joko Prasto, Kepala Kelompok Sektor Keuangan, Departemen Kebijakan Makro BI, mengatakan penambahan sektor tersebut bertujuan untuk memperluas cakupan sektor prioritas. 

Sektor-sektor tersebut antara lain sektor pendukung, real estate konstruksi dan manufaktur, ekonomi kreatif, payung, kata Joko dalam jumpa pers di Kabupaten Samosir, Sumut, Minggu .” (28 April 2024).

Sektor tambahan ini akan mulai mendapat insentif pada 1 Juni 2024. Insentif yang ditawarkan tetap sebesar 4%.

“Sektor ini dipilih karena dapat memberikan manfaat ekonomi dan bebas risiko serta mendukung ekonomi hijau dan program pemerintah,” kata Joko.

Tak hanya memperluas jangkauan sektor, Bank Indonesia juga akan memberikan tambahan likuiditas kepada perbankan sebesar Rp81 triliun sehingga total stimulus menjadi Rp246 triliun dari awal penerapan Rp165 triliun.

Sementara itu, Joko berharap laju pertumbuhan kredit perbankan yang meningkat 12,4% hingga Maret 2024 tetap terjaga agar tidak kembali terpuruk.  Banyak perusahaan yang membutuhkan sumber permodalan baru dan penyaluran kredit yang dinamis kembali

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat pada Februari 2024, kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Corporate Finance sebesar 11,1%, berada di atas level SBT sebesar 6,5% pada Januari 2024.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Harivono pada Kamis, 21 Maret 2024 mengatakan: “Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan di bidang agrobisnis, informasi dan telekomunikasi (LU) serta real estate”.

Irwin menjelaskan, pembiayaan usaha sebagian besar bersumber dari dana sendiri, disusul fasilitas alokasi keluar, dan pendanaan dari perbankan dalam negeri.

 

 

 

Pada kelompok rumah tangga juga terindikasi adanya kebutuhan pembiayaan baru pada Februari 2024 yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dengan mayoritas pembiayaan berasal dari bank umum.

“Selain bank, sumber pembiayaan utama yang disukai rumah tangga adalah sewa dan koperasi,” ujarnya.

Di sisi lain, alokasi kredit baru perbankan pada Februari 2024 juga diperkirakan meningkat sebesar SBT sebesar 54,1%, lebih tinggi dibandingkan SBT pada Januari 2024 sebesar 24,5%.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru antara lain permintaan pendanaan dari nasabah, prospek kondisi perekonomian dan moneter ke depan, serta tingkat persaingan usaha dengan bank lain.

Sedangkan pada triwulan I 2024, usulan alokasi kredit baru perbankan diperkirakan akan terus bertambah, ”pungkasnya.

 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menetapkan suku bunga sekitar 6,25% pada April 2024. Keputusan ini diambil usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang digelar pada 23 dan 24 April 2024.

Rapat Dewan Komisaris Bank Indonesia pada tanggal 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%, dan suku bunga pinjaman meningkat sebesar 25 basis poin. menjadi 7%,” kata Gubernur BI Perry Varjeo pada konferensi pers hasil RDG April 2024 yang disiarkan, Rabu (23 April 2024).

Gubernur BI mengatakan kenaikan suku bunga ini untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupee dalam menghadapi memburuknya risiko global, serta sebagai langkah pencegahan dan ke depan untuk memastikan inflasi. Inflasi pada tahun 2024 dan 2025 tetap sebesar 2,5+-1%. konsisten dengan sikap kebijakan moneter yang mendukung stabilitas.

Sementara itu, kebijakan makro dan sistem pembayaran tetap berada pada jalur pertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lanjutnya.

“Selain itu, kebijakan kapitalisasi besar juga dilakukan untuk mendorong kredit bank kepada dunia usaha dan rumah tangga,” jelas Pierre Vargio.

“Kebijakan sistem pembayaran terus memperkuat keandalan infrastruktur sistem pembayaran dan struktur industri, serta memperluas adopsi digitalisasi sistem pembayaran,” jelasnya.

Ia menambahkan, “Untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makro, dan sistem pembayaran.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *