Sat. Sep 28th, 2024

Studi: Gangguan Pendengaran dan Penglihatan Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Orang dewasa di atas 65 tahun yang mengalami kehilangan penglihatan memiliki risiko hampir 50 persen lebih tinggi terkena demensia.

Jika masalah penglihatan ini diperbaiki, risikonya berkurang drastis, seperti dikutip Channel News Asia, Minggu (18/08/2024).

Hal ini berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Komisi Internasional untuk Pencegahan Demensia, yang memasukkan gangguan penglihatan ke dalam 14 faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi.

Faktor risiko lainnya termasuk merokok, diabetes, isolasi sosial, dan tekanan darah tinggi.

Para ahli mengatakan gangguan penglihatan bukanlah hal yang mengejutkan, apalagi mengingat gangguan sensorik lain yang juga dikaitkan dengan demensia, yaitu gangguan pendengaran, juga masuk dalam daftar tersebut.

Inilah yang perlu Anda ketahui tentang bagaimana gangguan penglihatan dan pendengaran dapat meningkatkan risiko demensia, dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?

Bagaimana masalah penglihatan dan pendengaran dapat menyebabkan demensia

Orang dengan masalah sensorik memiliki kelemahan, yaitu lemahnya rangsangan pada zona atrofi, kata Gill Livingston, profesor psikiatri di University College London, yang mengetuai Komisi Pencegahan Demensia.

Area otak yang memproses informasi pendengaran berada dekat dengan area yang paling terkena penyakit Alzheimer.

“Karena aktivasi area tertentu di otak berkurang, laju atrofi di area tersebut menjadi lebih cepat,” kata Dr. Frank Lin, profesor otorhinolaryngology di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

“Hal ini memiliki efek yang berjenjang pada area lain dari fungsi dan struktur otak.”

Selain itu, orang yang mengalami demensia di masa dewasa cenderung menarik diri dan kurang terlibat dalam aktivitas sosial.

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa kesepian secara fisik dapat mengubah pikiran manusia dan diketahui merupakan faktor risiko demensia.

“Kehilangan penglihatan berarti Anda tidak bisa pergi ke pesta,” kata Natalie Phillips, profesor psikologi di Concordia University di Montreal.

“Gangguan pendengaran berarti Anda pergi ke pesta, tetapi duduk di pojok dan tidak berbicara dengan siapa pun.”

Kehilangan pendengaran dan penglihatan juga dapat mempercepat gejala demensia pada tahap awal.

Penglihatan kabur atau suara tidak jelas memerlukan lebih banyak kekuatan otak, sehingga menyisakan lebih sedikit sumber daya untuk memori dan kognisi sehari-hari.

Hal ini dapat menyebabkan gejala demensia muncul lebih cepat jika mereka sudah mengidap kelainan tersebut, kata Dr. Hidupston.

Langkah pertama untuk menyelesaikan suatu masalah adalah dengan menguji.

Untuk mengevaluasi kesehatan mata Anda, buatlah janji dengan dokter spesialis mata dan lakukan pemeriksaan mata dengan bola mata yang melebar setahun sekali, dokter menyarankan.

Anda dapat menemui audiolog atau dokter telinga, hidung dan tenggorokan untuk tes pendengaran.

Atau jika ingin melakukannya di rumah, kata dokter, aplikasi tes pendengaran gratis biasanya memberikan hasil yang akurat.

Jika Anda memiliki masalah pendengaran atau penglihatan, segera obati masalah tersebut. Beberapa kondisi mata, seperti katarak, mungkin memerlukan pembedahan, namun prosedurnya relatif cepat dan non-invasif.

Memperbaiki gangguan pendengaran semakin mudah karena alat bantu dengar kini tersedia secara bebas.

Memperbaiki masalah ini tidak hanya akan mengurangi risiko demensia, tetapi juga meningkatkan kehidupan sehari-hari Anda.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *