Sun. Sep 8th, 2024

Suka Cita Warga Purwakarta dan Subang Ikut Peresmian Jembatan Cihambulu

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pembangunan Jembatan Cihambulu yang menghubungkan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang diharapkan selesai sebelum Idul Fitri 2024.

Kini warga Purwakarta dan Subang bisa melintasi jembatan tersebut dengan aman dan nyaman. Seperti diketahui, dana pribadi Kangdedi Mulyadi (KDM) digunakan untuk perbaikan jembatan tersebut.

Awalnya, jembatan tersebut hanya memiliki satu jalur lalu lintas karena dalam enam tahun terakhir mengalami kerusakan dan membahayakan pengguna jalan. Pembangunannya telah selesai dan dibuka sendiri oleh Dedi Mulyadi pada Kamis, 4 April 2024.

Ribuan warga Desa Purwakarta dan Subang yang mayoritas menggunakan jembatan tersebut berkumpul menyaksikan pembukaan.

Dalam sambutannya, KDM mengatakan tempat yang semula bernama Jembatan Cihambulu kini berganti nama menjadi Sasak Bodas atau Jembatan Putih dalam bahasa Indonesia.

“Setelah Idul Fitri semuanya akan dicat putih. KDM mengatakan, “Kemudian lampu Setok akan kita pasang dekorasinya agar terang dan indah,” mendapat tepuk tangan meriah dari warga.

Menurut dia, perbaikan jembatan tersebut masih menjadi kewajiban kontraktor. Namun, kontraktor belum merehabilitasinya.

Oleh karena itu, jika nantinya kontraktor membayar uang kepada negara, maka uang tersebut harus dibayarkan kepada KDM.

“Negara yang harus membayar saya karena saya yang membersihkan, bukan kontraktor. Nantinya uang itu digunakan untuk beton jalan yang belum selesai hingga menyelesaikan semuanya, ujarnya.

Sebagai tanda penghormatan, KDM mengundang istri Kepala Desa Chijunti sebagai sosok perempuan dan menebang pohon bambu sebagai simbol dibukanya jembatan tersebut.

Sementara itu, warga kedua kotamadya yang hadir merasa senang karena kini mereka tidak perlu lagi khawatir untuk melintasi jembatan tersebut. Karena jembatan ini merupakan akses utama penghubung kedua kawasan sehingga dapat menghemat waktu.

Beberapa warga yang secara sukarela membawakan tumpeng juga terlihat menangis kegirangan. Thumpeng sengaja membawanya sebagai tanda terima kasih.

Thumpeng dibagikan sebagai menu berbuka kepada pengunjung dan disantap bersama.

“Alhamdulillah. Sekarang saya bisa lewat lagi. Hal ini menyebabkan masyarakat membawa tumpeng untuk mengucap syukur dan puasa bersama,” kata Mak Eneng sambil menangis.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *