Thu. Sep 19th, 2024

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Januari-Juli 2024 Turun, BPS Kasih Penjelasan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari hingga Juli 2024 menyempit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata Badan Pusat Statistik (BPS).

“Sampai Juli 2024, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$15,92 miliar atau turun US$5,28 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Vidyashanth pada konferensi pers BPS, Kamis (15/8/2024)

Jika dilihat lebih dekat secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar USD 28,16 miliar atau sekitar USD 3,75 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, defisit perdagangan migas melebar menjadi $12,24 miliar atau $1,54 miliar pada Januari-Juli 2023.

Kemudian, berdasarkan negara per negara, defisit neraca perdagangan nonmigas kumulatif terbesar dengan Tiongkok adalah $7,12 miliar pada Juli 2024.

Sementara itu, Amalia menyebutkan nilai ekspor mencapai 22,21 miliar dolar AS pada Juli 2024, meningkat 6,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sama halnya dengan ekspor, nilai impor Indonesia pada Juli 2024 juga mencapai 21,74 miliar dolar AS, lebih tinggi 17,82 persen dibandingkan Juni 2024 atau lebih tinggi 11,07 persen dibandingkan Juli 2023.

“Pada Juli 2024, impor diproyeksikan tumbuh sebesar 21,74 miliar dolar AS atau 17,82 persen,” tutupnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan surplus US$470 juta pada Juli 2024. Artinya, sejak Mei 2020, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturut-turut.

“Pada bulan Juli 2024, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 0,47 miliar dolar AS atau turun secara year-on-month sebesar 1,92 persen,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Vidyashanth pada konferensi pers BPS, Kamis (15/8/2024)

Amalia mengatakan, surplus Juli ini lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu di tengah kenaikan harga komoditas.

Surplus neraca nonmigas pada Juli 2024 lebih rendah dibandingkan bulan lalu dan bulan yang sama tahun lalu, ujarnya.

Selain itu, surplus pada bulan Juli 2024 ditopang oleh komoditas migas yang surplus sebesar $2,61 miliar, dengan bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, serta besi dan baja menjadi komoditas utama yang menopang surplus tersebut.

Sementara itu, neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar USD 2,13 miliar yang berkontribusi terhadap defisit komoditas minyak dan minyak mentah.

Defisit perdagangan migas pada Juli 2024 lebih dalam dibandingkan bulan lalu atau bulan yang sama tahun lalu, ujarnya.

Berikut tiga negara penyumbang surplus terbesar pada Juli 2024, antara lain Amerika Serikat sebesar $1,273 miliar, India sebesar $1,234 miliar, dan Filipina sebesar $742,9 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor senilai USD 22,21 miliar pada Juli 2024, meningkat 6,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Pada Juli 2024 nilai ekspor mencapai US$ 22,21 miliar atau meningkat 6,55 persen dibandingkan Juni 2024,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Vidyashanth pada konferensi pers BPS, Kamis (15/8/2024)

Rinciannya, nilai ekspor migas meningkat sebesar 1,42 miliar USD atau 15,57 persen. Nilai eksportir nonmigas pun meningkat 5,98 persen menjadi 20,79 miliar dolar AS.

Peningkatan ekspor secara bulanan pada Juli 2024 terutama didorong oleh ekspor migas yang meningkat sebesar 3.973,44 persen dengan pangsa sebesar 3,32 persen yang disebabkan oleh peningkatan komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS26).

Selain itu, logam mulia dan perhiasan atau batu mulia (HS 71) mengalami kenaikan sebesar 51,11 persen sebesar 1,28 persen, sedangkan mesin dan peralatan listrik serta bagiannya (HS 85) mengalami kenaikan sebesar 14,89 persen sebesar 0,81 persen.

Sementara itu, peningkatan ekspor migas terutama disebabkan oleh peningkatan nilai ekspor minyak sebesar 0,82 persen,” ujarnya.

Secara tahunan, nilai ekspor meningkat sebesar 6,46 persen pada Juli 2024. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor nongas, khususnya logam mulia dan permata (HS 71); Bijih logam, terak dan abu (HS 26) serta kakao dan hasil olahannya (HS 18).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *