Sat. Sep 21st, 2024

Tak Semua Orang dengan Obesitas Bisa Menjalani Operasi Bariatrik, Apa Saja Indikasinya?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Operasi bariatrik kerap dianggap sebagai pengobatan jangka pendek untuk obesitas. Faktanya, tidak semua penderita obesitas bisa menjalani operasi ini.

Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang bertujuan untuk membantu orang yang mengalami obesitas tidak sehat (obesitas dengan indeks massa tubuh lebih dari 40) menurunkan berat badan secara permanen.

“Kita perlu mencari tahu indikasi operasi bariatrik. “Tentunya operasi bariatrik merupakan prosedur yang invasif, sehingga kami tidak akan merekomendasikan pasien untuk menjalani prosedur tersebut jika belum pernah dilakukan,” kata Tan Shot Yen, ahli gizi komunitas, menjawab pertanyaan Health matthewgenovesesongstudies.com tentang Obesitas Dunia. Berita hari ini. diskusi dengan Kementerian Kesehatan, Senin (04/03/2024).

Parameter yang menunjukkan seseorang mungkin memenuhi syarat untuk menjalani operasi bariatrik: Indeks Massa Tubuh (BMI) harus lebih besar dari 32,5. Memiliki penyakit penyerta.

“Nah, masih ada lagi, sulitnya masyarakat hidup dengan label (komorbiditas), yaitu memiliki kelainan metabolisme seperti diabetes.” , menderita tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, radang sendi, yang harus diperbaiki sebelum operasi.

“Jadi tidak seperti perut dipotong secara tiba-tiba (tiba-tiba), tentu tanda dan pepatahnya tiap orang berbeda-beda,” jelas Tan Shot Yen.  

Sementara itu, Elsye, pakar kedokteran olahraga, menambahkan opsi bagi masyarakat untuk menjalani operasi bariatrik.

“Kapan kita bisa melakukan operasi bariatrik tanpa BMI? Kita juga perlu menguji faktor nutrisi dan kebugaran jasmani.”

Elsye mengatakan, selama tiga hingga enam bulan, pasien harus mengikuti pola makan dan olahraga sesuai anjuran dokter.

Jika tidak efektif, tidak berkurang secara signifikan, dan tidak mengubah penyakit penyerta, seringkali disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter bedah untuk menjalani operasi.

Setelah operasi bariatrik, ahli bedah sering merujuk pasien ke spesialis kedokteran olahraga.

Seorang dokter olahraga akan membantu pasien mempertahankan gaya hidup aktif setelah operasi bariatrik.

“Setelah operasi, bukan berarti duduk. “Bukan alasan untuk bermalas-malasan, namun harus tetap berolahraga dan sering memantau serta terus bekerja sama dengan dokter bedah,” jelas Elsye.

Dalam pesan lainnya, Dokter Spesialis Bedah Eka Hospital BSD, Konsultan Gastroenterologi Handy Wing berpesan kepada pasien untuk mengikuti tiga kebiasaan baik pasca operasi bariatrik.

Menurutnya, pasca operasi, pasien perlu dirawat dan diawasi secara ketat oleh dokter. Tak hanya itu, pasien juga dianjurkan untuk mengikuti kebiasaan baru seperti: Mengubah pola makan dan makan. Konsumsi suplemen vitamin dan mineral. Berolahraga secara teratur.

Pasien biasanya diperbolehkan melanjutkan aktivitas fisik dan berolahraga sekitar dua minggu setelah operasi bariatrik. Tapi itu tergantung kesehatan masing-masing pasien.

“Banyak orang mengira operasi bariatrik adalah cara cepat menurunkan berat badan. Faktanya, hal itu tidak benar,” kata Handy.

“Jika kondisi Anda menghalangi Anda untuk menurunkan berat badan melalui diet atau olahraga, operasi bariatrik dapat dipertimbangkan untuk mencegah memburuknya kondisi Anda,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *