Thu. Sep 19th, 2024

Tak Cuma di Bumi, Ini 6 Fakta Menarik Gempa di Bulan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bumi bukan satu-satunya tempat yang mengalami gempa. Seperti Bumi, Bulan secara alami juga mengalami gempa bumi.

Osilasi bulan atau osilasi bulan adalah getaran bulan yang disebabkan oleh variasi suhu. Kekuatan gempa di bulan lebih kecil dibandingkan di Bumi, berkisar antara 3 hingga 5.

Berdasarkan laman resmi NASA, Rabu (5/1/2025), getaran bulan kali ini disebabkan oleh gaya gravitasi bumi. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai fluktuasi pasang surut dan fluktuasi suhu.

Permukaan bulan merupakan lingkungan yang keras dengan suhu antara minus 133 dan minus 121 derajat Celcius di bawah sinar matahari langsung. Selama musim dingin dan cuaca panas, seluruh permukaan Bulan mengembang dan berkontraksi.

Aktivitas manusia juga dapat menyebabkan gempa bumi di Bulan. Pendaratan Apollo 17 di bulan menyebabkan lebih dari 50 gempa bumi.

NASA pertama kali merilis laporan aktivitas seismik di Bulan selama misi Apollo. NASA mengirimkan detektor gempa, atau seismometer, dalam misi mendeteksi getaran.

Setelah mendarat di permukaan bulan, para ilmuwan menemukan banyak tanda aktivitas seismik. Di bawah ini ada beberapa fakta menarik mengenai Gempa Bumi atau Gempa Bulan.

1. Astronot menempatkan seismometer pada misi Apollo

Untuk mendeteksi gempa bumi di bulan, ilmuwan memerlukan alat bernama seismometer. Pada tahun 1969 hingga 1972, para astronot yang tergabung dalam misi Apollo mengerahkan lima seismometer ke beberapa lokasi di permukaan bulan.

Sensor gempa telah beroperasi di bulan sejak tahun 1977, ketika Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menempatkan seismometer pertama di bulan selama misi Apollo 11.

Para ilmuwan memantau aktivitas seismik yang terekam di Bumi menggunakan seismometer. Mereka terus mengumpulkan data dan mengkaji.

 

2. Tercatat 12.000 gempa bumi

Seismometer yang ditempatkan di banyak wilayah Bulan telah aktif merekam aktivitas seismik sejak tahun 1977. Seismometer Apollo telah mencatat lebih dari 12.000 getaran di bulan.

Selain itu, merujuk pada Britannica, Rabu (1/5/2025), pengoperasian perangkat ini mendeteksi setidaknya 600 hingga 3 ribu gempa per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa gempa bumi sering terjadi di bulan.

3. Daya rendah

Gempa bulan tidak sekuat gempa bumi. Satelit alami bumi mengalami gempa berkekuatan 3 hingga 5 skala Richter.

Beberapa di antaranya berulang saat kita memasuki fase aliran akibat gravitasi bumi. Salah satu penyebab goyangan bulan adalah gravitasi bumi.

4. Dibagi menjadi 4 kategori

Para ilmuwan telah mengidentifikasi beberapa jenis gempa yang sering terjadi di Bulan. Berdasarkan data yang dikirimkan seismometer Apollo, gempa bumi yang terjadi di satelit alam bumi dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu gempa dalam, gempa dangkal, gempa tropis, dan gempa akibat serangan meteorit.

Gempa bumi termal adalah jenis gempa bumi yang diakibatkan oleh perubahan suhu ekstrem yang terjadi saat bulan bertransisi dari siang ke malam. Pada puncaknya, suhu kerak bulan mencapai 120 derajat Celsius.

Kemudian suhu turun hingga 133 derajat Celcius pada malam hari di bawah bulan. Pergantian panas dan dingin menyebabkan kerak bulan mengembang dan berkontraksi dengan cepat sehingga menimbulkan guncangan kecil.

 

5. Gempa bumi masih terjadi

Tidak ada misi seismik yang diluncurkan ke bulan sejak misi Apollo pada tahun 1970an. Namun, bukan berarti Bulan tidak mengalami gempa bumi sejak misi Apollo berakhir.

Seorang ilmuwan senior di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Smithsonian untuk Studi Bumi dan Planet mengatakan gempa bumi masih sering terlihat di Bulan saat ini. Hal ini disebabkan melemahnya gerak inti bulan.

Saat bulan menyusut, lempeng-lempeng di dalam struktur bulan terdorong ke atas, menyebabkan getaran. Tren penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Bulan telah tenggelam sekitar 50 meter selama beberapa ratus juta tahun terakhir.

6. Gempa Bumi Bulan mungkin merupakan saluran air

Fenomena bulan terjadi ketika batuan retak dan bergerak seiring dengan panas dan dinginnya bagian dalam bulan. Guncangan ini dapat membuka retakan dan retakan di permukaan bulan, sehingga memperlihatkan kantong es yang tersembunyi di permukaan.

Es ini berasal dari awal sejarah bulan, ketika masih ada air di atasnya. Kemudian air membeku dan bulan terperangkap di bawah kerak bumi saat mendingin.

Gempa bumi dapat membantu melonggarkan es, sehingga dapat diakses oleh penjelajah dan misi masa depan. Para ilmuwan percaya bahwa wilayah kutub bulan sebagian besar mengandung air dan selalu gelap dan dingin.

Karena retakan ini tidak pernah terkena sinar matahari, es di dalamnya bisa bertahan hingga miliaran tahun.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *